Kembali ke konten utama
Jalur Siklus Alami Rudal Enzim Young Chiu-chung
2023-01-16

Ayah dan anak, Young Chiu-chung (kanan), Young Li-sen, yang satu bertanggung jawab atas teknologi, yang satunya lagi bertanggung jawab atas penjualan, mempromosikan metode pengolahan enzim hingga mendunia.

Ayah dan anak, Young Chiu-chung (kanan), Young Li-sen, yang satu bertanggung jawab atas teknologi, yang satunya lagi bertanggung jawab atas penjualan, mempromosikan metode pengolahan enzim hingga mendunia.
 

Karena perubahan iklim, penggunaan pupuk kimia dan pestisida secara besar-besaran telah menyebabkan degradasi tanah, dan mengakibatkan dunia menghadapi krisis produksi pangan, ditambah lagi dengan sampah organik yang tidak dikelola dengan baik sehingga semakin memperparah kondisi lingkungan.

 

Namun, akademisi promotor “Pupuk Mikrobial” dalam negeri dari Akademia Sinica Young Chiu-chung, dapat memecahkan praktik ribuan tahun “mikroorganisme” untuk menangani sampah organik, mengubahnya menjadi katalisis “enzim reaktan”, menciptakan metode untuk mengubah sampah menjadi pupuk organik dalam waktu 3 jam, yang merupakan waktu tercepat di dunia. Seperti kata Lao Zi dalam Dao De Jing bahwa “Manusia mengikuti hukum Bumi, Bumi mengikuti hukum Surga, Surga mengikuti hukum Dao, dan Dao mengikuti hukum Alam”, sampah organik yang berasal dari tanah diubah menjadi pupuk organik yang dikembalikan ke tanah, sehingga dalam siklus yang baik seperti ini bumi baru dapat terus berkembang.

Sebelum pukul 8 pagi, sederetan mobil “sampah dapur” Dinas Kebersihan Kota Tayouan berurutan memasuki Hung Chiao Environent-Technology Engineering Inc. yang berlokasi di Guanyin Distrik. Dalam pemrosesan semi otomatis, pelat pengumpan otomatis mulai memutar drum sampah dapur, dan bau sampah dapur yang menusuk hidung mulai samar-samar tercium menyelimuti pabrik, setelah itu ban berjalan (conveyer) membawa sampah berjalan melalui sistem pengisap magnetik, memilah non sampah dapur secara manual, dilanjutkan dengan proses penghancuran, penghilangan kelebihan air, kemudian dicampur dengan enzim dan sekam padi sebelum dituang ke dalam bejana reaksi. Pupuk dengan aroma tanah yang lembap akan dikeluarkan setelah 3 jam kemudian.

Guru Kompos Sampah Organik, Zhang Yong-qi mengatakan, “Cara tradisional pembuatan kompos tradisional, yang dulu memerlukan waktu 3 bulan baru menghasilkan kompos, dengan menggunakan enzim untuk penguraiannya, sekarang hanya diperlukan waktu 3 jam saja, rata-rata tiap satu jam dapat dihasilkan 10 ton sampah dapur. Jika dihitung 8 jam kerja seharinya, maka setiap hari sebanyak 80 ton sampah dapur dapat diproses, untuk menghasilkan sekitar 47 – 48 ton pupuk organik.”

Zhang Yong-qi menyumbangkan seperempat dari pupuk organiknya kepada petani di kawasan distrik Guanyin secara gratis sebagai balas budi. Kepala Tim Pemasaran Kedua Produksi Padi, Hsu Chia-ben mengatakan, pupuk enzim organik dijadikan sebagai pupuk dasar, ditaruh di atas tanah pohon semangka, atau lobak dan hasilnya tidak kalah dengan pupuk kimia.

Metode pembuatan cepat pupuk dengan penggunaan enzim ini berasal dari penelitian dan pengembangan “metode pengolahan enzim yang ditargetkan” dari ahli tanah Young Chiu-chung.

 

Promotor Pupuk Mikrobial

Young Chiu-chung yang dilahirkan dari keluarga petani di Desa Guoxing, Nantou, kembali ke Taiwan dan mengajar di Chung Hsing National University pada tahun 1980, dan mulai melakukan penelitian pupuk mikrobial. Young mengatakan, era tahun 1980 an merupakan masa penggunaan pupuk kimia dan pestisida secara besar-besaran.  Para petani tidak akan dapat menerima jika terus membicarakan kekurangan dari pupuk kimia, untuk itu ia mengubahnya melalui prinsip “pemeliharaan” dalam membicarakan masalah degradasi tanah, membujuk petani untuk menggunakan lebih banyak mikroba menguntungkan dan pupuk organik. Dengan alasan ini, ia melakukan perjalanan keliling Taiwan guna “mengajari” para petani mengenai pemeliharaan tanah dan cara memupuk agar buah yang dihasilkan manis dan enak, hingga sekarang telah menyelenggarakan lebih dari 600 kegiatan pengajaran.

Landasan dasar dari tanah berada pada mikroorganisme tanah, Young Chiu-chung ingin menggunakan pupuk mikrobial untuk menciptakan sebuah jalan baru bagi pupuk organik, seperti pupuk organik kualitas tinggi dari serbuk gergaji kayu, yang merupakan kondisioner tanah terbaik.

Young Chiu-chung beranggapan bahwa pupuk tidaklah pada “subur dan tidak subur”, yang terpenting adalah dapat menggunakannya atau tidak. Dalam definisi “secara meluas” dari pupuk adalah “dapat digunakan menjadi nutrisi bagi tumbuhan.”

Dengan prinsip “Tetap maju meskipun dilawan oleh puluhan juta orang”, Young Chiu-chung bersama dengan tim penelitinya selangkah demi selangkah mengembangkan penelitian, mulai dari eksperimen pot hingga ke ladang pertanian, lalu mentransfer hasil penelitian ke dalam teknologi, membimbing industri dalam memproduksi “pupuk mikrobial”, perjalanan selama 30 tahun, dari tidak ada hingga ada. Buku tulisannya “Tanah dan Pupuk” menjadi kitab bagi dunia ilmu tanah, bahkan bukunya diterjemahkan ke dalam versi Bahasa Inggris, Korea, Malaysia dan lainnya, kini telah memasuki perbaruan edisi kesepuluh.
 

Komponen enzim dapat disesuaikan dengan kandungan sampah yang berbeda untuk membuat pupuk organik dengan berbagai fungsi yang berbeda.

Komponen enzim dapat disesuaikan dengan kandungan sampah yang berbeda untuk membuat pupuk organik dengan berbagai fungsi yang berbeda.
 

Dari Mikroba Hingga ke Enzim

Setelah menyelesaikan ajang pertarungan “pupuk mikrobial” pada tahun 2010, Young Chiu-chung mencari ajang pertarungan baru yaitu “enzim reaktan”. Metode pembuatan kompos tradisional adalah menggunakan mikroba, mengolah sampah dapur, kotoran hewan atau sampah organik seperti daun, ranting dan lainnya untuk dibuat menjadi pupuk, dalam proses pembuatannya tidak pernah berhenti untuk mengaduk dan menyemprotkan air, dengan udara dan suhu ruang harus sesuai, barulah mikroba dapat berkembang biak dan terurai dengan baik. Kotor dan bau tak sedap, sudah jangan dikatakan lagi. Proses penguraian sampah dapur memerlukan ruang yang besar dan memakan waktu.

Mengapa menggunakan enzim sebagai pengganti mikroba? Young menjelaskan dengan contoh yang sederhana, peperangan tradisional mengutus tentara ke ajang perang, para tentara ini membutuhkan makanan dan Latihan. Sama halnya dengan mikroba, layaknya tentara, untuk penguraian sampah dapur mikroba memerlukan waktu paling cepat 1 bulan, penguraian cabang ranting dan serbuk gergaji kayu memerlukan waktu 6 bulan; Sedangkan penggunaan enzim yang dikeluarkan mikroba adalah protein yang dapat bekerja, sama seperti rudal yang diarahkan langsung ke targetnya, enzim reaktan “menghasilkan tenaga” yang langsung ke sampah organik.

 

Enzim Reaktan Sebagai Rudal

Tidaklah mudah untuk membuat rudal, begitu pula enzim yang sangat labil, seperti halnya susu sapi yang apabila penyimpanannya tidak baik maka akan mudah basi. Suhu adalah tantangan yang paling besar, contohnya sampah dapur yang harus melalui proses pemanasan untuk mematikan pathogen, tetapi ini juga dapat membunuh enzim, untuk itu harus mencari bakteri yang tahan panas dan vector yang cocok.

“Di gudang bakteri saya ada 8.000 lebih spesies bakteri, dengan terlebih dulu mencari sumber enzim potensial, baru kemudian mencari strain yang kuat berdasarkan kemampuan mereka yang berbeda-beda.” Tutur Young Chiu-chung.
 

Tunas sayur yang kuat tumbuh subur di tanah yang telah diberi pupuk enzim organik sebagai pupuk dasar.

Tunas sayur yang kuat tumbuh subur di tanah yang telah diberi pupuk enzim organik sebagai pupuk dasar.
 

Pertanian Yang Dijanjikan TSMC

Young Chui-chung menghabiskan waktu selama 7 tahun untuk menyelesaikan berbagai masalah yang muncul dalam proses katalisis enzim reaktan. Young juga menggunakan enzim dengan kemampuan yang berbeda untuk mengubah struktur bau dari sampah organik. Menghadapi “konstituen yang merepotkan” dari sampah organik, enzim reaktan yang ditargetkan akan mengurai dan mentranformasikan menjadi komponen yang stabil. Seperti yang paling sulit teruraikan adalah daging hewan, selain komponen yang rumit, masih ada komponen lemak, untuk itu digunakan “koktail” enzim reaktan yang dihasilkan dari berbagai bakteri.

Guna mempromosikan metode pengolahan enzim yang ditargetkan, Young Chiu-chung melalui program Trust-U dari Kementerian Sains dan Teknologi, mendapat suntikan dana modal dari Harvest Heaven International Investments Limited Hongkong, Fubon Financial Holding Venture Capital, dan Taihsin Financial Holdings, Young Chiu-chung mendirikan Tetanti AgriBiotech pada Oktober 2017, apabila dilakukan 3 shif produksi dalam sehari, maka dapat diproduksi 60 ton enzim reaktan setiap harinya.

Putra Young Chiu-chung yaitu Young Li-sen yang sebenarnya mengajar di National Formosa University, tetapi karena tidak tega melihat ayahnya yang telah berusia 70 an tahun masih harus memecahkan masalah teknis, mengkhawatirkan keuangan dan usahanya, untuk itu Young Li-sen mengundurkan diri dari posisi dosen untuk membantu ayahnya mempromosikan metode pengolahan enzim. Tetanti AgriBiotech saat ini menjual 42% produknya ke Daratan Tiongkok, 27% untuk pasar Taiwan dan 18% ke pasar Asia Tenggara.

“Ketika kami demonstrasi untuk promosi, hampir tidak ada orang yang percaya kami dapat membuat kompos dalam waktu tiga jam.” Meskipun parahnya situasi pandemi, Young Li-sen tetap pergi ke Daratan Tiongkok untuk melakukan promosi. Young Li-sen mengatakan, Peternakan di kawasan Barat Laut Daratan Tiongkok, dengan skala setiap peternakan mencapai 100 ribu ekor sapi, yang menghasilkan kotoran ratusan ton setiap harinya, sebelumnya pengomposan dilakukan di udara terbuka. Saat musim panas dapat terkumpul pasokan pupuk untuk digunakan pada tanaman Pyrus Nivalis (Pir Salju), anggur dan buah lokal lainnya, tetapi karena iklim terlalu kering pada musim dingin sehingga kotoran hewan tersebut hanya dapat dikuburkan dalam tanah. Dengan pengelolaan menggunakn enzim reaktan, karena dapat melalui mesin reaktor yang tertutup sehingga juga dapat tetap diproduksi di musim dingin, bahkan di peternakan di Provinsi Sichuan yang terletak di ketinggian 2.400 meter dari permukaan laut, dengan suhu udara minus 5°C pun tidak bermasalah.

 

Menolong Dunia Dimulai Dari Menolong Tanah

Lukisan karya Young Chiu-chung tergantung di ruang kantor Tetanti Agribiotech.  Young Chiu-chung melukis dengan pemikiran seorang ilmuwan, ia menciptakan sendiri teori “Lukisan dari Jalur”, terdapat jalur alami dalam goresan tintanya.

Begitu pula dengan penelitian dari Young Chiu-chung, “Dari tanah kembali ke tanah” menjadi dasar gagasannya. Tanah adalah ibu dari tanaman, dan sudah sepertiga dari seluruh tanah di dunia ini mengalami degradasi. Penggunaan pupuk kimia secara besar-besaran dan polusi membuat “modal dasar” tanah ── penguraian besar-besaran bahan organik di dalam tanah, ditambah lagi dengan perubahan iklim yang mengakibatkan bertambahnya serangga perusak, sehingga produksi pertanian harus menghadapi tantangan yang berat.

Young Chiu-chung mengimbau instansi pertanian untuk menetapkan target menjadikan Taiwan sebagai pulau organik pada tahun 2050, dan tidak saja mencapai keamanan pangan gandum, melainkan juga dapat memberitahukan kepada seluruh dunia bahwa pangan Taiwan adalah organik yang berkesinambungan.

 

MORE

Jalur Siklus Alami Rudal Enzim Young Chiu-chung