
Lima orang penduduk "baru" Taiwan, yaitu Quincy Davis dari Amerika Serikat, Peter Kenrick dari Australia, Ugur Rifat Karlova dari Turki, Lily Yang dari Myanmar, dan Tran Ngoc Thuy dari Vietnam, memimpin sesi menyanyikan lagu nasional. (Foto oleh CNA)
Lima orang penduduk "baru" Taiwan (warga negara asing yang sudah dinaturalisasi) memimpin sesi menyanyikan lagu nasional dalam upacara bendera yang dilaksanakan pada tanggal 1 Januari 2019 kemarin. Mereka adalah Quincy Davis dari Amerika Serikat, Peter Kenrick dari Australia, Ugur Rifat Karlova dari Turki, Lily Yang dari Myanmar, dan Tran Ngoc Thuy dari Vietnam.
Quincy Davis adalah atlet naturalisasi pertama dalam sejarah basket Taiwan, pada tahun 2013, ia melepas kewarganegaraan Amerika dan memilih kewarganegaraan Taiwan. Pada tahun tersebut, Quincy berhasil memimpin tim basket Taiwan mengalahkan Tiongkok dalam kejuaraan basket Asia nomor putra (FIBA Asia Cup for Men), sehingga tim basket Taiwan dapat kembali menduduki posisi 4 besar setelah berselang 14 tahun.
Quincy mengatakan, "Saya merasa sangat terhormat menerima undangan untuk menyanyikan lagu nasional di hari pertama tahun 2019, saya melihat masyarakat Taiwan bekerja dengan sangat giat, saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk memberikan penghormatan atas semangat dan kerja keras orang Taiwan."
Lily Yang adalah gadis keturunan Tionghoa asal Myanmar yang telah bermukim di Taiwan selama 20 tahun. Ia banyak melakukan investigasi di lapangan tentang berbagai aspek kehidupan serta budaya di Taiwan dan Myanmar, lalu diterbitkan melalui media cetak. Melalui profesinya, Lily ingin memjembatani hubungan dan pemahaman antara masyarakat Taiwan dan Myanmar.
Kakek Lily Yang berasal dari provinsi Yunnan di Tiongkok, sedangkan Lily lahir di Myanmar. Namun bagi masyarakat Myanmar Lily adalah warga negara asing, sehingga ia tidak memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP). Ayah dan ibu Lily Yang pindah ke Taiwan untuk mencari kehidupan yang lebih baik, saat itu ia baru berusia 10 tahun.
Lily Yang memiliki kepribadian yang ramah dan suka berteman, selain menjadi pemandu wisata, ia masih ingin melakukan sesuatu untuk masyarakat. Oleh karena itu, ia berpartisipasi dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh Kementerian Kebudayaan (MOC) untuk menerbitkan sebuah majalah "Mingalar par", yang bercerita tentang kehidupan masyarakat Myanmar di sekitar jalan Huaxin, Taipei. Sebagai warga pendatang Lily Yang berharap agar anggota masyarakat pendatang lainnya dapat membina rasa percaya diri, dan memiliki keberanian untuk menjadi diri sendiri.
Tran Ngoc Thuy lahir dan tumbuh dewasa di Vietnam. Ketika ia masih kecil, sang ibu sering memutar lagu berbahasa Mandarin. Lagu-lagu inilah yang menjadi inspirasi bagi Tran Ngoc Thuy untuk mulai mempelajari bahasa Mandarin. Ketika masih remaja, Tran Ngoc Thuy sangat menyukai lagu Mandarin, seperti "Ali Mountain Girl", "Gongxi Gongxi" dan lagu-lagu Theresa Teng. Ketika mempelajari bahasa Mandarin, Tran Ngoc Thuy bersikeras untuk mempelajari huruf tradisional, karena ia merasa huruf Mandarin memiliki keunikan bisa dibongkar-pasang.
Ketika diminta untuk memimpin sesi menyanyikan lagu nasional, Tran Ngoc Thuy mengatakan, "Saya belum pernah menyanyikan lagu nasional, hanya pernah mendengarnya di TV, lagu nasional memiliki syair dengan makna yang sangat dalam dan alunan nada yang tidak mudah diikuti, kali ini saya harus mempelajari maknanya dulu, agar bisa menyanyikannya dengan perasaan."
Peter Kenrick adalah seorang dokter yang sudah melakukan pelayanan di Taitung selama 33 tahun, dan saat ini ia bekerja di Taitung Christian Hospital di bagian gawat darurat. Ia mengatakan, "Taiwan adalah rumah saya, saya tidak pernah berpikir untuk tinggal di negara lain." Peter Kenrick yang saat ini berusia 61 tahun, pertama kali datang ke Taiwan pada tahun 1985, dan bekerja di Taitung St. Mary Hospital. Peter Kenrick sudah mendapatkan ijin tinggal permanen pada tahun 2004, namun ia mengatakan, "Saya ingin memperoleh kewarganegaraan Taiwan, karena ini adalah tempat di mana saya seharusnya berada." Ketika ia mendengar kabar tentang kesempatan untuk mendaftarkan diri menjadi warga negara, ia segera mengajukan permohonan. Pada tahun 2017, Peter Kenrick akhirnya memperoleh KTP, "saya adalah warga Taiwan, saya akan sepenuhnya terlibat dalam kegiatan masyarakat Taiwan, termasuk mengikuti pemilihan umum, memiliki properti, dan perlindungan hukum."
Ugur Rifat Karlova yang bekerja sebagai pembawa acara, memperoleh KTP Taiwan melalui jalur SDM asing profesional. Bermula dari sekolah di Taiwan, perlahan-lahan Ugur memupuk kecintaan pada Taiwan. Pada tahun 2012, acara wisata yang ia pandu berhasil meraih "Golden Bell Awards" ke-47, dan Ugur menjadi orang asing pertama yang meraih penghargaan bergengsi tersebut. Ia berharap keberhasilannya dapat memberi semangat kepada warga asing lainnya untuk berkarya. Setelah menjadi warga Taiwan, Ugur mengatakan, "Saat ini saya sudah bukan lagi warga asing, saya adalah bagian dari Taiwan."