Kembali ke konten utama
Presiden Tsai akan Mengunjungi Nauru, Palau dan Kepulauan Marshall

Dalam kunjungan kali ini, Presiden Tsai akan melakukan pertukaran di bidang pelaksanaan demokrasi dan pembangunan berkelanjutan, serta menekankan bahwa lautan bukanlah sebuah pemisah, tetapi merupakan sebuah jembatan penghubung.

Juru bicara Istana Kepresidenan menjelaskan bahwa dalam kunjungan kali ini, Presiden Tsai akan melakukan pertukaran di bidang pelaksanaan demokrasi dan pembangunan berkelanjutan, serta menekankan bahwa lautan bukanlah sebuah pemisah, tetapi merupakan sebuah jembatan penghubung. (Foto oleh Office of the President, ROC)

 

Presiden Tsai Ing-wen akan melakukan kunjungan kenegaraan ke Palau dan Nauru pada tanggal 21-26 Maret 2019, dilanjutkan dengan menghadiri pertemuan internasional di Kepulauan Marshall pada tanggal 26-28 Maret.

Pada tahun 2017, Presiden Tsai telah mengunjungi Kepulauan Marshall, Tuvalu, dan Kepulauan Solomon.

Kunjungan kali ini merupakan bagian dari upaya untuk memperdalam hubungan kerja sama dan persahabatan dengan negara-negara Pasifik, sekaligus sebagai tanggapan atas undangan yang disampaikan secara langsung oleh Presiden Palau, Tommy Remengesau Jr dan Presiden Nauru, Baron Waqa ketika mereka berkunjung ke Taiwan.

Presiden Kepulauan Marshall, Hilda C. Heine, adalah presiden wanita pertama di kawasan Pasifik, dan semenjak menjabat ia telah secara aktif mempromosikan hak-hak perempuan.

Pada tanggal 26 Maret 2019, Kepulauan Marshall akan mengadakan Konferensi Koalisi Pemimpin Perempuan Pasifik (Pacific Women Leaders' Coalition Conference, PWLC), dan Presiden Hilda C. Heine telah mengundang Presiden Tsai Ing-wen untuk memberikan kata sambutan sebagai tamu kehormatan. Kehadiran Presiden Tsai juga merupakan bentuk perhatian terhadap isu-isu perempuan, dan dukungan kepada Presiden Hilda C. Heine.

Taiwan memiliki banyak kesamaan dengan negara-negara sahabat di Pasifik, beberapa di antaranya adalah sama-sama merupakan negara pulau yang dikelilingi oleh laut, dan menaruh perhatian besar terhadap lingkungan dan pembangunan berkelanjutan; yang kedua adalah sama-sama memiliki sistem demokrasi, dan memiliki pandangan yang sama terhadap pentingnya stabilitas dan perdamaian regional.

Dalam lawatan kali ini, Presiden Tsai akan melakukan pertukaran di bidang pelaksanaan demokrasi dan pembangunan berkelanjutan, serta menekankan bahwa lautan bukanlah sebuah pemisah, tetapi merupakan sebuah jembatan penghubung.

Sebelumnya Presiden dijadwalkan untuk memulai kunjungan kenegaraan pada tanggal 24-31 Maret, tetapi mempertimbangkan pentingnya kehadiran Presiden Tsai pada upacara peringatan Hari Pahlawan Nasional tanggal 29 Maret, maka jadwal tersebut disesuaikan menjadi 21-28 Maret.

Pada kunjungan kali ini, Presiden Tsai masih belum dapat mengunjungi Kiribati karena jadwal kedua pemimpin negara yang berhalangan. Selama masa kunjungan Presiden Tsai ke negara-negara Pasifik, Presiden Kiribati Taneti Maamau, akan berada di luar negeri untuk menghadiri upacara kelulusan di University of the South Pacific di Fiji. Acara tersebut menghadirkan tamu kehormatan dari berbagai negara, sehingga tidak bisa dialihkan ke lain waktu.

Menurut rencana, Presiden Tsai akan tiba di Palau pada tanggal 21 Maret, melanjutkan perjalanan ke Nauru pada tanggal 24 maret, menghadiri PWLC pada tanggal 26 Maret, dan kembali ke tanah air pada tanggal 28 Maret sore.