Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, bertemu dengan Menteri Luar Negeri Tiongkok, Wang Yi, di sela-sela Sidang Umum PBB, Jumat, 27 September 2024.
Seusai pertemuan, Kementerian Luar Negeri AS mengeluarkan siaran pers yang menyatakan bahwa Antony Blinken menekankan pentingnya menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan kepada Wang Yi. Selain itu, ia juga menyampaikan keprihatinan serius mengenai tindakan Tiongkok yang berbahaya dan merusak stabilitas di Laut China Selatan, serta dukungan Tiongkok terhadap industri militer Rusia.
Kementerian Luar Negeri (MOFA Taiwan) menyambut baik, dan mengucapkan terima kasih atas pernyataan pejabat tinggi AS yang kembali menegaskan dukungannya terhadap perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan melalui interaksi dengan Tiongkok.
Kementerian Luar Negeri (MOFA Taiwan) mengecam keras tindakan Tiongkok yang terus-menerus mengancam status quo perdamaian melalui berbagai tindakan di saat komunitas internasional tengah bekerja sama untuk menjaga keamanan dan stabilitas regional.
Dalam siaran pers yang diterbitkan oleh pihak Tiongkok terkait pertemuan ini, Tiongkok kembali menyampaikan berbagai klaim yang bertentangan dengan kenyataan mengenai Taiwan dan hubungan Taiwan-AS. Kementerian Luar Negeri (MOFA Taiwan) kembali menegaskan bahwa ROC (Taiwan) dan Republik Rakyat Tiongkok (PRC) tidak saling tunduk satu sama lain.
Kementerian Luar Negeri (MOFA Taiwan) juga menegaskan bahwa ancaman Tiongkok terhadap Taiwan, dan ekspansi militer agresif di kawasan ini adalah sumber utama yang merusak perdamaian dan stabilitas regional.
Di samping itu, aliansi Tiongkok dengan Rusia, baik sebagai pendukung utama invasi Rusia ke Ukraina di kawasan Transatlantik, maupun dalam latihan militer bersama bersifat provokatif di kawasan Indo-Pasifik, semuanya mencerminkan bahwa ambisi Tiongkok dapat menjadi ancaman besar bagi dunia.
Seperti yang disampaikan oleh Presiden Lai Ching-te kepada komunitas internasional melalui KTT organisasi nirlaba, "Taiwan yang lebih kuat akan lebih mampu mendorong demokrasi, kebebasan, dan kemakmuran dunia. Kami dengan tulus berharap Taiwan dan negara-negara demokrasi lainnya dapat bekerja sama untuk melindungi demokrasi, dan menghadapi agresi otoriter."
Sebagai anggota yang bertanggung jawab dalam komunitas internasional, Taiwan akan terus memperkuat kemampuan pertahanan, dan bersama mitra-mitra sehaluan seperti AS, bersama-sama mempertahankan tatanan internasional berbasis aturan, untuk memastikan perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di Selat Taiwan dan kawasan Indo-Pasifik.
Menteri Luar Negeri Tiongkok, Wang Yi, dalam pidato di Sidang Umum PBB ke-79, Sabtu, 28 September, kembali mengklaim bahwa Resolusi PBB No. 2758 telah sepenuhnya menyelesaikan masalah perwakilan Tiongkok di PBB, termasuk Taiwan. Kementerian Luar Negeri (MOFA Taiwan) dengan tegas mengecam pernyataan tersebut.
Kementerian Luar Negeri (MOFA Taiwan) kembali menegaskan bahwa ROC (Taiwan) dan Republik Rakyat Tiongkok (PRC) tidak saling tunduk adalah fakta objektif di Selat Taiwan, serta fakta yang diakui oleh komunitas internasional.
Isi Resolusi 2758 tidak menyebut Taiwan, tidak mengonfirmasi bahwa Taiwan adalah bagian dari Republik Rakyat Tiongkok (PRC), dan tidak memberikan otorisasi kepada Republik Rakyat Tiongkok (PRC) untuk mewakili Taiwan di PBB.
Resolusi tersebut tidak memiliki hubungan dengan Taiwan, dan tidak menyelesaikan masalah perwakilan Taiwan di PBB. Kementerian Luar Negeri (MOFA Taiwan) sekali lagi menegaskan bahwa hanya pemerintahan yang dipilih oleh masyarakat Taiwan yang memiliki amanat untuk mewakili Taiwan di PBB dan organisasi internasional lainnya.
Kementerian Luar Negeri (MOFA Taiwan) meminta Tiongkok untuk menghentikan upayanya menyesatkan pandangan komunitas internasional, dan menyeru komunitas internasional untuk memperhatikan bahwa Tiongkok dengan niat jahat memanipulasi Resolusi PBB 2758, berupaya mengubah status quo di Selat Taiwan secara sepihak, dan menciptakan dasar hukum untuk potensi serangan militer ke Taiwan.
Kementerian Luar Negeri (MOFA Taiwan) mengajak semua pihak untuk secara aktif mengambil langkah-langkah tanggapan terhadap hal ini, dan bersama-sama menjaga perdamaian serta stabilitas di Selat Taiwan dan kawasan Indo-Pasifik, serta tatanan internasional berbasis aturan.