
Kementerian Kebudayaan (MOC) menggelar "Khatulistiwa 235 – Forum Sastra Asia Tenggara" pada tanggal 2-6 Maret 2018 di 3 kota, yaitu Taipei, Tainan, dan Taichung.
Nama "Khatulistiwa 235" diambil dari letak geografis Taiwan yang terletak pada 23.5 derajat rasi bintang cancer menghadap 0 derajat ke arah selatan. Para sastrawan yang berasal dari wilayah di antara 2 garis geografis imajiner ini mengalami denyut nadi sejarah yang serupa, menghirup udara maritim yang hampir sama, namun masing-masing menghasilkan karya sastra yang unik dan penuh karakter. Dalam forum sastra ini dipilih 6 karya sastrawan Asia Tenggara untuk disuguhkan kepada masyarakat Taiwan. Sebelum para penulis Asia Tenggara ini bertatap muka dengan masyarakat Taiwan, penyelenggara terlebih dahulu menggelar program perkenalan seperti "Program Penerjemahan Karya Sastra Asia Tenggara", "Panduan Menulis Karya Sastra dengan Penulis" dan "Tukang Cerita Keliling".
Kegiatan ini terdiri dari 7 kegiatan forum, dan sebuah seminar. 6 orang penulis Asia Tenggara dari Thailand, Filipina, Vietnam, Myanmar, Malaysia, dan Indonesia akan berdialog dengan sastrawan kontemporer dari Taiwan seperti Gan Yao-ming, Fang Hui-chen, Chang Ih-suan, Walis Nokan, Chung Wen-yin, Ye Mi-mi, Lee Chang-ching dan lain-lain dalam tema "Memori Pasca-Perang", "Perspektif Pulau Selatan", dan "Lanskap Sastra Tropis". Sedangkan untuk seminar yang diadakan di Taichung akan mengangkat tema "Wilayah Tropis Milik Bersama", seminar ini akan mengundang penulis serta penerbit dari Asia Tenggara dan Taiwan untuk membahas penulisan karya sastra dan penerbitan dari sudut pandang budaya kemasyarakatan masing-masing negara. Para peserta juga akan saling berbagi pengalaman serta situasi terkini sehingga dapat bersama-sama menggali peran karya sastra dan penerbit di masa depan serta peluang yang dapat dimanfaatkan.
Para penulis yang akan hadir dalam forum ini antara lain, Bao Ninh (Vietnam), Ayu Utami (Indonesia), penulis dan sutradara peraih penghargaan S.E.A Write Award, Prabda Yoon (Thailand), pujangga yang pernah meraih penghargaan sastra Palanca Awards, Carlomar Arcangel Daoana (Filipina), peraih penghargaan sastra Srikandi NUMERA Award, Norazimah Abu Bakar (Malaysia), dan Nay Phone Latt (Myanmar) yang pernah dinobatkan oleh Time Magazine sebagai salah satu dari 100 orang paling berpengaruh di dunia dan meraih Barbara Goldsmith Freedom to Write Award.