Kembali ke konten utama
Grup Tari Cloud Gate Umumkan Penerima Subsidi “Wanderer Project”
2019-10-04

Chao Tsung-yih yang berasal dari latar belakang suku Bunun akan menggunakan dana bantuan “Wanderer Project” untuk pergi ke Indonesia. Ia ingin membandingkan dan mengamati perubahan yang dialami “Rumah Panjai” suku Dayak, dengan “Lumah” milik suku Bunun, dalam lingkungan agama dan politik yang berbeda.

Chao Tsung-yih yang berasal dari latar belakang suku Bunun akan menggunakan subsidi “Wanderer Project” untuk pergi ke Indonesia. Ia ingin membandingkan dan mengamati perubahan yang dialami “Rumah Panjai” suku Dayak, dengan “Lumah” milik suku Bunun, dalam lingkungan agama dan politik yang berbeda. (Foto oleh CNA)

 

Grup tari Cloud Gate telah mengumumkan daftar delapan orang penerima subsidi program “Wanderer Project” ke-16, yaitu Chen Hsin-hung, Li Ming-chen, Chao Tsung-yih, Wu Wei-min, Liang De-shan, Huang Hui-yu, Li Yan-zhen, Huang Hui-yu, dan Chen Bo-yu. Kedelapan seniman ini akan menerima pendanaan tiket pesawat dan biaya hidup untuk berwisata sambil mengasah kemampuan seni ke negara Asia selama 60 hari.        
 
Kedelapan orang seniman tersebut dua orang berasal dari latar belakang literatur, arsitektur dan seni rupa; dua orang dari bidang pelayanan sosial; dua orang dari latar belakang seni peran; dan dua orang lainnya berasal dari latar belakang seni desain visual. Menurut rencana, mereka akan berangkat ke Thailand, Jepang, Myanmar, Indonesia, Filipina dan Orchid Island (Taiwan) pada tahun 2020 mendatang.   
 
Peraih subsidi yang bernama Chao Tsung-yih, adalah seorang pegawai di sebuah toko buku bahasa penduduk asli independen. Ia juga seorang aktivis yang memperjuangkan pelestarian budaya penduduk asli dan seni sastra. Chao Tsung-yih yang berasal dari latar belakang suku Bunun akan menggunakan subsidi “Wanderer Project” untuk pergi ke Indonesia. Ia ingin membandingkan dan mengamati perubahan yang dialami “Rumah Panjai” suku Dayak, dengan “Lumah” milik suku Bunun, dalam lingkungan agama dan politik yang berbeda.   
 
Peraih subsidi lainnya yang bernama Li Ming-chen adalah seorang seniman teater, yang sudah berkarya selama sepuluh tahun. Selama perjalanan karirnya, ia sudah menghasilkan empat karya seni yang dinominasikan untuk menerima Taishin Arts Award. Ia akan menggunakan dana subsidi ini untuk pergi ke Jepang memperbaharui pikiran, serta menemukan insipirasi baru.      
 
Chen Hsin-hung, seorang pekerja lepas, berencana untuk pergi ke Thailand dan mempelajari alat musik seruling tradisional. Wu Wei-min akan pergi ke Orchid Island (Taiwan) untuk memotret pemandangan dan mengeksplorasi lingkungan air di sana, untuk menghadirkan rantai kehidupan yang mendekatkan manusia dengan alam dalam koleksi fotonya. Liang De-shan akan pergi ke Myanmar untuk menemukan rekam jejak masyarakat Tionghoa Muslim di sana, serta memahami cara hidup mereka.   
 
Huang Hui-yu akan pergi ke Manila untuk meneliti “Occupy Movement” (gerakan yang dilakukan masyarakat miskin menempati rumah dan pemukiman milik pemerintah), serta mengunjungi para penduduk miskin untuk mengetahui kesulitan dan strategi mereka untuk bertahan hidup. Li Yan-zhen akan pergi ke Myanmar untuk meneliti keberagaman pandangan masyarakat setempat terhadap hak asasi manusia dan pemerintahan demokratis, serta pembangungan nasional dan kehidupan masyarakat. Chen Bo-yu akan ke Indonesia untuk mempelajari alat musik gamelan, untuk menemukan persamaan karakter antara alat musik tradisional Taiwan dan Indonesia.