Pada tanggal 15 Agustus 2020 Chen Chi-mai dari Democratic Progressive Party (DPP) berhasil terpilih sebagai Walikota Kaohsiung menggantikan Han Kuo-yu dari Kuomintang (KMT). Han Kuo-yu diberhentikan (recall) dari jabatannya pada bulan Juni melalui pemungutan suara, karena dinilai tidak dapat memenuhi janji-janjinya selama kampanye, dan kinerja yang tidak memuaskan.
Komisi Pemilihan Kota Kaohsiung mengumumkan Chen Chi-mai berhasil memperoleh 671.804 suara atau 70,03 persen dari total suara yang masuk, sedangkan kandidat lainnya, yaitu Li Mei-jhen dari KMT memperoleh 248.478 suara (25,90 persen), dan Wu Yi-jheng dari Taiwan People’s Party memperoleh 38,960 suara (4,06 persen).
Menurut data yang diperoleh dari Komisi Pemilihan Kota Kaohsiung, persentase suara yang diraih Chen Chi-mai adalah yang tertinggi dalam sejarah pilkada Kaohsiung. Chen Chi-mai bahkan berhasil mengungguli persentase perolehan suara Chen Chu (60,08 persen) pada pilkada Kaohsiung tahun 2014.
Dari 38 distrik di Kaohsiung, Chen Chi-mai berhasil unggul secara signifikan di 35 distrik, terutama di dua distrik besar, yaitu Fongshan (68,19 persen) dan Sanmin (71,74 persen).
Chen Chi-mai juga mengucapkan terima kasih kepada Li Mei-jhen, dan Wu Yi-jheng yang meskipun berasal dari partai politik berbeda, tetapi telah memperlihatkan semangat demokrasi selama proses pilkada berlangsung.
Kemenangan Chen Chi-mai sekaligus menandai perpindahan kekuasaan yang diamanatkan oleh rakyat Kaohsiung dari KMT ke DPP. Kepala daerah dari DPP telah menjalankan pemerintahan di Kaohsiung selama 20 tahun, hingga akhirnya direbut oleh han Kuo-yu dari KMT pada pilkada tahun 2018.
Berbagai kalangan menilai keputusan Han Kuo-yu untuk mengikuti pemilihan presiden 2020 hanya setelah beberapa bulan menjabat, serta kegagalannya memikul tanggung jawab adalah penyebab utama pemberhentian Han Kuo-yu dari jabatan Walikota Kaohsiung.
