
Penghargaan Literatur Pekerja Migran ke-5 secara resmi mulai menerima pengumpulan naskah pada tanggal 15 April 2018. Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya yang hanya menerima peserta dari kalangan pekerja migran Asia Tenggara yang sedang bekerja atau pernah bekerja di Taiwan, pada penghargaan tahun ini pekerja migran di Macau, Hong Kong, Singapura dan Malaysia juga dapat menjadi peserta.
Promotor kegiatan ini, Chang Cheng, telah lama mengamati isu-isu seputar pekerja migran dari Asia Tenggara. Ia menerbitkan koran "Empat Arah", membuka toko buku, menyelenggarakan lomba menyanyi untuk melayani kebutuhan buruh migran Asia Tenggara. Penyelenggaraan acara penghargaan literatur ini juga didasari oleh tujuan yang sama.
Tujuan utama dari pemberian penghargaan ini adalah untuk memberikan kesempatan berbicara/berekspresi. Hal ini juga merupakan tujuan utama diterbitkannya koran Empat Arah, yaitu agar kalangan minoritas dapat memiliki tempat menyuarakan aspirasi mereka, dan mewujudkan masyarakat yang berkeadilan.
Literatur Taiwan tidak hanya ditulis dalam bahasa Mandarin, Holo atau Hakka. Chang Cheng mengatakan, "Semua yang ditulis oleh orang yang hidup di atas tanah ini, adalah literatur Taiwan."
Demi mengumpulkan suara dan ekspresi yang lebih beraneka ragam, ruang lingkup peserta diperluas hingga pekerja migran di Hong Kong, Macau, Singapura dan Malaysia, sehingga masyarakat Taiwan dapat melihat dan membandingkannya.
Chang Cheng mengatakan, "Masyarakat Taiwan mungkin merasa ada banyak sekali pekerja migran di sini. Pada kenyataannya jumlah pekerja migran di Hong Kong, Macau, Singapura dan Malaysia juga terus mengalami pertumbuhan, mereka telah turut memberikan kontribusi yang cukup besar pada masyarakat."
Para juri dalam acara penghargaan kali ini juga datang dari berbagai kalangan, seperti promotor "Migrant Worker Poetry Competition" Singapura, Yolanda; jurnalis Hong Kong, Su Mei-Chih; editor utama majalah "City Magazine", Chen Guan-zhong; profesor National Taiwan University jurusan ilmu humaniora, Lan Pei-chia; dan sutradara dokumenter, Hou Chi-jan. Juri untuk karya literatur dalam bahasa Asia Tenggara adalah para aktifis dan insan perfilman, teater, literatur dari Indonesia, Vietnam, dan Thailand.
Sejak pelaksanaan gelombang ke-2, pihak penyelenggara selalu mengundang juri dari kalangan generasi muda. Juri muda tersebut harus berusia antara 15-20 tahun, dan pendaftaran dibuka sampai 30 April 2018.
Pengumpulan naskah dimulai pada 15 April - 31 Mei 2018, dengan persyaratan peserta adalah pekerja migran yang sedang atau pernah bekerja di Taiwan, Hong Kong, Macau, Singapura dan Malaysia. Naskah dapat dikumpulkan dalam bahasa Indonesia, Thailand, Vietnam dan Filipina. Hadiah utama penghargaan ini adalah uang tunai sebesar NT $100 ribu. Untuk informasi lebih lanjut silahkan klik tautan berikut ini http://tlam.sea.taipei/ .