Kembali ke konten utama
“The World Between Us” Sukses Besar, PTS Umumkan Penayangan Season Kedua
2019-04-22

Rencananya, dalam waktu dekat film seri ini juga akan ditayangkan di stasiun televisi HBO Amerika Utara, sedangkan mengenai penayangan di Eropa dan negara lainnya masih dalam proses negosiasi hak cipta.

Rencananya, dalam waktu dekat film seri ini juga akan ditayangkan di stasiun televisi HBO Amerika Utara, sedangkan mengenai penayangan di Eropa dan negara lainnya masih dalam proses negosiasi hak cipta. (Foto oleh akun Facebook Public Television Service)
 

Film seri yang dibuat dengan biaya sebesar NT $43 juta ini, mengangkat kisah kejadian penembakan massal yang melibatkan berbagai pihak, seperti sang pembunuh, korban, keluarga korban, hakim dan tim pengacara. Drama bergenre kriminal ini ingin menggambarkan bahwa masih ada banyak orang-orang baik yang rela berjuang dengan sepenuh hati dan jiwa untuk menemukan secercah kebenaran dalam dunia yang penuh dengan kekacauan.
 
Melihat besarnya antusias masyarakat, PTS telah mengumumkan produksi “The World Between Us” season kedua.
 
Setelah penayangan episode perdana tanggal 24 Maret yang lalu, film seri ini berhasil menjadi bahan pembicaraan di berbagai forum online Taiwan, dan menjadi kata kunci yang paling banyak di cari pada situs pencarian Google. Rating episode perdana melesat hingga mencapai 1,14 dalam satu menit.
 
Pada penayangan episode ketiga dan keempat tanggal 31 Maret, rating acara kembali memecahkan rekor, yaitu sebesar 1,21 dan 1,49.
 
Menurut pemeringkat rating acara televisi AC Nielsen, episode keempat berhasil mendapatkan rating tertinggi, yaitu sebesar 3,4 dari kalangan wanita yang memiliki pekerjaan, dan menduduki peringkat pertama dalam daftar film seri yang ditayangkan pada hari tersebut.
 
Rating “The World Between Us” terus mengalami kenaikan setiap episode baru ditayangkan, episode kelima memperoleh rating 1,45 dan episode keenam memperoleh rating 1,84.
 
Sementara itu, pada media online CatchPlay terjadi lonjakan penonton sebanyak 30 kali lipat dalam sehari, sehingga membuat perusahaan tersebut harus melakukan penyesuaian sistem.
 
Pada penayangan episode ketujuh dan kedelapan, rating acara kembali naik hingga mencapai 2,15 dan 2,19. Selain itu, film seri ini juga menjadi perbincangan 6.888 orang dalam forum online Taiwan, PTT.
 
Sebelum “The World Between Us”, PTS pernah menjalin kerja sama dengan HBO Asia untuk pembuatan film seri “The Teenage Psychic” yang berhasil mendulang popularitas di 20 negara kawasan Asia. Rencananya, dalam waktu dekat film seri ini juga akan ditayangkan di stasiun televisi HBO Amerika Utara, sedangkan mengenai penayangan di Eropa dan negara lainnya masih dalam proses negosiasi hak cipta.  
 
 “The World Between Us” meraih 9,5 poin dalam ulasan IMDb, melampaui film seri terkenal lainnya, seperti “The Teenage Psychic”, “Green Door”, dan “Wake Up”.  
 
Pembuatan film seri ini turut didukung oleh sutradara terkenal, Lin Chun-yang, serta bintang-bintang seni peran Taiwan, seperti Alyssa Chia, James Wen, Chris Wu, Chou Tsai-shih, dan Allison Lin. Sementara itu, naskah cerita dikembangkan oleh penulis naskah pemenang Golden Bell Award, Lu Shih-yuan, yang menghabiskan waktu empat bulan untuk melakukan investigasi lapangan, dan tujuh bulan untuk proses penulisan.   
 
Lu Shih-yuan mengatakan film ini adalah suatu bentuk hasil karya yang sangat penting bagi dirinya secara pribadi. Ia mengatakan, “Ketika saya mulai menulis naskah untuk film ini, saya berangkat dari pemikiran ketika saya melihat laporan berita dari suatu insiden, saya paling takut kalau ternyata pelakunya adalah anak saya. Ketika seorang ibu melihat anaknya terlibat dalam suatu tindak kejahatan, tentu kita akan berpikir kesalahan apa yang sudah kita perbuat ketika membesarkannya. Oleh karena itu, melalui film ini saya ingin agar kita semua kembali melihat dan memahami ‘pendidikan anak’ dari sudut pandang yang baru.”  
 
Produser “The World Between Us”, Lin Yu-lin, mengatakan film ini ingin menekankan bahwa “kita” (us) bisa jadi merupakan bagian dari suatu “kejahatan” yang terjadi, dan kita tidak bisa hanya mempersalahkan orang lain. Banyak orang yang terlibat dalam tindak kejahatan mengira dirinya bukan merupakan pelaku. Namun ketika kasus tersebut disidangkan, ternyata mereka merupakan pihak-pihak yang memiliki andil dalam suatu peristiwa kriminal.
 
Lin Yu-lin menjelaskan, “Saat ini tindak kekerasan semakin marak terjadi dalam masyarakat, dan hal ini tidak hanya terjadi di Taiwan, tetapi juga diberbagai negara seperti Amerika Serikat, Jepang, dan negara-negara lainnya. Oleh karena itu, melalui film ini kami ingin memperlihatkan kondisi, ruang lingkup dan struktur dari masalah sosial yang ada.”