
Alex Gladstein, menjelaskan terpilihnya Taipei sebagai tuan rumah OFF adalah untuk merefleksikan pelaksanaan demokrasi dan hak asasi manusia di Taiwan yang telah memainkan peran pemimpin secara regional, selain itu di kawasan Asia Timur sedikit sekali negara demokrasi multipartai yang berkembang secara matang. (Foto oleh Taiwan Tourism Bureau)
Untuk pertama kalinya, forum internasional "Oslo Freedom Forum" (OFF) akan diselenggarakan di Taipei pada bulan November 2018 mendatang. Sebagaimana dilaporkan oleh The New York Times, di tengah maraknya aksi tekanan yang dilakukan Beijing untuk menghalangi Taiwan berpartisipasi dalam organisasi internasional, Taiwan justru terpilih dari sekian banyaknya kandidat untuk menjadi tuan rumah, dan ini merupakan untuk pertama kalinya OFF diselenggarakan di Asia.
Oslo Freedom Forum berkantor pusat di Human Rights Foundation (HRF), New York, dan setiap tahun sejak tahun 2009 organisasi tersebut mempertemukan para aktivis, filantropis, pengusaha dan pejuang hak-hak kemanusiaan di ibu kota Norwegia, Oslo.
Forum internasional yang akan digelar untuk kesepuluh kalinya ini akan dibuka pada tanggal 10 November 2018 di Kota Taipei, dan akan menghadirkan pembicara seperti Mu Sochua, politisi Kamboja yang diasingkan oleh pemerintah berkuasa; Yeonmi Park, warga Korea Utara yang melarikan diri, dan pembicara lainnya.
Anggota legislatif yang telah turut membantu agar forum ini dapat dilaksanakan di Taiwan, Hsu Yu-jen, mengatakan kegiatan ini akan sekaligus memperlihatkan posisi Taiwan sebagai contoh (role model) di tingkat regional dalam menjalankan demokrasi. Ia mengatakan, "Jika dibandingkan dengan Tiongkok Daratan yang otoriter dan sewenang-wenang, Taiwan tidak pernah berhenti memperjuangkan demokrasi, ketika Tiongkok Daratan melancarkan berbagai tekanan seperti sekarang ini, kami masih terus memperjuangkan demokrasi."
Kepala bidang strategi HRF, Alex Gladstein, menjelaskan terpilihnya Taipei sebagai tuan rumah OFF adalah untuk merefleksikan pelaksanaan demokrasi dan hak asasi manusia di Taiwan yang telah memainkan peran pemimpin secara regional, selain itu di kawasan Asia Timur sedikit sekali negara demokrasi multipartai yang berkembang secara matang.
Dalam proses pemilihan untuk menjadi tuan rumah OFF, Taiwan menghadapi persaingan dari Korea Selatan. Alex Gladstein mengatakan, "Situasi politik di Taiwan bagi aktivis hak-hak kemanusiaan saat ini jauh lebih baik daripada di Korea Selatan."
Selain Mu Sochua dan Yeonmi Park, pembicara lainnya yang akan hadir sebagai pembicara dalam OFF tahun ini adalah aktivis pembela hak LGBT dari Mesir, Omar Sharif Jr; koresponden sekaligus kepala kantor berita BuzzFeed News untuk Tiongkok, Megha Rajagopalan; serta aktivis demokrasi dan hak asasi manusia dari Rusia, Vladimir Kara-Murza.