Pertemuan Menteri Pertahanan negara-negara anggota G7 diselenggarakan di Napoli, Italia, dari tanggal 18 hingga 20 Oktober 2024, dan pada tanggal 19 Oktober, para peserta mengeluarkan pernyataan bersama berisi keprihatinan terhadap tindakan provokatif Tiongkok yang baru-baru ini melakukan latihan militer di sekitar Taiwan.
Negara-negara G7 kembali menegaskan bahwa perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan sangat penting bagi keamanan dan kemakmuran komunitas internasional, serta mendesak agar masalah lintas selat diselesaikan secara damai. Kementerian Luar Negeri (MOFA Taiwan) menyambut baik pernyataan tersebut, dan mengucapkan terima kasih atas dukungan tegas negara-negara anggota terhadap status quo perdamaian di Selat Taiwan.
Tanggal 19 Oktober 2024 Kementerian Luar Negeri (MOFA Taiwan) juga mengucapkan terima kasih kepada pejabat lembaga eksekutif dan anggota parlemen dari negara sahabat dan negara sahabat diplomatik, termasuk Amerika Serikat, Jepang, Inggris, Prancis, Jerman, Australia, Selandia Baru, Lithuania, Korea Selatan, dan Uni Eropa yang dalam beberapa hari terakhir secara terbuka menyatakan keprihatinan mereka atas ancaman militer Tiongkok terhadap Taiwan.
Mereka menekankan pentingnya menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan, mendesak Tiongkok untuk mengendalikan diri, serta menegaskan bahwa perbedaan harus diselesaikan melalui dialog, bukan dengan kekuatan militer atau ancaman.
Menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan adalah kepentingan bersama kedua belah pihak di lintas selat dan komunitas internasional. Konsensus internasional saat ini juga mengarah pada pentingnya menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan dan kawasan Indo-Pasifik.
Kementerian Luar Negeri (MOFA Taiwan) kembali mendesak Tiongkok untuk mengakui fakta keberadaan ROC (Taiwan), dan menghormati pilihan rakyat Taiwan untuk menjalani kehidupan yang bebas dan demokratis.
Taiwan juga menyatakan keinginan untuk bekerja sama dengan Tiongkok dalam hal partisipasi internasional, menjaga keamanan regional, dan mengejar perdamaian serta kemakmuran bersama. Taiwan berharap Tiongkok tidak lagi menggunakan provokasi militer atau cara-cara lain untuk mengancam atau menekan Taiwan dan merusak status quo regional, demi mendukung perkembangan hubungan yang baik antara kedua belah pihak, sesuai dengan harapan komunitas internasional.
Selain itu, pada tanggal 16 Oktober, juru bicara Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Australia, saat menjawab pertanyaan media, menyampaikan keprihatinan mendalam atas latihan militer besar-besaran yang dilakukan oleh Tiongkok di sekitar Taiwan. Australia mendesak Tiongkok untuk mengendalikan diri dan menghindari peningkatan ketegangan yang tidak diinginkan. Perbedaan harus diselesaikan melalui dialog, bukan dengan kekuatan militer atau ancaman, karena perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan adalah kepentingan semua pihak.
Sebelumnya pada tanggal 14 Oktober, Kementerian Luar Negeri Inggris juga mengeluarkan pernyataan berisi keprihatinan atas latihan militer Tiongkok di sekitar Taiwan yang meningkatkan ketegangan dan risiko di kawasan tersebut. Inggris menegaskan kembali bahwa perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan berkaitan dengan kepentingan Inggris, dan penting bagi kemakmuran global. Masalah terkait Taiwan harus diselesaikan oleh rakyat di kedua sisi selat melalui dialog, bukan melalui ancaman atau intimidasi militer. Inggris tidak mendukung upaya dalam bentuk apa pun yang bertujuan mengubah status quo secara sepihak, dan menyerukan pengendalian diri demi menghindari tindakan yang dapat merusak perdamaian dan stabilitas.