Kembali ke konten utama
Presiden Tsai: Pelajaran Utama dari Wabah Covid-19 adalah Pentingnya Peran Pemimpin dalam Menciptakan Persatuan
New Southbound Policy。Presiden Tsai mengatakan tugas pemimpin adalah menjadi sosok yang dapat menginspirasi untuk menciptakan persatuan, dan hal tersebut adalah kunci utama bagi keberhasilan Taiwan dalam memerangi Covid-19. (Foto oleh Kantor Istana Kepresidenan)
Presiden Tsai mengatakan tugas pemimpin adalah menjadi sosok yang dapat menginspirasi untuk menciptakan persatuan, dan hal tersebut adalah kunci utama bagi keberhasilan Taiwan dalam memerangi Covid-19. (Foto oleh Kantor Istana Kepresidenan)



Presiden Tsai Ing-wen baru-baru ini memberikan jawaban atas pertanyaan tertulis yang diajukan oleh Cornell Law Forum, untuk menceritakan pengalaman keberhasilan Taiwan dalam mencegah penyebaran Covid-19.
 
The Cornell Law Forum adalah majalah yang diterbitkan dua kali setahun oleh Cornell Law School. Majalah tersebut menampilkan artikel ilmiah, profil alumni, berita, dan catatan fakultas. Tema edisi kali ini adalah "Memimpin di tengah Kesulitan" dengan artikel utama tentang kisah kepemimpinan dari 10 orang alumni.
 
Berikut ini adalah ringkasan dari jawaban Presiden Tsai atas pertanyaan tertulis yang diajukan oleh The Cornell Law Forum :
 
Pertanyaan: Apa pelajaran kepemimpinan yang dapat Anda bagikan dari upaya sukses Taiwan melawan Covid-19?
 
Presiden Tsai:
Pelajaran utama dari pandemi Covid -19 adalah pentingnya peran pemimpin dalam membentuk kesadaran masyarakat untuk mencapai tujuan bersama. Adalah suatu hal yang menenteramkan ketika kita melihat masyarakat dari berbagai lapisan dapat mengesampingkan perbedaan yang ada, dan bersatu untuk bekerja demi kebaikan bersama. Tugas pemimpin adalah menjadi sosok yang dapat menginspirasi untuk menciptakan persatuan, dan hal tersebut adalah kunci utama bagi keberhasilan Taiwan dalam memerangi Covid-19.
 
Taiwan juga memiliki kelebihan karena kami memiliki pengalaman dalam pencegahan wabah dan penyakit, khususnya ketika memerangi SARS, H1N1, H7N9, dan demam berdarah.
 
Pengalaman tersebut memberi kami pelajaran untuk dengan segera memberdayakan tim profesional untuk memimpin dan merespons penanganan wabah. Berdasarkan nasihat dari para pakar tersebut, kami dapat mengenali tingkat keseriusan situasi sejak dini, kemudian secara efektif memobilisasi sumber daya pemerintah, sektor swasta, dan yang paling penting, menciptakan kesadaran bagi masyarakat untuk bersama-sama mencegah penyebaran wabah.
 
Kami membentuk kepercayaan publik dengan memberikan informasi yang tepat waktu dan transparan. Pusat Komando Epidemi Sentral (CECC) mengadakan konferensi pers setiap hari untuk menjelaskan kepada masyarakat tentang situasi perkembangan wabah, dan menjawab pertanyaan dari media. Saya juga secara rutin memberikan informasi aktual serta dorongan kepada masyarakat melalui akun media sosial.
 
Platform media sosial tersebut memungkinkan kami untuk berkomunikasi langsung dengan publik untuk mengklarifikasi kebijakan dan melawan rumor, serta membangun kepercayaan publik.
 
Pertanyaan:
Bagaiman Taiwan dapat mencegah penyebaran wabah, tanpa melakukan karantina wilayah (lockdown) seperti yang banyak dilakukan oleh negara-negara lain?
 
Presiden Tsai:
Tiga komponen utama dari respons pencegahan wabah di Taiwan adalah kehati-hatian, respons cepat, dan bersiap siaga sejak dini. Ketiga hal tersebut memberi kami langkah awal yang sangat baik, sehingga Taiwan tidak perlu melakukan karantina wilayah.
 
Pada akhir tahun lalu, kami mendeteksi keberadaan virus tak dikenal di Wuhan, Tiongkok. Selanjutnya kami segera menerapkan serangkaian tindakan untuk mencegah wabah menyebar ke  Taiwan, seperti melakukan karantina di perbatasan, memberikan pengobatan dini terhadap pasien kasus penularan, melakukan penelusuran terhadap orang yang pernah melakukan kontak jarak dekat dengan pasien, menerapkan isolasi mandiri terhadap orang yang pernah melakukan kontak jarak dekat, menyelenggarakan penyuluhan kepada masyarakat, menjaga jarak sosial, serta mengerahkan semua personel dan sumber daya yang diperlukan.
 
Langkah-langkah tersebut kemudian dikombinasikan dengan upaya bersama dari sektor publik dan swasta, serta seluruh masyarakat, untuk mencegah penyebaran wabah secara efektif, sehingga masyarakat dapat tetap menjalani kehidupan sehari-hari secara normal.
 
Pertanyaan:
Ada banyak pemberitaan media tentang bagaimana kepala negara perempuan terlihat lebih efektif dalam menangani wabah. Apakah Anda setuju dengan penilaian tersebut bahwa sifat kepemimpinan yang sering dikaitkan dengan wanita, seperti empati, kerendahan hati, dan kolaborasi, sangat penting dalam menangani Covid-19?
 
Presiden Tsai:
Keberhasilan pengendalian Covid-19 bergantung pada efektivitas kebijakan. Oleh karena itu, hal yang paling penting adalah pembuatan kebijakan yang tepat sasaran, meningkatkan kepercayaan publik, kemudian mengarahkan lembaga pemerintah untuk melaksanakan kebijakan tersebut.
 
Sifat kepemimpinan seperti empati, kerendahan hati, dan kolaborasi tidak terbatas hanya pada wanita saja, karena kepemimpinan yang efektif membutuhkan berbagai macam karakter dan keterampilan yang melampaui sifat-sifat gender.
 
Ketika dunia melihat keberhasilan Taiwan dalam memerangi wabah, saya berharap mereka tidak hanya melihat jenis kelamin pemimpin, tetapi juga kontribusi yang diberikan oleh semua masyarakat Taiwan. Seperti yang sudah saya sampaikan sebelumnya, sebagai presiden perempuan, saya memiliki tanggung jawab untuk mendorong pemberdayaan perempuan, baik di dalam maupun di luar negeri, dan saya tidak akan berhenti sebelum istilah "presiden perempuan" tidak lagi digunakan.