Eskalasi ancaman militer terhadap Taiwan yang dilakukan Tiongkok baru-baru ini telah dengan sangat serius membahayakan keamanan, perdamaian dan stabilitas, baik di Selat Taiwan maupun secara regional.
Perbuatan Tiongkok tersebut juga telah menimbulkan kekhawatiran bagi negara-negara sekitar, seperti Indonesia dan Filipina, khususnya mengenai ancaman militer Tiongkok terhadap keselamatan warga mereka yang berada di Taiwan, dan pertimbangan terhadap langkah antisipasi yang harus dilakukan.
Beberapa hari yang lalu Duta Besar Tiongkok untuk Filipina, Huang Xilian, menuduh bahwa Filipina dan Amerika Serikat meningkatkan kerja sama keamanan untuk “mencampuri” situasi di Selat Taiwan, dan hal tersebut akan membahayakan 150.000 pekerja migran Filipina yang berada di Taiwan. Ancaman yang dilontarkan tanpa rasa malu oleh Huang Xilian tersebut adalah perbuatan yang tidak dapat diterima oleh dunia beradab.
Melindungi warga yang berada di Taiwan adalah salah satu tugas penting dari setiap kantor perwakilan negara sahabat. Kementerian Luar Negeri (MOFA) terus berkomunikasi dengan kantor-kantor perwakilan tersebut untuk membahas situasi regional, dan membantu perlindungan masyarakat negara-negara sahabat di Taiwan.
Ancaman yang dikeluarkan oleh Duta Besar Tiongkok terhadap Pemerintah Filipina dengan menggunakan keamanan pekerja migran sebagai alasan adalah ucapan tidak pantas, dan bertujuan untuk menciptakan kepanikan, serta menutupi fakta perusakan terhadap perdamaian, dan stabilitas regional oleh Tiongkok. MOFA menolak keras pernyataan Duta Besar Tiongkok tersebut, dan mengapresiasi keprihatinan yang dinyatakan oleh Pemerintah Indonesia dan Filipina terhadap keselamatan pekerja migran di Taiwan.
Taiwan bersedia untuk berdiskusi dengan Indonesia dan Filipina mengenai perlindungan warga di Taiwan, serta kerja sama bilateral lainnya, untuk mempererat hubungan persahabatan, dan bersama-sama melindungi kebebasan, keterbukaan, dan kesejahteraan di kawasan Indo-Pasifik.