Kembali ke konten utama
Uni Eropa Dukung Kebebasan dan Demokrasi Taiwan, MOFA Sampaikan Terima Kasih

Menanggapi pernyataan yang dikeluarkan oleh pemimpin Tiongkok pada tanggal 2 Januari 2019, Uni Eropa kembali menegaskan dukungannya agar kedua belah pihak menjaga status quo di kawasan lintas selat.Kementerian Luar Negeri (MOFA) menyampaikan rasa terima kasih yang sangat mendalam atas pernyataan dukungan dan rasa persahabatan yang disampaikan oleh Uni Eropa, anggota parlemen Uni Eropa, anggota kongres Belgia, dan anggota lintas partai parlemen Inggris.

Kementerian Luar Negeri (MOFA) menyampaikan rasa terima kasih yang sangat mendalam atas pernyataan dukungan dan rasa persahabatan yang disampaikan oleh Uni Eropa, anggota parlemen Uni Eropa, anggota kongres Belgia, dan anggota lintas partai parlemen Inggris (Foto oleh MOFA)

 

Menanggapi pernyataan yang dikeluarkan oleh pemimpin Tiongkok pada tanggal 2 Januari 2019, Uni Eropa kembali menegaskan dukungannya agar kedua belah pihak menjaga status quo di kawasan lintas selat. Uni Eropa akan terus mendorong pengembangan hubungan dengan Taiwan, serta menyatakan dukungan terhadap mekanisme pemerintahan berdasarkan nilai-nilai yang dijunjung bersama oleh Taiwan dan Uni Eropa.

Uni Eropa sangat memperhatikan perkembangan di kawasan Asia termasuk perkembangan keamanan, perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan, serta mendukung perkembangan hubungan konstruktif antara kedua pihak. Untuk mengatasi stagnasi hubungan lintas selat yang terjadi selama dua tahun terakhir, Uni Eropa mendorong pelaksanaan dialog, kerja sama dan inisiatif untuk membangun rasa kepercayaan.

Empat anggota parlemen Uni Eropa Werner Langen, Andrey Kovatchev, Hans Van Baalen dan Laima Andrikiene, bersama tiga orang anggota kongres Belgia yaitu Peter Luykx, Georges Dallemagne dan Vincent Van Quickenborne, pada tanggal 10 dan 14 Januari 2019 mengirimkan surat pernyataan bersama kepada Komisioner Tinggi Uni Eropa untuk urusan luar negeri, Federica Mogherini, dan kepada Menteri Luar Negeri Belgia, Didier Reynders. Dalam surat tersebut mereka menyatakan dukungan kepada Presiden Tsai Ing-wen mengenai hubungan lintas selat, dan menegaskan bahwa sebagian besar masyarakat Taiwan menolak "Satu Negara Dua Sistem", serta menyerukan kepada Uni Eropa dan Belgia untuk terus mengembangkan hubungan dengan Taiwan.

Di samping itu, para anggota parlemen dan anggota kongres tersebut juga mengimbau Federica Mogherini untuk memberikan perhatian atas dampak perkembangan situasi terbaru di Selat Taiwan terhadap perdamaian dan stabilitas regional. Mereka juga menunjukkan bahwa "Satu Negara Dua Sistem" yang disebutkan oleh Xi Jinping mengalami kegagalan dalam penerapan di Hong Kong, dan ditentang oleh Presiden Tsai serta sebagian besar masyarakat Taiwan. Pada tahun 2015, kongres Belgia sudah meloloskan sebuah resolusi, yang dengan tegas menolak penggunaan aksi militer oleh Tiongkok dalam mengatasi masalah lintas selat, karena hal ini dapat merusak perdamaian dan stabilitas regional. Juru bicara Uni Eropa dan Gedung Putih baru-baru ini juga telah mengutarakan dukungan pembangunan hubungan litas selat yang damai, serta menyerukan agar kedua belah pihak yang terlibat dalam hubungan lintas selat memulihkan hubungan dialog. Dalam surat tersebut mereka juga menyatakan dukungan terhadap 23 juta masyarakat Taiwan untuk menjaga nilai-nilai kebebasan dan demokrasi.

Menyusul pernyataan Uni Eropa, anggota senior parlemen Inggris dan The British-Taiwanese All Party Parliamentary Group, menghadiri pengumuman pernyataan oleh anggota Majelis Rendah Inggris, Nigel Evans, dan Wakil Juru Bicara Majelis Tinggi Inggris, Lord Rogan pada tanggal 10 Januari 2019. Dalam pernyataan tersebut, mereka mendukung Presiden Tsai Ing-wen untuk menolak "Satu Negara Dua Sistem" yang dikeluarkan oleh pemimpin Tiongkok, serta menegaskan bahwa segala ancaman dan intimidasi yang terjadi di Selat Taiwan adalah tindakan yang tidak bertanggung jawab, dan mayoritas masyarakat Taiwan menolak "Satu Negara Dua Sistem".

Dalam pernyataan tersebut juga ditegaskan bahwa Taiwan memiliki sistem demokrasi yang matang, dan telah menjunjung nilai-nilai kebebasan, menghormati hak asasi manusia dan aturan hukum sama seperti Inggris dan negara-negara lainnya, dan keteguhan 23 juta masyarakat Taiwan untuk menjaga kebebasan dan demokrasi harus dihormati. Kemakmuran dan stabilitas Asia Timur memiliki kaitan erat dengan komunitas internasional. Oleh karena itu, parlemen Inggris juga menyerukan agar Taiwan dapat diberi kesempatan untuk mengutarakan pendapat dalam pertemuan WHO dan ICAO, serta mengimbau kepada kedua pihak untuk melakukan dialog dan negosiasi, demi menjamin perdamaian dan stabilitas regional.

Kementerian Luar Negeri (MOFA) menyampaikan rasa terima kasih yang sangat mendalam atas pernyataan dukungan dan rasa persahabatan yang disampaikan oleh Uni Eropa, anggota parlemen Uni Eropa, anggota kongres Belgia, dan anggota lintas partai parlemen Inggris.