
Kementerian Luar Negeri Taiwan mengundang delegasi jurnalis politik dan ekonomi dari media berbahasa Prancis pada tanggal 8 hingga 14 Juni 2025. Delegasi ini terdiri dari jurnalis asal Haiti, Pantai Gading, Prancis, dan Swiss, yang datang untuk melakukan kunjungan langsung ke Taiwan.
Selama berada di Taiwan, para jurnalis mengadakan pertemuan dengan lembaga pemerintah penting, perusahaan swasta, dan institusi budaya, serta berdiskusi dengan Wakil Menteri Luar Negeri Wu Chih-chung dan Duta Besar Keliling Audrey Tang.
Laporan dari kunjungan tersebut telah dimuat di sejumlah media berpengaruh berbahasa Prancis, termasuk La Tribune dan L’Express dari Prancis, serta Le Nouvelliste dari Haiti.
Dalam aspek pengembangan industri semikonduktor, La Tribune menyoroti pernyataan Wamenlu Wu Chih-chung yang menegaskan bahwa pangsa produksi global Taiwan dalam chip mutakhir meningkat dari 93% pada tahun 2024 menjadi 95% pada 2025, menunjukkan posisi kepemimpinan Taiwan yang semakin kokoh.
Wu Chih-chung juga menjelaskan bahwa Taiwan semakin mempererat kerja sama dengan perusahaan-perusahaan Eropa seperti ASML dari Belanda, Air Liquide dari Prancis, dan BASF dari Jerman. Sebaliknya, Tiongkok masih menghadapi hambatan besar akibat pembatasan ekspor dari Amerika Serikat dan kendala teknologi domestik, sehingga sulit menyamai capaian industri Taiwan dalam waktu dekat.
Mengenai hubungan ekonomi lintas selat, La Tribune mengutip pernyataan Wamenlu Wu Chih-chung bahwa proporsi investasi perusahaan Taiwan di Tiongkok menurun drastis dari 84% pada 2014 menjadi hanya 7% pada 2024.
Penurunan ini mencerminkan upaya Taiwan dalam mendorong diversifikasi ekonomi serta memperkuat hubungan dagang dengan Amerika Serikat, Jepang, Eropa, dan kawasan Asia Selatan. Meskipun masih ada aktivitas perdagangan bilateral, Taiwan telah menunjukkan ketahanan tinggi dan strategi visioner dalam restrukturisasi rantai pasok serta penyesuaian sumber bahan baku penting.
Delegasi jurnalis juga mengadakan diskusi dengan Duta Besar Keliling Audrey Tang. La Tribune melaporkan penjelasan Audrey Tang mengenai langkah-langkah Taiwan dalam memperkuat pertahanan terhadap perang informasi. Ia menyebutkan bahwa Taiwan telah memberlakukan undang-undang yang mengharuskan semua pesan politik dan iklan digital mencantumkan tanda tangan digital. Sebagai hasilnya, jumlah iklan palsu di platform media sosial menurun hingga sekitar 90%, menandakan efektivitas awal kebijakan tersebut.
Audrey Tang juga menambahkan bahwa sejak tahun 2019, literasi media telah diintegrasikan ke dalam kurikulum semua jenjang pendidikan di Taiwan untuk membantu generasi muda mengenali disinformasi dan manipulasi digital.