Kembali ke konten utama
Delegasi Taiwan Hadiri The Sydney Dialogue, Paparkan Pemanfaatan Teknologi Digital untuk Ketahanan Demokrasi
New Southbound Policy。Brendan Dowling memuji demokrasi Taiwan, dan mengatakan bahwa di tengah tekanan yang disebabkan oleh lingkungan geopolitik yang sering berubah, Taiwan tetap teguh pada prinsip bahwa
Brendan Dowling memuji demokrasi Taiwan, dan mengatakan bahwa di tengah tekanan yang disebabkan oleh lingkungan geopolitik yang sering berubah, Taiwan tetap teguh pada prinsip bahwa "keamanan siber adalah keamanan nasional", dan oleh sebab itulah, Taiwan dianggap sebagai mitra luar biasa bagi Australia dalam isu keamanan siber.

Tanggal 2 September 2024 anggota penasihat Dewan Keamanan Nasional (NSC), Li Yuh-jye, memimpin delegasi untuk menghadiri "The Sydney Dialogue" yang diselenggarakan oleh "Australian Strategic Policy Institute" (ASPI).
 
Kegiatan tersebut adalah kegiatan tahunan Australia yang berfokus pada isu keamanan siber dan teknologi baru, dan dihadiri oleh para pemangku kepentingan di sektor industri, pemerintah, dan akademisi dari 30 negara, termasuk Australia, Amerika Serikat, Inggris, Lithuania, Belanda, Filipina, Jepang, Singapura, Papua Nugini, Tonga, dan Taiwan.
 
Dalam dialog ini para peserta bersama-sama membahas berbagai topik, seperti pengembangan aplikasi kecerdasan buatan, penanggulangan ancaman hibrida, konektivitas digital maritim dan udara Indo-Pasifik, infrastruktur digital, membangun ketahanan ekonomi, pengembangan inovasi industri digital, kesiapan pertahanan nasional di era digital, disinformasi, serta demokrasi.
 
Dalam sesi "Merancang Teknologi untuk Demokrasi", Li Yuh-jye berdiskusi secara mendalam dengan Duta Besar Keamanan Siber dari Kementerian Perdagangan Luar Negeri Australia, Brendan Dowling. Keduanya membahas peran tak tergantikan Taiwan dalam rantai pasokan industri AI, serta bagaimana Taiwan menggunakan teknologi untuk meningkatkan ketahanan digital dalam menghadapi ancaman hibrida jenis baru seperti disinformasi, demi mempertahankan nilai-nilai demokrasi.
 
Li Yuh-jye menyebutkan bahwa Taiwan pernah dijuluki oleh "The Economist" sebagai "tempat paling berbahaya di dunia," namun dalam menghadapi bencana alam dan serangan siber yang tak henti-hentinya, ketahanan demokrasi Taiwan tumbuh semakin kokoh.
 
Taiwan menjunjung tinggi nilai-nilai hak asasi manusia dalam penerapan teknologi, contohnya, aplikasi jaga jarak sosial yang digunakan selama pandemi COVID-19 di Taiwan tidak mengorbankan hak privasi masyarakat. Selain itu, perkembangan AI global tidak bisa lepas dari Taiwan, bukan hanya karena kata "AI" ada dalam nama "TAIWAN," tetapi juga karena rantai pasokan industri AI tidak bisa berjalan dengan optimal tanpa TSMC, produsen chip terbesar di dunia, atau Quanta, perusahaan pembuat server, yang menunjukkan peran penting Taiwan dalam rantai pasokan industri AI global.

Brendan Dowling memuji demokrasi Taiwan, dan mengatakan bahwa di tengah tekanan yang disebabkan oleh lingkungan geopolitik yang sering berubah, Taiwan tetap teguh pada prinsip bahwa "keamanan siber adalah keamanan nasional", dan oleh sebab itulah, Taiwan dianggap sebagai mitra luar biasa bagi Australia dalam isu keamanan siber.
 
Selama menghadiri "The Sydney Dialogue," Anggota Dewan Penasehat Li Yuh-jye dan delegasi juga berinteraksi dan melakukan pertukaran dengan beberapa negara-negara sehaluan, untuk mengeksplorasi peluang kerja sama. Anggota delegasi terdiri dari Kepala TECO Australia, Hsiao Yu-tien, Wakil Direktur Jenderal Biro Keamanan Informasi Kementerian Pengembangan Digital, Cheng Hsin-ming, Wakil Direktur Institut Nasional Keamanan Siber, Lin Ying-dar, serta Direktur Balai Penelitian Teknologi Keamanan Siber Institut Informasi Industri, Hsu Chien-jung.