ITRI, Jintex, Eclat bertanggung jawab pada R&D, manufakturing pigmen, dan pencelupan akhir, ketiga hal tersebut membentuk Segitiga Besi pengembangan teknik tekstil.
Badan Riset Teknologi Industri Taiwan (Industrial Technology Research Institute/ITRI) pada tahun 2021 meraih dua penghargaan Edison produk baru terbaik, masing-masing piala emas untuk sistem pergudangan berbasis Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI), dan piala perak untuk metabcolor bahan celup mikrobial. Keberhasilan ini telah meningkatkan efisiensi sistem kerja gudang, menurunkan pencemaran lingkungan oleh industri tekstil, juga merupakan terobosan yang tidak bisa diabaikan dalam ekonomi hijau. Terlebih-lebih belakangan ini, ESG (Environment, Social, Governance) yakni konsep peduli lingkungan, tanggung jawab sosial dan penanganan teratur mulai berkiprah, menjadi indeks pertimbangan penting bagi perindustrian dalam meraih prestasi dan investasi pasar, dua jenis teknologi ini kelak akan diterapkan oleh lebih banyak perusahaan bahkan menggiring mereka untuk bertransformasi.
Sistem Pergudangan Cerdas
Meningkatkan Efisiensi Distribusi Stok
Dalam masa pandemi Covid-19, kebiasaan berbelanja online menumbuhkan industri logistik dan pergudangan. Sistem operasional gudang konvensional membutuhkan tenaga manusia dan waktu yang banyak, sebaliknya tenaga kerja mengangkat barang kapasitas besar dalam jangka waktu panjang akan berdampak buruk bagi kesehatan. Maka, kemunculan teknologi kendaraan tanpa awak (Automated Guided Vehicle/AGV) yaitu kendaraan robot otomatis untuk memindahkan barang, sebagai contoh perusahaan e-commerce Amazon Amerika Serikat, petugas operasional di pabrik cukup berada di tempat tertentu, maka kendaraan pemindah barang akan secara otomatis mengantar produk yang dicari, lalu dikemas oleh operator untuk dikirim.
Tidak sedikit perusahaan skala kecil dan menengah di Taiwan telah menggunakan teknologi robot pemindah barang AGV, juga ada manufaktur yang khusus memproduksi kendaraan robot pemindah barang AGV. Sementara itu, “Sistem pergudangan densitas tinggi berbasis kecerdasan buatan” atas hasil kerja sama antara ITRI dengan HCT Logistics dan iAmech, telah memberikan langkah besar kemajuan. Janet Chen Kepala Pusat Operasional ITRI mengatakan, keistimewaan dari sistem ini terletak pada kemampuannya mencapai rak barang 14 tingkat, disertai oleh kemampuan bergerak secara otomatis dengan leluasa, telah berhasil meningkatkan efektivitas ruang penyimpanan. Dengan adanya teknologi kecerdasan buatan dalam setiap aspek pergudangan, memberikan nilai tambah yang tinggi.
Berada di pusat logistik yang dikendalikan kecerdasan buatan, setelah barang masuk ke gudang, sistem ini akan secara otomatis mengukur dimensi barang, dilanjutkan perhitungan algoritme oleh AI dan analisa bigdata, menaruh produk barang yang laris dan sering dibeli di tempat berdekatan satu sama lain, untuk memperpendek jarak pemindahannya. Setelah konsumen memesan secara online, sistem akan menganalisa kategori dan jumlah barang pesanan, merancang rute pengambilan barang yang terefisien, agar barang-barang dalam satu pemesanan bisa tiba di tempat pengemasan dalam waktu yang hampir bersamaan.
Janet Chen menuturkan bahwa ketika kotak logistik selesai mengantar barang dan kembali ke posisi asalnya, sistem ini juga akan menganalisa jalan terefisien, untuk menjamin proses pengantaran barang yang akan datang untuk mencapai efisiensi yang sama. Selain itu, sebelum para konsumen memesan, sistem ini sudah mulai memprediksi produk-produk terlaris untuk high season dan low season sesuai dengan catatan sejarah pemesanan sebelumnya, sistem akan terlebih dulu memindahkan produk ke tempat yang ideal, hal ini mengatasi keterbatasan tenaga saat puncak pemesanan dan mengantisipasi keterlambatan pengiriman pesanan.
Janet Chen berbagi cerita, HCT Logistics adalah badan logistik pihak ketiga terbesar di Taiwan, memiliki beragam pengalaman, maka diharapkan teknologi yang diterapkan mereka dapat menggerakan transformasi usaha logistik, sedangkan iAmech adalah bintang yang tumbuh setelah industri ini semakin marak, ia telah bekerja sama dengan toko serba-ada kenamaan dan perusahaan e-commerce. Setahun melakukan perembukan intensif, akhirnya ketiga pihak melakukan riset lapangan, pada 2019 diterapkanlah sistem pergudangan densitas tinggi berbasis kecerdasan buatan di portal perbelanjaan online Yahoo! Taiwan. Sejak Yahoo! Taiwan menggunakan teknologi terbaru ini, efisiensi kerja meningkat karena begitu konsumen melakukan pemesanan online sampai produk pesanan selesai dikemas, hanya dibutuhkan waktu sekitar 10 menit, dan telah menghemat 30% SDM.
Setelah meraih penghargaan Edison, teknologi ini segera menarik perhatian para pengusaha Taiwan yang berada di Afrika selatan, Amerika dan Asia tenggara, sebagian manufaktur berharap teknologi baru ini bisa menggantikan kendaraan robot pemindah barang yang mudah keliru, ada pula yang berharap teknologi ini bisa mengoptimalkan efisiensi ruang dan SDM jika digunakan di lahan yang sempit dan padat penduduk.
Pewarna mikrobial meraih piala perak Edison Awards untuk kategori cat dasar, cat dan bahan celup.
MetabColor Celup Mikrobial
Bahan Celup Ramah Lingkungan
Ketika berjalan-jalan di kawasan bisnis kota metropolitan, konsumen mudah tertarik oleh warna warni pakaian yang dipajang di etalase toko dan masuk untuk membelinya, tetapi ketika warna-warna ini mengalir ke sungai dan laut, berbaur dengan ekosistem, maka menjadi suatu hal yang tidak menggembirakan lagi. Limbah tekstil mengandung banyak kadar logam berat beracun, dan zat celup kimia yang tidak bisa mengalami biodegradasi (penguraian hayati). Menghadapi kemelut ini, Taiwan telah menciptakan bahan celup mikrobial metabcolor sebagai obat penawar untuk industri pertekstilan.
“MetabColor celup mikrobial” sebenarnya adalah zat pewarna hasil modifikasi genetika dari Escherichia coli. Nancy Tang, deputi direktur umum lab riset materi dan kimia ITRI menjelaskan, mikrobial mengandung pigmen adalah fenomena alam, seperti warna-warni yang diciptakan oleh bakteri dalam air belerang, dan angkak yang banyak digunakan dalam pewarnaan makanan. Tim R&D memasukkan klaster gen yang bisa menciptakan warna tertentu ke dalam Escherichia coli, agar klaster gen mengembangkan fungsi metabolisme menjadi aneka jenis zat pewarna.
Tim riset menyerahkan zat pewarna yang bercampuran dengan protein kepada Jintex Group, untuk pemrosesan tahap kedua, yaitu ekstraksi dan purifikasi. Mengandalkan teknik ekstraksi dan purifikasi berhak paten, dan bisa mengekstrak 90% pigmen indigo murni. Selain itu, prosesnya menggunakan air menggantikan pelarut organik, jadi prosesnya tidak menggunakan bahan kimia yang meracuni lingkungan. Chairwoman Jintex Group Sabine Juang menuturkan: “Performa celup mikrobial MetabColor ini bisa menyamai bahan celup kimia tradisional yang dipakai di pasaran, lagi pula, kain yang dicelup dengan pewarna MetabColor tidak akan meninggalkan residu kimia yang tidak aman di permukaan kain. Ini adalah terobosan penting dalam industri pertekstilan berkelanjutan.”
Jintex Group mengutamakan perkembangan yang berkelanjutan, sehingga di awal masa pengembangan MetabColor celup mikrobial, menitikberat pada bahan serat katun yang alami. Bahan kain jin global 90% ke atas terbuat dari bahan katun, maka Jintex Group mengembangkan warna indigo MetabColor yang sering dipakai untuk mencelup kain jin. Pada saat ITRI sukses menciptakan warna indigo, Jintex Group pun mengembangkan hak paten atas teknik ekstraksi warna indigo.
Stabilitas Tinggi, Tak Terbatas Secara Geografi
Perusahaan Tekstil Eclat ketika bekerja sama dengan ITRI, mereka melakukan analisa pasar terhadap warna tanah yang tercipta secara kebetulan oleh tim riset, ternyata warna tanah adalah warna favorit di pasaran, sesuai dengan kebutuhan branding saat itu, sehingga dimulailah pencelupan kain dengan warna ini sebagai percobaan. Direktur Eclat, Hung Jui-ting beranggapan, “Membandingkan pewarna MetabColor dengan pewarna kimia tradisional, dalam proses teknik pencelupan kain tidak ditemukan kendala besar, bahkan hasil pencelupannya lebih bersih.” Eclat membuktikan kesinambungan produknya dengan menggunakan kain hasil daur ulang jaring ikan yang dicelup dengan pewarna mikrobial.
“Bagi industri tekstil global, bahan celup mikrobial adalah suatu hal yang sangat menggembirakan.” Sabine Juang menambahkan bahwa zat celup dari mikrobial dan dari tumbuhan semuanya adalah bahan celup alami, tetapi bahan celup alami seperti karmin, padi-padian dan bunga semua terbatas karena faktor geografi, kapasitas produksinya juga terdampak oleh cuaca, tidak bisa menyamai keunggulan bahan celup mikrobial yang berskala global dan bisa diproduksi dengan stabil.
Nancy Tang mengatakan, ITRI sedang mengembangkan celup mikrobial dalam warna-warna lainnya, seperti tiga warna dasar merah, hijau dan biru serta warna hitam yang tekniknya sangat kompleks. Sabin Juang dan Hung Jui-ting sama-sama merasa yakin, bahwa dalam lingkungan di mana gerakan peduli lingkungan global semakin cepat, teknik ini menjadi terobosan besar dalam industri tekstil. Sejauh ini sudah ada pengusaha fesyen bermerek dan perusahaan tekstil telah menyampaikan interesnya, terlebih Uni Eropa akan mengenakan pajak karbon terhadap produk yang diekspor ke negara mereka mulai 2026, maka bahan celup mikrobial yang bebas polusi akan menjadi idola baru di pasar pertekstilan.
MORE
Kiprah Ekonomi Hijau Taiwan Pergudangan Cerdas & Celup Mikrobial