
Setelah menghadiri upacara bendera di hari pertama tahun baru, Presiden Tsai menyampaikan Pidato Tahun Baru 2023 di Istana Kepresidenan, dan mengumumkan empat tujuan besar, yaitu melindungi kesejahteraan publik, menjaga momentum ekonomi, melindungi keamanan nasional, dan memenuhi tanggung jawab regional. Presiden Tsai menjelaskan bahwa kita harus bersatu dan menyatukan kekuatan, demi kemajuan, kemakmuran, perdamaian dan kebahagiaan.
Bulan Agustus yang lalu, latihan militer besar-besaran yang dilakukan Tiongkok di area sekitar Taiwan telah menarik perhatian dunia, dan reaksi yang diberikan Taiwan telah memperlihatkan ketangguhan dan tekad Taiwan untuk membela kebebasan. Meskipun harus menghadapi dampak invasi yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina, dan perubahan lanskap politik dan ekonomi global, masyarakat Taiwan telah berhasil untuk melewati tahun 2022 dengan langkah tegap.
Menanggapi tekanan inflasi dan risiko penurunan ekonomi, pada tanggal 31 Desember 2022 Presiden Tsai telah menyelenggarakan pertemuan keamanan nasional tingkat tinggi, dan menghasilkan empat tujuan besar, yaitu melindungi kesejahteraan publik, menjaga momentum ekonomi, melindungi keamanan nasional, dan memenuhi tanggung jawab regional.
Dengan meningkatkan belanja negara secara tepat, pemerintah berharap dapat menjamin kualitas kehidupan masyarakat, menjaga momentum pertumbuhan ekonomi jangka pendek, serta mentransformasi dan meningkatkan performa sektor industri agar lebih berdaya saing secara jangka panjang.
Dalam bidang pariwisata internasional, seiring dengan pulihnya kegiatan perjalanan internasional di era pasca pandemi, pemerintah telah menetapkan target kunjungan 6 juta wisatawan di tahun 2023. Pemerintah akan memberikan insentif, subsidi, dan langkah lainnya untuk membantu industri perjalanan menarik wisatawan asing, dan pegawai perusahaan asing untuk berwisata ke Taiwan, belajar, memesan paket perjalanan penerbangan dan kapal pesiar.
Di samping tantangan ekonomi dan industri, kawasan Indo-Pasifik juga menghadapi ekspansi otoritarianisme yang terus-menerus mengancam kesejahteraan dan stabilitas regional.
Pada tanggal 27 Desember yang lalu, Presiden Tsai telah mengumumkan rencana perpanjangan jangka waktu wajib militer untuk meningkatkan kemampuan pertahanan melalui peninjauan dan penyusunan kembali struktur kekuatan militer, serta melakukan peningkatan kualitatif dan kuantitatif untuk melatih peserta wajib militer.
Melindungi tanah air bukan hanya tugas angkatan bersenjata, melainkan juga sebuah tanggung jawab yang harus diemban bersama oleh seluruh warga negara. Dalam beberapa hari terakhir telah terjadi banyak diskusi mengenai rencana penyesuaian wajib militer, dan berbagai kalangan dalam masyarakat telah memberikan banyak saran. Pemerintah akan mempertimbangkan saran-saran yang disampaikan untuk semakin menyempurnakan rencana tersebut.
Presiden Tsai juga mengingatkan otoritas Beijing bahwa semua pemangku kepentingan dalam kawasan ini memiliki tanggung jawab untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan. Perdamaian dan stabilitas adalah hal yang kita inginkan bersama.
Mulai dari pandemi hingga pergolakan politik dan ekonomi, kedua belah pihak di Selat Taiwan menghadapi tantangan yang sama, dan perang tidak akan pernah menjadi solusi yang dapat menyelesaikan masalah. Hanya melalui dialog, kerja sama, dan upaya bersama untuk mencapai stabilitas dan pembangunan regional barulah kita dapat membantu lebih banyak masyarakat untuk menikmati keamanan dan kebahagiaan.
Kita semua melihat dengan jelas situasi pandemi di Tiongkok yang terjadi dengan sangat serius akhir-akhir ini. Jika diperlukan, dengan berlandaskan pada asas kepedulian dan kemanusiaan, Taiwan berkeinginan untuk memberikan bantuan sebagaimana diperlukan agar masyarakat Tiongkok dapat melewati pandemi, dan menjalani tahun yang baru ini dengan tenteram.