Presiden Lai Ching-te menyerahkan Penghargaan Demokrasi dan Hak Asasi Manusia Asia 2024 kepada organisasi hak asasi manusia Bangladesh “Odhikar”. Dalam pidatonya, Presiden Lai mengafirmasi dedikasi Odhikar dalam memajukan hak asasi manusia dan hak politik masyarakat Bangladesh, serta keberanian untuk terus maju dalam memperjuangkan demokrasi dan hak asasi manusia.
Presiden menegaskan bahwa mempertahankan demokrasi membutuhkan seluruh kekuatan yang dapat kita himpun. Taiwan akan terus berupaya memperkuat kemampuan dalam mempertahankan demokrasi dan mempererat kemitraan dengan berbagai negara demi mewujudkan demokrasi global yang semakin tangguh.
Taiwan Foundation for Democracy (TFD) menegaskan bahwa di Taiwan, hak asasi manusia adalah pilar bangsa. TFD mendirikan Penghargaan Demokrasi dan Hak Asasi Manusia Asia (Asia Democracy and Human Rights Award) pada tahun 2006, dan penghargaan ini telah menjadi salah satu penghargaan tertinggi di Asia. Di bawah kepemimpinan Ketua Han Kuo-yu, penghargaan ini akan terus memperkuat hubungan Taiwan dengan dunia.
Penghargaan ini memberikan pengakuan kepada individu atau kelompok yang telah memajukan demokrasi dan membela hak asasi manusia di Asia, sekaligus menyampaikan nilai-nilai yang dijunjung oleh Taiwan.
Para penerima penghargaan ini, termasuk Odhikar, telah berjuang dengan gagah berani untuk kebebasan dan hak asasi manusia. Sejak didirikan pada tahun 1994, Odhikar berdedikasi untuk memajukan hak asasi manusia dan hak politik masyarakat Bangladesh. Organisasi ini tidak hanya memberikan pengawasan dan mempromosikan akuntabilitas, tetapi juga menerbitkan laporan tahunan hak asasi manusia yang mengungkap pelanggaran hak asasi manusia yang sering diabaikan, sehingga praktik-praktik tidak adil yang tersembunyi dalam kegelapan dapat diungkap ke permukaan.
Seperti Bangladesh, Taiwan juga pernah mengalami penindasan dan tekanan dari pemerintahan yang otoriter. Namun, berkat dedikasi banyak aktivis demokrasi dan pembela hak asasi manusia, masyarakat Taiwan kini menikmati cara hidup yang bebas dan demokratis, serta dapat menggunakan suara mereka untuk menentukan masa depan negara mereka sendiri.
Taiwan kini merupakan masyarakat demokratis yang dinamis dan berdiri di garis depan dalam pertahanan demokrasi. Dalam beberapa tahun terakhir, penyebaran disinformasi dan perang kognitif telah menjadi tantangan bagi semua demokrasi. Melalui Global Cooperation and Training Framework (GCTF), Taiwan terus memperluas kerja sama dengan berbagai negara mitra, berbagi pengalaman dan strategi untuk melawan disinformasi.