Kembali ke konten utama
NIA Dorong Anak-Anak Keluarga Penduduk Baru Manfaatkan Kekhasan Latar Belakang Budaya, Bangun Keragaman di Taiwan
New Southbound Policy。Salah satu peserta adalah seorang mahasiswi tahun pertama Universitas Shih Hsin. Ia memiliki ibu berasal dari Indonesia, dan setelah mengikuti kegiatan ini ia merasa latar belakang budaya yang beragam memberinya rasa percaya diri yang lebih besar untuk merencanakan masa depan.
Salah satu peserta adalah seorang mahasiswi tahun pertama Universitas Shih Hsin. Ia memiliki ibu berasal dari Indonesia, dan setelah mengikuti kegiatan ini ia merasa latar belakang budaya yang beragam memberinya rasa percaya diri yang lebih besar untuk merencanakan masa depan.

Pada tanggal 25 Juli 2023 Badan Imigrasi Nasional (NIA) bersama Dewan Pembangunan Nasional (NDC) dan Pemerintah Kota Keelung menyelenggarakan "Kamp Pembinaan Revitalisasi Regional Multikultural untuk Anak-Anak Penduduk Baru".
 
Kegiatan ini diikuti oleh 42 anak-anak dari keluarga penduduk baru dan masyarakat lainnya untuk memahami transformasi kreatif dari bangunan-bangunan bersejarah di wilayah setempat, seperti Gedung Asosiasi Nelayan dan Kantor Polisi Zhengbin. Melalui kegiatan ini anak-anak penduduk baru diharapkan dapat memanfaatkan kekhasan budaya negara asal, mengintegrasikan pengalaman dan hasil pengamatan mereka dengan budaya Taiwan.
 
Direktur Jenderal NIA, Chung Ching-kun, menjelaskan tema utama acara ini berfokus pada revitalisasi regional, pertukaran budaya, pembuatan presentasi inovatif, dan gaya ekspresi di atas panggung. Penyelenggara juga mengundang tim pengusaha setempat yang telah berhasil melakukan revitalisasi regional, seperti Taman Pulau Heping, dan Keelung Commission Store, agar para peserta, khususnya anak-anak penduduk baru, dapat sepenuhnya memahami, serta memberi energi dan semangat baru bagi upaya revitalisasi regional.
 
Peserta yang mengikuti kegiatan tahun ini memiliki ayah atau ibu yang  berasal dari Vietnam, Indonesia, Thailand, Malaysia, dan Tiongkok. Salah satu peserta adalah seorang mahasiswi tahun pertama Universitas Shih Hsin. Ia memiliki ibu yang berasal dari Indonesia, dan setelah mengikuti kegiatan ini ia merasa latar belakang budayanya yang beragam memberinya rasa percaya diri yang lebih besar untuk merencanakan masa depan.
 
Chung Ching-Kun berharap para peserta dapat mendayagunakan kreativitas dan memanfaatkan sumber daya yang telah dipelajari, dan memberikan hasil terbaik untuk diperlihatkan dalam kegiatan presentasi di hari terakhir kamp.