Kembali ke konten utama
IPAC Luncurkan Video Operation MIST, Tegaskan Dampak Serius Apabila Terjadi Konflik di Selat Taiwan
New Southbound Policy。IPAC menjelaskan blokade terhadap Selat Taiwan dapat mengakibatkan kerugian ekonomi global sebesar USD 10 triliun, atau lebih besar dari perlambatan ekonomi akibat COVID-19, dan lima kali lebih besar dari dampak yang ditimbulkan oleh invasi Rusia terhadap Ukraina.
IPAC menjelaskan blokade terhadap Selat Taiwan dapat mengakibatkan kerugian ekonomi global sebesar USD 10 triliun, atau lebih besar dari perlambatan ekonomi akibat COVID-19, dan lima kali lebih besar dari dampak yang ditimbulkan oleh invasi Rusia terhadap Ukraina.

Pada tanggal 8 Maret 2024 Aliansi Antar-Parlemen tentang Tiongkok (IPAC) meluncurkan sebuah video mengenai "Pengukuran Dampak Guncangan (Shock) di Selat Taiwan" (Operation MIST) dan menegaskan bahwa melindungi perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan adalah tanggung jawab semua negara. IPAC menyeru pemerintah berbagai negara untuk mengukur dan menaruh perhatian terhadap dampak serius yang dapat timbul bagi perekonomian dunia apabila sampai terjadi konflik di Selat Taiwan.
 
17 anggota parlemen Uni Eropa, Belanda, Inggris, Republik Ceko, Swedia, Makedonia Utara, Ukraina, Kanada, Irlandia, Selandia Baru, Jepang, Filipina, Australia, dan Prancis turut mendukung Operation MIST, dan menekankan bahwa menjaga stabilitas di Selat Taiwan adalah tanggung jawab bersama.
 
IPAC menjelaskan blokade terhadap Selat Taiwan dapat mengakibatkan kerugian ekonomi global sebesar USD 10 triliun, atau lebih besar dari perlambatan ekonomi akibat COVID-19, dan lima kali lebih besar dari dampak yang ditimbulkan oleh invasi Rusia terhadap Ukraina.
 
Para anggota parlemen menyampaikan bahwa hal tersebut tidak boleh dibiarkan dan lebih banyak tindakan harus dilakukan untuk mencegah konflik di Selat Taiwan. Langkah ini dilakukan tidak hanya untuk melindungi masyarakat Taiwan dan hak mereka untuk menentukan masa depannya sendiri, tetapi juga melindungi masyarakat global dari dampak serius yang dapat terjadi.
 
Kementerian Luar Negeri (MOFA) menyambut baik prakarasa tersebut dan menyatakan bahwa dukungan teguh sangatlah dihargai oleh pemerintah dan rakyat Taiwan. MOFA mendorong mitra-mitra sehaluan untuk terus bekerja sama dengan Taiwan untuk memastikan perdamaian dan stabilitas di Indo-Pasifik serta melindungi nilai-nilai bersama dunia demokratis.
 
IPAC didirikan pada bulan Juni 2020 dan terdiri dari lebih 250 anggota parlemen di lebih dari 30 negara. IPAC bertujuan untuk memperdalam kerja sama antar anggota dalam berbagai masalah terkait Tiongkok, seperti menjaga tatanan internasional berbasis aturan, memperkuat keamanan global, dan menegakkan hak asasi manusia.