Kembali ke konten utama
Taiwan Sukses Selenggarakan Yushan Forum ke-4, Wujudkan Tekad Membangun Masa Depan Asia yang Tangguh
New Southbound Policy。Wakil Presiden Lai Ching-te menghadiri sesi Dialog Masa Depan Asia, dan mengatakan beberapa faktor utama yang mendukung kesuksesan penanganan wabah di Taiwan adalah kemampuan layanan kesehatan publik yang unggul, fondasi industri teknologi yang solid, dan sistem demokrasi. (Foto oleh Kantor Istana Kepresidenan, ROC)
Wakil Presiden Lai Ching-te menghadiri sesi Dialog Masa Depan Asia, dan mengatakan beberapa faktor utama yang mendukung kesuksesan penanganan wabah di Taiwan adalah kemampuan layanan kesehatan publik yang unggul, fondasi industri teknologi yang solid, dan sistem demokrasi. (Foto oleh Kantor Istana Kepresidenan, ROC)



2020 Yushan Forum telah dilaksanakan pada tanggal 8 Oktober bertempat di Grand Hyatt Hotel Taipei. Sesi pembukaan diawali dengan pidato sambutan oleh Presiden Tsai Ing-wen, kemudian dilanjutkan dengan pidato oleh  mantan Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull, mantan Perdana Menteri Swedia Carl Bildt, dan anggota DPR Jepang Keiji Furuya.   
 
Pada sesi malam hari, mantan Perdana Menteri Denmark yang juga mantan Sekretaris Jenderal NATO Anders Fogh Rasmussen, serta anggota Subkomite Asia pasifik Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat Ted Yoho memberikan pidato. 
 
Forum tahun ini turut dihadiri oleh pejabat tinggi, pakar dan tokoh masyarakat dari negara-negara mitra Kebijakan Baru Arah Selatan (New Southbound Policy, NSP), Eropa, Amerika Serikat, Jepang, dan lain-lain, untuk membahas peningkatan strategi dan implementasi kebijakan bagi kesejahteraan regional.
 
Presiden Tsai mengatakan prestasi Taiwan di bidang pencegahan wabah turut mendorong keberhasilan pelaksanaan Yushan Forum tahun ini, yang diselenggarakan secara langsung di lokasi acara, dan secara online (untuk menghadirkan narasumber yang berhalangan datang secara langsung). Hal ini tidak hanya memperlihatkan pelaksanaan demokrasi, transparansi, dan tata pemerintahan yang sehat di Taiwan, tetapi juga ketangguhan masyarakat Taiwan, serta semangat “Taiwan Membantu Asia, Asia Membantu Taiwan”.   
 
Kebijakan Baru Arah Selatan memiliki tujuan dan pendirian yang sejalan dengan visi ASEAN - Indo Pasifik, dan kebijakan Act East Policy  (India). Sebagai mitra penting regional, Taiwan berharap dapat bergabung dengan CPTPP, untuk menciptakan masa depan yang tangguh bersama dunia.
 
Mantan Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull, mantan Perdana Menteri Swedia Carl Bildt, dan anggota DPR Jepang Keiji Furuya, membahas isu perubahan politik dan ekonomi internasional, serta keprihatinan masyarakat internasional tentang wabah virus korona Wuhan (Covid-19). Mereka juga menyampaikan rasa hormat dan pujian kepada Taiwan yang berhasil menjaga demokrasi dan kebebasan dalam hal penanganan wabah.  
 
Wakil Presiden Lai Ching-te menghadiri sesi Dialog Masa Depan Asia, dan mengatakan beberapa faktor utama yang mendukung kesuksesan penanganan wabah di Taiwan adalah kemampuan layanan kesehatan publik yang unggul, fondasi industri teknologi yang solid, dan sistem demokrasi.
 
Sesi Dialog Masa Depan Asia dimoderatori oleh Menteri Tanpa Portofolia Audrey Tang, dan menghadirkan mantan Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla, mantan Wakil Perdana Menteri Thailand Kittirat Na-ranong, Kepala Asan Institute for Policy Studies Han Sung-joo, serta peneliti dari Institut Biomedis Academia Sinica Ho Mei-shang.  Sesi tersebut membahas tantangan ekonomi, industri, kesehatan publik, kedokteran, dan keamanan informasi yang dihadapi oleh berbagai negara akibat wabah virus korona Wuhan. Para pakar berpendapat, negara-negara harus saling berbagi pengalaman, mengintegrasikan informasi, dan bekerja sama.     
 
Pada sesi malam hari, Menteri Luar Negeri Joseph Wu menegaskan bahwa Taiwan senantiasa berupaya untuk menjaga demokrasi. Dalam menghadapi tindakan yang dilakukan oleh Tiongkok di Hong Kong, kerja sama antara Taiwan dan berbagai negara telah menjadi semakin penting dan mendesak.  
 
Mantan Perdana Menteri Denmark Anders Fogh Rasmussen mengatakan wabah virus korona Wuhan ini seharusnya dapat menyadarkan negara-negara Eropa, bahwa hubungan dengan Taiwan harus segera memasuki babak baru. Meskipun Eropa dan negara-negara Indo-Pasifik terletak berjauhan secara geografis, tetapi memiliki pemahaman terhadap nilai-nilai yang sama. Ia mengimbau Eropa seharusnya berdiri dan berjuang bersama Taiwan.   
 
Anggota DPR AS Ted Yoho mengatakan Tiongkok memiliki ambisi besar, oleh karena itu perlindungan terhadap demokrasi, kebebasan dan nilai-nilai universal harus diperkuat. Amerika Serikat telah menyiapkan diri untuk memperdalam hubungan kerja sama dengan Taiwan, demi mendorong stabilitas dan kesejahteraan regional.   
 
Di tengah berlangsungnya Yushan Forum, MOFA juga menyelenggarakan dua konferensi online untuk membahas pelaksanaan arah kerja sama pasca wabah, dan solusi inovatif untuk mengatasi tantangan global. Kedua seminar tersebut diikuti oleh pejabat tinggi, pelaku industri, akademisi, dan lembaga swadaya masyarakat.