Kembali ke konten utama
Menlu Joseph Wu: Di Tengah Tantangan terhadap Tatanan Internasional, Taiwan-Latvia Harus Tingkatkan Kerja Sama
2023-11-09
New Southbound Policy。Konflik internasional saat ini berkaitan dengan konfrontasi antara demokrasi dan rezim otoritarianisme. Rezim otoritarianisme menimbulkan tantangan sistemis terhadap tatanan internasional berbasis aturan, dan hal ini sudah sampai ke level yang tidak bisa lagi diabaikan oleh komunitas demokrasi.
Konflik internasional saat ini berkaitan dengan konfrontasi antara demokrasi dan rezim otoritarianisme. Rezim otoritarianisme menimbulkan tantangan sistemis terhadap tatanan internasional berbasis aturan, dan hal ini sudah sampai ke level yang tidak bisa lagi diabaikan oleh komunitas demokrasi.

Pada tanggal 7 November 2023 Menteri Luar Negeri Joseph Wu menyampaikan pidato berjudul "Latvia dan Taiwan: Di Jalan Demokrasi" di Universitas Riga Stradins (RSU) atas undangan Latvian Institute of International Affairs (LIIA). Dalam pidato tersebut Menlu Joseph Wu menekankan pentingnya kerja sama lebih dalam antara Taiwan dan Latvia di tengah tantangan sistemi terhadap tatanan internasional oleh rezim otoriter.
 
Menlu Joseph Wu menyatakan bahwa meskipun secara geografis Latvia dan Taiwan terletak berjauhan, namun keduanya memiliki kesamaan dalam perjalanan menuju demokratisasi. Kedua negara sama-sama menjunjung nilai-nilai universal seperti kebebasan, hak asasi manusia, dan supremasi hukum. Selain itu, kedua negara juga menghadapi tantangan keamanan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
 
Konflik internasional saat ini berkaitan dengan konfrontasi antara demokrasi dan rezim otoritarianisme. Rezim otoritarianisme menimbulkan tantangan sistemis terhadap tatanan internasional berbasis aturan, dan hal ini sudah sampai ke level yang tidak bisa lagi diabaikan oleh komunitas demokrasi.
 
Tiongkok sudah bertahun-tahun melakukan provokasi militer, isolasi diplomatik, dan koersi ekonomi terhadap Taiwan. Meskipun Taiwan percaya bahwa dialog adalah satu-satunya jalan menuju perdamaian, Taiwan juga harus bersikap realistis dalam menghadapi risiko. Mengambil Taiwan dan Latvia sebagai contoh, tahun 2024 mendatang Latvia akan secara resmi menerapkan wajib militer, dan Taiwan akan menerapkan wajib militer 1 tahun serta meningkatkan anggaran pertahanan. Upaya ini dilakukan untuk menekan niat rezim otoritarianisme melakukan agresi.
 
Menlu Joseph Wu mengucapkan terima kasih kepada Latvia atas dukungan yang disampaikan terhadap partisipasi Taiwan dalam WHO, termasuk dukungan dari anggota parlemen yang menyampaikan keprihatinan kepada Sekretaris Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, serta mantan Menteri Kesehatan Latvia, Līga Meņģelsone, yang telah menyampaikan pidato berisi dukungan terhadap Taiwan dalam pertemuan WHA bulan Mei tahun ini.
 
Menteri Wu juga menyatakan kesediaannya untuk menjajaki peluang kerja sama dengan mitra demokrasi seperti Latvia, dan membangun hubungan ekonomi yang saling menguntungkan. Saat ini, Uni Eropa adalah salah satu sumber investasi asing terbesar bagi Taiwan, dan Taiwan juga memperluas investasinya di sektor industri Eropa, termasuk semikonduktor, teknologi laser, dan energi terbarukan. Hal ini diharapkan dapat memperkuat ketahanan ekonomi melalui kerja sama ekonomi antara negara-negara demokrasi, serta mengurangi dampak koersi ekonomi yang ditimbulkan negara-negara otoritarianisme.