Pada tanggal 16 Juni 2023 Menteri Urusan Digital Audrey Tang, memimpin delegasi untuk mengunjungi Parlemen Inggris, dan bertemu dengan Utusan Perdagangan Taiwan-Inggris merangkap Wakil Ketua Majelis Tinggi Parlemen Inggris, Lord Faulkner of Worcester, untuk berdiskusi mengenai perkembangan demokrasi, dan kerja sama teknologi antara Taiwan dan Inggris.
Audrey Tang juga menghadiri pertemuan "AI Roundtable" kedua, untuk berdiskusi dengan pakar lintas disiplin tentang perumusan arah pengembangan kecerdasan buatan (AI).
Lord Faulkner pernah menjabat sebagai Ketua Bersama "Kelompok Parlemen Taiwan-Inggris" (APPG), dan telah beberapa kali memimpin delegasi parlemen untuk berkunjung ke Taiwan. Lord Faulkner juga telah bertahun-tahun mendorong pertukaran dan kerja sama antara Taiwan dan Inggris di berbagai bidang.
Audrey Tang menyatakan melalui pertemuan ini, kedua belah pihak dapat lebih saling memahami pengalaman pengembangan demokrasi, dan hal tersebut diharapkan dapat semakin memperdalam hubungan bilateral antara Taiwan dan Inggris, serta mendorong lebih banyak kerja sama teknologi.
Dalam kunjungan ini, Audrey Tang juga berpartisipasi dalam pertemuan "AI Roundtable" kedua dengan tema "web3 dan AI yang Dapat Dipercaya", dan berdiskusi dengan pakar lintas disiplin, termasuk dengan pakar dari Digital Catapult dan Dark Matter Labs (DML).
Dalam pertemuan tersebut, Menteri Tang memaparkan pengalaman Kementerian Urusan Digital (MODA) dalam pelaksanaan kegiatan "Alignment Assemblies" melalui organisasi internasional Collective Intelligence Program (CIP) dan mitra industri seperti OpenAI dan Anthropic.
Para peserta pertemuan juga membagikan pengalaman di bidang pendekatan implementasi AI yang bersifat publik dan demokratisasi data, serta mendiskusikan bagaimana mengintegrasikan sistem digital ganda dengan menggunakan perangkat Internet of Things (IoT) publik untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat akan kebersamaan.
Para peserta pertemuan sepakat bahwa mendorong pengembangan AI yang andal membutuhkan kerja sama antara pemerintah, perusahaan, akademisi, dan masyarakat global. Semua elemen tersebut harus bersama-sama mengembangkan standar dan pedoman, membangun platform dialog, serta mendorong pertukaran pengetahuan untuk menciptakan era digital yang aman dan dapat diandalkan.
