Kembali ke konten utama
Taiwan-AS Selenggarakan Lokakarya GCTF di Swiss
New Southbound Policy。Dalam pidatonya, Lee Chun memaparkan bahwa Taiwan, Jepang, Australia, dan Lituania telah merasakan dampak dari tindakan Tiongkok yang memanfaatkan perdagangan sebagai senjata. Negara-negara sehaluan harus bersatu dan menemukan keseimbangan antara efisiensi dan keamanan untuk menanggapi ancaman geopolitik tersebut. Lee Chun juga mendesak komunitas demokrasi untuk menentang koersi ekonomi dari rezim otoriter.
Dalam pidatonya, Lee Chun memaparkan bahwa Taiwan, Jepang, Australia, dan Lituania telah merasakan dampak dari tindakan Tiongkok yang memanfaatkan perdagangan sebagai senjata. Negara-negara sehaluan harus bersatu dan menemukan keseimbangan antara efisiensi dan keamanan untuk menanggapi ancaman geopolitik tersebut. Lee Chun juga mendesak komunitas demokrasi untuk menentang koersi ekonomi dari rezim otoriter.

Pada tanggal 13 Maret 2024 Kantor Perwakilan Taiwan di Swiss dan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Swiss menyelenggarakan lokakarya GCTF bertema “Ketahanan Ekonomi dan Restrukturisasi Rantai Pasokan” di Bern, Swiss.

Acara ini dibuka oleh Kepala Kantor Perwakilan Taiwan di Swiss, David Huang, dan Duta Besar AS untuk Swiss, Scott C. Miller, dan dihadiri oleh hampir 80 peserta yang terdiri dari pejabat pemerintah, anggota parlemen, akademisi dari wadah pemikir (think tank), dan jurnalis.

Lokakarya kali ini mengundang Kepala Kantor Perwakilan Taiwan untuk Uni Eropa, Lee Chun, sebagai narasumber, dan menghadirkan dua diskusi panel tentang risiko geopolitik, ketahanan rantai pasokan, koersi ekonomi, dan ketahanan ekonomi.

Dalam sambutannya, David Huang mengatakan bahwa mitra-mitra sehaluan perlu bekerja sama dalam menghadapi tantangan seperti krisis geopolitik, perubahan iklim, inflasi, dan COVID-19 untuk meningkatkan keamanan rantai pasokan dan ketahanan demokrasi, demi mempertahankan tatanan internasional berbasis aturan dan menciptakan masa depan yang makmur bagi semua orang.

Dalam pidatonya, Lee Chun memaparkan bahwa Taiwan, Jepang, Australia, dan Lituania telah merasakan dampak dari tindakan Tiongkok yang memanfaatkan perdagangan sebagai senjata. Negara-negara sehaluan harus bersatu dan menemukan keseimbangan antara efisiensi dan keamanan untuk menanggapi ancaman geopolitik tersebut. Lee Chun juga mendesak komunitas demokrasi untuk menentang koersi ekonomi dari rezim otoriter.

Beberapa tamu penting yang turut hadir dalam lokakarya ini adalah mantan pejabat Dewan Keamanan Nasional AS, Liza Tobin; direktur Swissmen (asosiasi untuk industri teknik dan elektronik Swiss), Stefan Brupbacher; dan CEO grup mesin industri Swiss K.R. Pfiffner AG, Andreas Ewald.
  
Kerangka Kerja Sama dan Pelatihan Global (GCTF) diluncurkan pada bulan Juni 2015 oleh Taiwan dan AS, dengan Jepang dan Australia yang bergabung kemudian. GCTF telah berperan sebagai platform penting untuk mendiskusikan solusi masalah global. Hingga saat ini sebanyak 70 lokakarya GCTF telah diselenggarakan untuk menanggulangi berbagai isu, meliputi keamanan siber, bantuan penanggulangan bencana, efisiensi energi, bantuan kemanusiaan, kerja sama penegakan hukum, kesehatan masyarakat, dan pemberdayaan perempuan.