Dalam kegiatan peringatan Insiden 28 Februari ke-77 di Kabupaten Chiayi, Presiden Tsai menegaskan bahwa ia akan terus mendorong pelaksanaan keadilan transisi dan memperluas dialog untuk menciptakan masyarakat yang lebih terbuka. Dalam kesempatan tersebut Presiden Tsai juga menyampaikan belasungkawa mewakili pemerintah kepada para korban dan keluarga korban. 
 
Insiden 28 Februari terjadi pada tahun 1947 setelah pemerintah kolonial Jepang menarik diri dari Taiwan pada akhir tahun 1945, dan muncul seruan untuk reformasi pada tubuh pemerintah. Ketika tuntutan-tuntutan tersebut tidak terpenuhi, terjadi protes berskala nasional yang memicu tindakan kekerasan oleh pihak militer sehingga mengakibatkan jatuhnya korban jiwa dari warga sipil.
 
Sejak tahun 2016 pemerintah telah menerapkan langkah-langkah untuk memperbaiki ketidakadilan di masa lalu, seperti empat laporan penyelidikan tentang insiden tersebut, dan penyelesaian hampir 2.000 kasus dengan kompensasi keuangan sebesar NTD 4 miliar (USD 126,7 juta).
 
Presiden Tsai menjelaskan bahwa pendirian lembaga pemerintah dan mekanisme untuk mempromosikan keadilan transisi, serta amendemen terhadap Undang-Undang Penyelesaian Harta yang Diperoleh dengan Cara Tidak Benar oleh Partai Politik dan Organisasi Terafiliasinya, Undang-Undang tentang Memajukan Keadilan Transisi dan Undang-Undang Arsip Politik, semuanya adalah hal yang sangat penting.
 
Presiden Tsai menyampaikan bahwa tidak ada jalan pintas untuk mencapai keadilan transisi. Adalah hal yang sangat penting bagi semua lapisan masyarakat untuk mengenal sejarah dan saling mendengarkan, sehingga masa lalu tidak lagi menjadi belenggu yang memecah belah negara, dan masyarakat dapat bekerja sama untuk menjaga demokrasi dan maju bersama.