Kembali ke konten utama
Pameran Buku Internasional Taipei 2019 Resmi Dibuka
2019-02-13

Membaca dapat memperluas wawasan, memperdalam hubungan pertukaran, serta meningkatkan apresiasi kita terhadap demokrasi dan kebebasan yang tidak didapatkan dengan mudah.

Wapres Chen: "Membaca dapat memperluas wawasan, memperdalam hubungan pertukaran, serta meningkatkan apresiasi kita terhadap demokrasi dan kebebasan yang tidak didapatkan dengan mudah." (Foto oleh MOC)

 

Pameran Buku Internasional Taipei (Taipei International Book Exhibition) ke-27 dengan tema "Time for Reading" (Waktunya untuk Membaca) resmi dibuka pada tanggal 12 Februari 2019. Jerman yang merupakan negara tamu kehormatan dalam pameran tahun ini, menghadirkan desain paviliun dengan gaya arsitektur Sekolah Seni Bauhaus Dessau.

Upacara pembukaan turut dihadiri oleh Wakil Presiden, Chen Chien-jen, Menteri Kebudayaan, Cheng Li-chiun, Wakil Menteri Kebudayaan, Hsiao Tsung-huang, Kepala German Institute Taipei, Dr. Thomas Prinz, CEO Frankfurt Book Fair, Juergen Boos, Kepala Goethe Institut Asia Timur, Dr. Marla Stukenberg, dan CEO Pameran Buku Internasional Taipei, Chao Cheng-ming.

Menteri Kebudayaan Cheng Li-chiun mengatakan, "Tahun ini adalah ulang tahun Sekolah Seni Bauhaus Dessau yang ke-100, sekaligus perayaan runtuhnya tembok Berlin ke-30. Jika dilihat dari segi desain, seni, hak asasi manusia, kesusastraan, demokrasi, dan lain-lain, Jerman adalah sebuah negara yang memiliki beragam kisah menarik. Sebagai negara paling bebas, demokratis, dan terbuka di Asia, Taiwan memiliki kapasitas penerbitan yang dapat menjadi kekuatan utama budaya Asia, dan memimpin di bidang kemajuan sosial."

Kementerian Kebudayaan (MOC) terus berupaya untuk mempromosikan buku-buku Taiwan di kancah internasional. Tahun ini dengan dukungan dari Eksekutif Yuan, anggaran yang diperoleh untuk menerjemahkan karya sastra Taiwan ke dalam berbagai bahasa asing dinaikkan 2,5 kali lipat. Selain itu, Museum Nasional Kesusastraan Taiwan juga telah mendorong pelaksanaan program khusus untuk mengundang para penerjemah profesional di luar negeri yang telah menerjemahkan karya sastra Taiwan untuk melakukan pertukaran. MOC juga akan terus memperluas promosi perusahaan penerbit dan penulis Taiwan melalui program "Books from Taiwan".

CEO Pameran Buku Internasional Taipei, Chao Cheng-ming, mengatakan, "Produk percetakan Taiwan saat ini sedang menghadapi ancaman media digital, dan jika kita hanya berfokus pada persaingan antara sesama penerbit, maka kita tidak akan dapat mengatasi tantangan tersebut. Tahun ini kami mengangkat tema "Time for Reading", dengan harapan dapat mendorong gerakan membaca nasional, dan mengajak masyarakat baik tua dan muda, kapan saja, dan di mana saja untuk bersama-sama kembali membaca buku."

Dalam sambutannnya, Wakil Presiden Chen Chien-jen mengatakan, "Jerman adalah negara tamu kehormatan dalam pameran tahun ini, puluhan tahun yang lalu, Jerman dan Taiwan sama-sama pernah melewati masa-masa kesukaran transformasi demokrasi. Negara dengan kapasitas penerbitan yang baik, adalah negara yang menghargai kebebasan, demokrasi, hak asasi manusia, dan keterbukaan. Membaca dapat memperluas wawasan, memperdalam hubungan pertukaran, serta meningkatkan apresiasi kita terhadap demokrasi dan kebebasan yang tidak didapatkan dengan mudah."

Budaya penerbitan yang menghormati kebebasan dan keterbukaan. Ini adalah aset Taiwan yang sangat berharga dan tidak tergantikan. Wapres Chen berharap komunitas internasional tidak hanya melihat berbagai kuliner khas Taiwan yang terkenal, seperti nasi daging, ayam goreng, dan teh susu mutiara (bubble tea), tetapi juga dapat melihat kebebasan, keberagaman, dan semangat hidup yang ditampilkan oleh sektor penerbitan Taiwan, karena hal ini juga merupakan kebanggaan Taiwan dan tujuan perjuangan yang ingin kita gapai bersama di masa depan.