Kembali ke konten utama
Berasal dari Keluarga Kurang mampu, Shen Chuan-chou Kini Berhasil Raih Penghargaan Profesor Nasional Taiwan
2019-01-10

Profesor yang menerima penghargaan profesor nasional setiap tahun akan menerima hadiah uang sebesar NT $1 juta selama tiga tahun. Penghargaan diserahkan langsung oleh Wakil Presiden Taiwan, Chen Chien-jen.

Shen Chuan-chou (pertama dari kiri) menghadiri upacara penyerahan penghargaan. Profesor yang menerima penghargaan Profesor Nasional setiap tahun akan menerima hadiah uang sebesar NT $1 juta selama tiga tahun. Penghargaan diserahkan langsung oleh Wakil Presiden Taiwan, Chen Chien-jen (ketiga dari kiri). (Foto oleh Office of the President, ROC)

 

Kementerian Pendidikan (MOE) menggelar "Upacara Penghargaan Profesor Nasional ke-22" (The 22nd National Chair Professorships) pada tanggal 9 Januari 2018. Tahun ini, empat buah penghargaan Profesor Nasional diberikan kepada empat orang profesor dari National Taiwan University (NTU), yaitu Shen Chuan-chou, Tien Hwei-fang, Liu Jin-tan, dan Chen Ming-syan. Penghargaan ini diberikan kepada para pengajar universitas dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pengajaran dan penelitian di tingkat pendidikan tinggi. Profesor yang menerima penghargaan Profesor Nasional setiap tahun akan menerima hadiah uang sebesar NT $1 juta selama tiga tahun. Penghargaan diserahkan langsung oleh Wakil Presiden Taiwan, Chen Chien-jen.

Salah seorang profesor yang terpilih tahun ini, Chen Ming-syan, adalah salah satu perintis pengembangan penggalian data (data mining) dan sistem database di Taiwan, dan ini adalah untuk kedua kalinya ia meraih penghargaan profesor nasional. Setelah dua kali meraih penghargaan Profesor Nasional, seorang profesor memiliki kualifikasi untuk diangkat menjadi profesor nasional seumur hidup.

Peraih penghargaan profesor nasional berikutnya adalah profesor geosains NTU, Shen Chuan-chou. Ia berasal dari latar belakang keluarga kurang mampu, dan sejak kecil keluarganya harus berpindah-pindah untuk menghindari penagih hutang. Ketika hendak melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA, Shen Chuan-chou terpaksa mengurungkan niat tersebut, karena sang ibu menyuruhnya bekerja untuk membantu keuangan keluarga. Ia masih ingat ketika harus pergi ke sekolah mengambil kembali ijazah SMPnya untuk membatalkan pendaftaran. Ketika berjalan keluar, sebelum melewati penjaga pintu gerbang sekolah, ia berkata, "Tahun depan saya akan kembali." Dengan tekad tersebut, Shen Chuan-chou belajar dan bekerja paruh waktu untuk membantu keluarga, dan setahun kemudian, ia berhasil diterima kembali di SMA tersebut.

Di jenjang SMA, Shen Chuan-chou memiliki prestasi yang sangat baik di bidang matematika dan IPA, ia berhasil diterima di jurusan kimia National Tsing Hua University (NTHU) tanpa harus melalui ujian saringan masuk, dan ia terus melanjutkan pendidikan hingga ke jenjang doktor.

Perjuangan dan tekad yang dimiliki Shen Chuan-chou telah mengantarnya menjadi seorang pakar internasional. Shen Chuan-chou telah berkeliling ke berbagai negara di dunia untuk melakukan penelitian dan memberikan perkuliahan, beberapa proyek penelitian internasional yang pernah ia lakukan adalah meneliti neanderthal di Spanyol, dan piramid batu karang di Samudera Pasifik. Laboratorium Penanggalan Uranium-Thorium dan Geokimia Karbonat yang dikelola oleh Shen Chuan-chou telah digolongkan sebagai laboratorium kelas dunia.

Ketika menerima penghargaan, Shen Chuan-chou mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tuanya, yang telah membawanya mencicipi pahit manis kehidupan dan mengajarinya menghargai kebahagiaan. Ia mengatakan, "Walaupun hanya mendapatkan sedikit keberhasilan, saya sudah merasa sangat bahagia. Ketekunan memang tidak selalu membuahkan keberhasilan, pada kenyataannya dalam melakukan penelitian saya banyak mengalami kegagalan, tapi hanya dengan ketekunan kita memiliki kemungkinan untuk berhasil."