Pada tanggal 11 Oktober 2023, Presiden Tsai Ing-wen menghadiri pembukaan Forum Yushan 2023, dan menyampaikan bahwa Kebijakan Baru Arah Selatan (New Southbound Policy, NSP) adalah inti strategi Indo-Pasifik Taiwan, dan Taiwan ingin menyampaikan pesan kepada dunia bahwa di tengah ancaman otoritarianisme dan perubahan iklim, serta restrukturisasi rantai pasokan global, Taiwan adalah mitra yang aman dan dapat diandalkan.
Presiden Tsai juga menyampaikan bahwa Taiwan adalah bagian dari solusi terhadap tantangan regional, dan Taiwan akan terus memperkuat hubungan dengan mitra-mitra NSP dan negara-negara sehaluan, serta terus berperan aktif dalam memastikan kesejahteraan di Indo-Pasifik.
Yushan forum kali ini memasuki pelaksanaan tahun ketujuh. Sejak pertama kali diselenggarakan pada tahun 2017, lebih dari 3.000 orang telah berpartisipasi, termasuk lebih dari 230 pemimpin internasional, cendekiawan, dan pakar dari 26 negara.
NSP dicanangkan ketika Presiden Tsai Ing-wen mulai menjabat pada tahun 2016. Melalui kebijakan ini, Taiwan berupaya untuk meningkatkan kerja sama dengan negara-negara mitra di berbagai bidang. Salah satu bagian penting dari upaya tersebut adalah penyelenggaraan Yushan Forum, sebuah platform untuk dialog regional.
Setiap tahun dalam forum ini, diskusi difokuskan pada peran penting Asia dan kawasan Indo-Pasifik dalam perekonomian global, serta memajukan dan memperluas hubungan kerja sama regional Taiwan, demi membentuk kesamaan pandangan di antara negara-negara mitra di Indo-Pasifik bagi kemakmuran dan pembangunan bersama.
Ketika WHO mengumumkan berakhirnya status darurat global untuk COVID-19 pada bulan Mei tahun ini, kita memasuki era baru dengan berbagai tantangan baru. Dengan tema "Memulai Blueprint Baru untuk Pembangunan Asia", forum tahun ini akan memulai pembicaraan tentang bagaimana kawasan ini dapat beradaptasi dan bersiap menghadapi tantangan yang ada.
Pada tahun 2022, perdagangan dua arah antara Taiwan dengan negara-negara NSP telah melampaui USD 180 miliar, meningkat 88 persen dari tahun 2016. Pada tahun yang sama, ekspor Taiwan ke negara-negara tersebut mencapai USD 96,9 miliar, atau meningkat 64 persen dibandingkan tahun 2016. Kedua angka ini merupakan rekor tertinggi.
Angka kunjungan wisatawan juga meningkat secara signifikan. Dari Januari hingga Juli tahun ini, tercatat ada lebih dari 2,73 juta kunjungan dari negara-negara NSP, yang merupakan sekitar 84 persen dari total angka kunjungan dalam periode tersebut.
Taiwan juga terdaftar sebagai salah satu pilihan teratas dalam Indeks Perjalanan Muslim Global (GMTI), yang menunjukkan bahwa keramahan dan apresiasi Taiwan terhadap keragaman budaya telah memperoleh pengakuan dari komunitas internasional.
Taiwan kini menjadi destinasi pilihan bagi mahasiswa dari negara-negara ASEAN dan India untuk menimba ilmu. Mulai dari program gelar dan pertukaran hingga penelitian dalam berbagai bidang, kerja sama akademis dengan Taiwan terus berkembang pesat. Sejak tahun 2016, institusi pendidikan di Taiwan telah menerima lebih dari 200.000 mahasiswa dari negara-negara seperti Vietnam, Indonesia, Malaysia, Thailand, dan India.
Ketua Kelompok Lintas Partai Parlemen Jepang, Keiji Furuya, dalam forum tersebut menegaskan bahwa kelompok tersebut secara aktif mendorong Jepang untuk mendukung partisipasi Taiwan dalam WHO dan CPTPP, serta organisasi internasional lainnya, serta memiliki kesamaan pandangan dengan mendiang mantan Perdana Menteri Shinzo Abe yaitu “Jika Taiwan menghadapi masalah, Jepang juga menghadapi masalah”.
Keiji Furuya juga menegaskan pentingnya melindungi Taiwan, dan menyeru negara-negara demokrasi untuk bersama-sama melindungi perdamaian dunia dan keamanan Taiwan.
Mantan Perutusan Tetap AS untuk PBB, Kelly Craft, menegaskan bahwa Taiwan adalah negara berdaulat, dan masyarakat Taiwan memiliki hak untuk memutuskan nasibnya sendiri. Rezim otoritarianisme Tiongkok tidak berhak untuk mengatur. Kelly Craft menegaskan AS harus menaruh perhatian penting terhadap keamanan Taiwan, dan mendukung partisipasi Taiwan dalam organisasi internasional.