Kembali ke konten utama
Linguistik Cinta Taiwan Promosikan Materi Ajar 7 Bahasa Asia Tenggara
2023-07-24

Profesor Yeh Yu-ching mendukung orang tua murid imigran baru untuk menemani dan membaca bersama anak-anak mereka, menggunakan materi ajar ini untuk memperkaya kosa kata bahasa bagi anak.

Profesor Yeh Yu-ching mendukung orang tua murid imigran baru untuk menemani dan membaca bersama anak-anak mereka, menggunakan materi ajar ini untuk memperkaya kosa kata bahasa bagi anak.
 

Sumber pembelajaran bahasa bagi anak-anak Taiwan sangat beragam, tidak saja memperkenalkan Bahasa Asia Tenggara di pilihan mata pelajaran Sekolah Dasar (SD), Kementerian Pendidikan juga telah menghabiskan waktu selama 5 tahun untuk meneliti dan menyusun 3 set bahan ajar yang terdiri dari 30 buku “Materi Ajar Bahasa Ibu Untuk Keluarga Imigran Baru”. Materi tersebut merupakan landasan dasar yang mengakar bagi anak-anak imigran baru untuk mempelajari bahasa ibu dalam cinta kasih dan penerimaan.

 

Setiap murid SD di Taiwan dapat memilih satu mata pelajaran Bahasa Imigran Baru, terdapat pilihan 7 bahasa negara Asia Tenggara, yaitu Bahasa Vietnam, Bahasa Indonesia, Bahasa Thailand, Bahasa Myanmar, Bahasa Kamboja (Khmer), Bahasa Malaysia dan Bahasa Tagalog, sehingga menjadi preseden global. Namun untuk buku bergambar anak-anak masih sulit didapatkan di pasaran.

“Saya sendiri membawa bahan pelajaran dari Vietnam pada waktu itu.” Ujar Nguyen Thi Lien Huong seorang guru senior Bahasa Vietnam di Universitas Nasional Taiwan (NTU) yang sudah tinggal di Taiwan selama 22 tahun. Pada masa itu demi mengajarkan bahasa ibu pada anak-anaknya, ibu dengan 1 orang putra dan 2 orang putri ini tidak menemukan buku pelajaran bahasa ibu untuk anak-anak setelah mencari di berbagai pelosok Taiwan, sehingga Nguyen Thi Lien Huong hanya bisa mencari cara sendiri.

 

Materi Ajar Lengkap 7 Bahasa Ibu

Situasi kekurangan buku anak-anak bahasa imigran baru terus berlangsung hingga Kementerian Pendidikan (MOE) memercayakan Universitas Nasional Chiayi (NCYU) untuk meneliti dan menyusun “Materi Ajar Bahasa Ibu Untuk Keluarga Imigran Baru” yang diterbitkan dalam 3 set berisi 30 buku dengan cakupan materi pengajaran bahasa ibu dari 7 negara, yaitu Vietnam, Indonesia, Filipina, Malaysia, Myanmar, Kamboja dan Thailand, sehingga para ibu dapat memiliki pilihan yang baru.

“Meskipun sudah ada materi pelajaran multi kultural resmi sebelumnya, tetapi lebih menyerupai buku teks,” ujar pimpinan projek yang adalah Profesor Departemen Pendidikan Kanak-Kanak NCYU, Yeh Yu-ching. Ia mengkoordinasi tim pengedit dalam jumlah besar untuk menyelesaikan materi ajar bahasa ibu ini. Pada awalnya pertimbangan utama adalah untuk menyediakan materi bagi anak-anak berusia 0 hingga 8 tahun, oleh karena itu materi ajar mengunakan metode dwibahasa, tersedia dalam buku kertas fisik, juga ada buku elektronik dengan pelafalan yang direkam langsung oleh suara orang riil, dilengkapi dengan kuis secara online, disertai cakupan konten yang komprehensif, dan kerangka pemikiran yang cukup rinci.
 

Guru Bahasa Vietnam Universitas Nasional Taiwan, Nguyen Thi Lien Huong merekomendasikan “Materi Ajar Bahasa Ibu Imigran Baru”, beranggapan para ibu dapat lebih awal mengajarkan bahasa ibu, menikmati waktu berharga orang tua dan anak.

Guru Bahasa Vietnam Universitas Nasional Taiwan, Nguyen Thi Lien Huong merekomendasikan “Materi Ajar Bahasa Ibu Imigran Baru”, beranggapan para ibu dapat lebih awal mengajarkan bahasa ibu, menikmati waktu berharga orang tua dan anak.
 

Buku Bahasa Sekaligus Buku Bergambar Anak-Anak

Dalam pemikiran Yeh Yu-ching, materi ajar bahasa ibu seharusnya adalah buku cerita bergambar yang dapat digunakan oleh orang tua dan anak dalam membimbing penggunaan bahasa ibu di rumah, “yang dimaksud bahasa ibu adalah bahasa yang Anda pelajari secara alami di rumah,” bukan buku pengetahuan yag kaku, melainkan semacam mediator yang menarik dan luwes, isi cerita yang hidup dengan selingan gambar yang lucu, sehingga “para ibu dapat membaca bacaan bersama dengan anak-anaknya, berbagi kegembiraan membaca, dan menghasilkan dialog kehidupan dengan anak-anak.” 

Untuk menyempurnakan materi ajar ini, Yeh Yu-ching mengundang Profesor Departemen Pendidikan Kanak-Kanak NCYU Ho Hsiang-ju, dan Departemen Pendidikan dan Perlindungan Kanak-Kanak Southern Taiwan University of Science and Technology (STUST) Shen Mei-yi selaku tim editor. Untuk isi materi, selain ditulis oleh pakar dari departemen pendidikan kanak-kanak, ia juga mengundang penutur asli bahasa ibu profesional yang direkomendasikan oleh Badan Imigrasi Nasional (NIA) dan Radio Taiwan Internasional untuk membentuk komite penasihat pusat yang terdiri dari 7 negara bersangkutan untuk memastikan kebenaran dari isi materi. Ilustrasi gambar materi ajar yang indah digambar oleh seniman buku bergambar Bernie Lin dan Mig Jou. Kelinci yang lucu, singa dan beragam karakter hewan yang ditampilkan membuat anak-anak gemar membaca dan tidak ingin melepaskan buku ini.

 

Metode Pengajaran yang Menyenangkan

Materi ajar bahasa ibu dimulai dari set pertama dengan isi yang ditingkatkan secara bertahap dari yang mudah ke yang lebih sulit, dirancang berdasarkan teori dan karakter perkembangan bahasa kanak-kanak. Set pertama bertema mendeskripsikan nama bagian anggota tubuh, angka, percakapan sehari-hari dalam keluarga dan interaksi alami, bagaimana menyapa orang yang lebih tua, sarapan pagi di rumah, ibu menggoreng telur di dapur, bermain ke taman dan lainnya.

Set kedua membantu anak-anak membentuk kalimat yang lebih panjang, meningkatkan kemampuan bahasa anak melalui struktur kalimat berulang dan penggunaan onomatopoeia. Set ketiga cocok untuk anak berusia 5 tahun hingga kelas 2 SD memiliki tingkat kesulitan kosa kata yang lebih tinggi, serta mengintegrasikan situasi dan kesadaran budaya, misalnya membicarakan cara pembuatan kue lapis pandan Indonesia, permainan lokal Asia Tenggara dan lainnya. 

Desain materi ajar juga memadukan banyak ide-ide cerdik, merancang banyak permainan di mana ayah ibu dapat berperan sebagai kelinci, ayam jantan, burung dan kupu-kupu, atau menggunakan peralatan yang ada di rumah seperti menggunakan keranjang baju cucian, handuk besar dan lainnya untuk bermain bersama dengan anak-anak mereka.
 

Imigran Baru telah menjadi bagian penting dalam masyarakat sosial Taiwan, foto ini memperlihatkan bazar imigran baru yang diadakan oleh Juridical Association for the Development of. Women's Right in Pingtung. (JADWRP), para ibu menampilkan tarian d di atas panggung, mempertunjukkan kebudayaan tradisional dari masing-masing negara.

Imigran Baru telah menjadi bagian penting dalam masyarakat sosial Taiwan, foto ini memperlihatkan bazar imigran baru yang diadakan oleh Juridical Association for the Development of. Women's Right in Pingtung. (JADWRP), para ibu menampilkan tarian d di atas panggung, mempertunjukkan kebudayaan tradisional dari masing-masing negara.
 

Revisi Berulang Dalam Penyuntingan

Satu set terdiri dari 30 buku, dan lagi ada 7 bahasa, Yeh Yu-ching dengan jujur mengatakan proses penyusunan sangat sulit. Bahasa Asia Tenggara menggunakan aksara latin atau aksara mereka sendiri yang sulit dipahami oleh guru editor Taiwan. Di mata guru editor adalah wajar untuk mengatur pemenggalan baris tetapi hal ini bisa membuat guru bahasa ibu mendelik, satu tanda baca yang tidak ditempatkan dengan tepat maka akan diubah oleh guru bahasa ibu, “Ini bukan koma, ini kurva seperti cacing.”

Nguyen Thi Lien Huong sebagai anggota komite redaksi Bahasa Vietnam, bertanggung jawab untuk memeriksa dan merekam Bahasa Vietnam. ia mengemukakan bahwa mereka tidak henti-hentinya mengadakan rapat selama proses pengeditan, “Untuk rekaman saja sudah berkali-kali diubah, benar-benar sangat sulit.” Karena struktur, tata bahasa dan budaya dari negara yang berbeda juga memiliki perbedaan yang besar, sehingga dari naskah awal, naskah terjemahan, penyusupan gambar sampai rekaman harus terus direvisi, belum lagi harus bolak balik diperiksa oleh pakar bahasa ibu, setiap orang memiliki kesibukan masing-masing. Misalnya kata “guru” dalam kalimat Bahasa Mandarin bersifat netral, tetapi dalam Bahasa Vietnam dibedakan berdasarkan gender; selain itu Bahasa Vietnam memperhatikan etiket pembagian senioritas, tidak ada kata ganti “kamu, saya, dia”, kata ganti “saya” Bahasa Mandarin dalam Bahasa Vietnam harus diganti menjadi “anak” dan lainnya, kemudian tidak boleh menggunakan kata ganti “dia” untuk menyebutkan “ayah’ dan “guru” karena akan terkesan tidak sopan, setiap bahasa dan rincian budaya harus diperhatikan semuanya.

 

Perubahan Kecil, Jalinan Hubungan Besar

Memiliki satu set buku bahasa ibu bermakna penting bagi para ibu imigran baru yang berada di negeri rantau, banyak kaum ibu yang mendaftarkan diri untuk berbagi pengalaman dalam kelompok promosi materi ajar orang tua murid. Li Yung-en, guru Taman Kanak-Kanak Dong An yang berada di Distrik Ping Zhen Kota Taoyuan, melihat ayah yang datang dengan membonceng ibu imigran baru dan anaknya, juga ada ibu yang memegang satu buku cerita dengan tidak sabar lagi membaca untuk didengarkan anaknya. “Para ibu sangat antusias, pada waktu itu buku materi ajar Bahasa Indonesia direbut habis semuanya!” kenang Li Yung-en.

Ada seorang ibu yang memberitahukan Yeh Yu-ching, sejak buku anak-anak dibawa pulang, anaknya setiap hari merengek ingin mendengarkan cerita, ibu dan anak bersembunyi di lantai atas untuk bercerita, hal ini membuat sang ayah penasaran, sejak itulah “waktu bercerita” menjadi waktu yang berharga bagi keluarga. Ada anak yang menyapa kakek neneknya nun jauh di Vietnam dengan menggunakan Bahasa Vietnam saat melakukan video call, hal ini membuat kakek nenek terkejut sekaligus senang. Kakek nenek yang ada di Taiwan juga mendukung menantunya untuk mengajarkan bahasa ibu pada anak-anak, “Anak-anak belajar Bahasa Asia Tenggara juga sangat bagus, nantinya saat berbisnis tentu akan lebih banyak meraih keuntungan dibandingkan dengan orang lain.” Sambutan dan kehangatan terhadap bahasa imigran baru menunjukkan toleransi warga Taiwan terhadap multi budaya dan bahasa.
 

Desain “Materi Ajar Bahasa Ibu Imigran Baru” menyerupai buku bergambar, membuat anak-anak terpesona mendengarkan setiap penggalan cerita.

Desain “Materi Ajar Bahasa Ibu Imigran Baru” menyerupai buku bergambar, membuat anak-anak terpesona mendengarkan setiap penggalan cerita.
 

Membuka Jendela Internasional Anak-Anak

“Keluarga adalah awal dari bahasa ibu, juga adalah kunci yang memengaruhi perkembangan bahasa anak !” Yeh Yu-ching sendiri dalam penelitian dan survei yang dilakukan selama 6 tahun mendapati bahwa kosa kata yang digunakan saat berinteraksi antara ibu dari imigran baru dengan anaknya sangat sedikit. “Mereka menggunakan Bahasa Mandarin yang tidak terlalu fasih untuk berinteraksi dengan anaknya, kebanyakan menggunakan pernyataan imperatif, kalimat pendek, dan lagi perubahan kata yang sedikit, membuat hasil tes kemampuan berbahasa Mandarin dari anak-anak mereka saat di SD kelas dua tidak memuaskan.” Yang lebih mengejutkan lagi adalah rangsangan ibu terhadap bahasa anak tidak hanya memengaruhi perkembangan berbahasa dari anak, melainkan juga “Dapat berdampak pada bidang-bidang lainnya.”

Oleh karena itu Yeh Yu-ching berharap para ibu meluangkan waktu yang lebih banyak untuk menemani dan berinteraksi dengan anak, memberikan rangsangan yang lebih banyak dalam kosa kata, “Meluangkan waktu 5 menit setiap hari untuk membaca bersama anak, akan memberikan dampak jangka panjang pada anak.”

Nguyen Thi Lien Huong menyarankan, waktu membaca bacaan orang tua dan anak dapat dimajukan lebih awal. “Banyak penelitian menemukan, bayi sudah mulai belajar bahasa saat masih berada dalam kandungan sang ibu, sebaiknya sudah membacakan kumpulan materi ajar ini untuk didengarkan bayi selama masa hamil.” Nguyen Thi Lien Huong juga mengingatkan, sang ibu harus memberikan lebih banyak pujian saat anak belajar bahasa ibu, dengan demikian anak-anak baru benar-benar menyukai bahasa ini.”

  Pemerintah Taiwan mencanangkan pembelajaran bahasa imigran baru, memperlihatkan toleransi dan rasa percaya diri masyarakat multi kultural Taiwan. Bahasa Asia Tenggara dikedepannya tidak hanya sebagai bahasa ibu dari “anak keturunan imigran baru” melainkan menjadi pilihan kedua selain Bahasa Inggris bagi semua anak di Taiwan, sehingga dengan demikian dapat membantu anak-anak untuk membuka  cakrawalainternasional, memahami penghormatan terhadap perbedaan budaya, hidup sejahtera bersama dan membangun masyarakat sosial yang saling menerima satu sama lain.

 

MORE

Linguistik Cinta Taiwan Promosikan Materi Ajar 7 Bahasa Asia Tenggara