Kembali ke konten utama
Konselor Pendidikan dari Indonesia Kunjungi Taiwan
New Southbound Policy。 OCAC juga bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan (MOE) dan berbagai universitas untuk memperkuat kemampuan bahasa Mandarin para mahasiswa diaspora, sehingga mereka dapat lebih cepat beradaptasi dengan kehidupan di Taiwan.
OCAC juga bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan (MOE) dan berbagai universitas untuk memperkuat kemampuan bahasa Mandarin para mahasiswa diaspora, sehingga mereka dapat lebih cepat beradaptasi dengan kehidupan di Taiwan.

Dewan Urusan Komunitas Diaspora (OCAC) pada 21-27 September 2025 menyelenggarakan program kunjungan “Rombongan Konselor Pendidikan dari Thailand, Myanmar, Laos, dan Indonesia 2025”. Rombongan terdiri dari 32 peserta dari empat negara. Pada 22 September, rombongan melakukan kunjungan resmi ke OCAC dan diterima oleh Wakil Ketua OCAC Chang Liang-min serta Direktur Departemen Mahasiswa Diaspora Chang Wen-hua, untuk berdiskusi mengenai kebijakan pendidikan Taiwan serta prospek jaringan pengembangan karier bagi mahasiswa diaspora.
 
Kebijakan pendidikan bagi mahasiswa diaspora Taiwan telah berjalan lebih dari 70 tahun. Selain membangun sistem pendidikan yang lengkap, saat ini Taiwan juga aktif mengembangkan program vokasi unggulan yang menyeimbangkan teori dan praktik, seperti Program Khusus Kolaborasi Industri-Akademisi serta Program Sarjana Empat Tahun Kolaborasi Industri-Akademisi.
 
OCAC menegaskan bahwa kelas khusus mahasiswa diaspora dirancang agar siswa dapat menyeimbangkan kuliah dengan praktik kerja, sekaligus meringankan beban ekonomi. OCAC juga bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan (MOE) dan berbagai universitas untuk memperkuat kemampuan bahasa Mandarin para mahasiswa diaspora, sehingga mereka dapat lebih cepat beradaptasi dengan kehidupan di Taiwan. Selain itu, dukungan berupa beasiswa, bantuan medis, serta layanan darurat juga disediakan agar mahasiswa dapat belajar dengan tenang dan menjalani keseharian dengan baik di Taiwan.
 
Ketua Delegasi Yin Sheng-bang menyampaikan bahwa Taiwan mendapat perhatian dunia berkat keberhasilan dalam demokrasi dan pembangunan ekonomi, sementara di Asia, sistem pendidikan dan layanan kesehatan Taiwan juga sangat diakui. Menurutnya, dengan perubahan struktur ekonomi global dan kebutuhan pembangunan di Asia Tenggara, pendidikan tinggi Taiwan kini telah menjadi pilihan utama bagi generasi muda Tionghoa perantauan di kawasan Asia Tenggara.
 
Yin juga membagikan pengalamannya sebagai mahasiswa diaspora asal Myanmar yang pernah menempuh studi di Taiwan. Setelah kembali ke tanah air, ia terus mendorong pendidikan diaspora dan pembelajaran bahasa Mandarin, serta aktif mendukung siswa melanjutkan pendidikan tinggi di Taiwan. Ia meyakini bahwa mahasiswa diaspora akan menjadi kekuatan sipil penting bagi Taiwan di Asia Tenggara, sekaligus memberi kontribusi nyata dalam diplomasi pragmatis dan Kebijakan Baru Arah Selatan (New Southbound Policy, NSP) Taiwan melalui pengaruh yang tidak terlihat namun signifikan.