
Taiwan International Human Rights Film Festival 2025 resmi berakhir pada 12 Oktober setelah berlangsung meriah sejak 19 September di Taipei dan Kaohsiung. Penutupan festival ditandai dengan penganugerahan “Human Rights Film Award” perdana yang digelar di Aula Pertunjukan Memorial Hall Nasional Chiang Kai-shek.
Untuk meningkatkan reputasi dan visibilitas internasional, Museum Nasional Hak Asasi Manusia tahun ini mengubah format penyelenggaraan dari pameran film menjadi festival film, sekaligus memperkenalkan “Human Rights Film Award” untuk pertama kalinya. Tujuannya adalah mendorong masyarakat mengeksplorasi isu-isu hak asasi manusia melalui karya sinematik.
Wakil Menteri Kebudayaan, Wang Shih-szu, dalam sambutannya menyampaikan bahwa karya-karya yang berpartisipasi tahun ini sangat beragam, meliputi tema teror putih, kondisi pekerja, keadilan hukum, kebebasan beragama, hingga isu migrasi.
Film memiliki peran penting sebagai media ingatan kolektif dan wadah dialog tentang hak asasi manusia, serta menjadi bukti bahwa hanya di tanah Taiwan yang bebas, kisah-kisah tersebut dapat disuarakan secara terbuka.
Ke depan, Taiwan International Human Rights Film Festival akan terus mendorong pendidikan hak asasi manusia melalui film, membuka ruang bagi publik untuk memahami berbagai isu HAM, sekaligus menarik lebih banyak kreator untuk terlibat dalam produksi film bertema hak asasi manusia, sebagai bentuk nyata dari kemajuan demokrasi Taiwan.
Museum Hak Asasi Manusia berharap, melalui “Human Rights Film Award”, generasi muda akan terdorong untuk mengangkat isu-isu hak asasi melalui karya visual, serta menginspirasi lebih banyak penonton untuk belajar, memahami, dan merefleksikan nilai-nilai fundamental hak asasi manusia.