
Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) menyelenggarakan pertemuan tahunan Jaringan Pemantauan Merkuri Asia-Pasifik (APMMN) ke-12 pada tanggal 12 Juli 2023 di Taipei. Pelaksanaan kegiatan ini merupakan penegasan komitmen pemerintah untuk membantu negara-negara sahabat dalam mengembangkan kapasitas evaluasi.
Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) menjelaskan kegiatan ini diselenggarakan secara tatap muka dan virtual ini, dan dihadiri oleh lebih dari 50 akademisi dan pejabat dari Australia, Kanada, Fiji, India, Indonesia, Jepang, Mongolia, Nepal, Palau, Afrika Selatan, Korea Selatan, Sri Lanka, Thailand, Vietnam, Maladewa, Filipina, Amerika Serikat, dan Program Lingkungan PBB.
Pertemuan dibuka dengan pidato sambutan oleh Wakil Menteri EPA, Wang Ya-fen, serta pidato melalui video oleh asisten administrator Kantor Urusan Internasional dan Suku di Bawah Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat, Jane Nishida. Dalam kegiatan ini para peserta juga berbagi situasi pemantauan merkuri di negara masing-masing.
Perwakilan dari Biro Zat Berbahaya dan Kimia EPA menjelaskan tentang pelaksanaan Konvensi Minamata tentang Merkuri di Taiwan, dan Koordinator Program Deposisi Atmosfer Nasional Amerika Serikat, David Gay, memaparkan langkah-langkah pengelolaan merkuri di Amerika Utara.
Dalam kesempatan ini para peserta juga diajak untuk mengunjungi pusat-pusat pemantauan lingkungan dan laboratorium di Taiwan untuk mengikuti pelatihan tentang pengambilan dan analisis sampel basah merkuri.
APMMN diluncurkan secara bersama oleh Taiwan dan Amerika Serikat pada tahun 2012 dan telah menjadi upaya kerja sama untuk secara sistematis memantau kandungan merkuri di udara dan air hujan di seluruh Asia-Pasifik. Jaringan tersebut melibatkan lembaga akademik, kementerian lingkungan, dan lembaga pemerintah, serta organisasi penelitian dan pemantauan ilmiah.
EPA menjelaskan Taiwan telah membantu negara anggota APMMN untuk membangun 13 alat pengambilan sampel basah deposisi merkuri dan membantu menganalisis lebih dari 1.450 sampel air hujan.