Kembali ke konten utama
Presiden Tsai: Taiwan akan Terus Berkontribusi Bagi Peningkatan Kesehatan Masyarakat Global
New Southbound Policy。Presiden Tsai menjelaskan menurut evaluasi Bloomberg Economics (Juli 2020), Taiwan menduduki peringkat pertama dari 75 negara, dan prestasi tersebut merupakan hasil kerja keras pemerintah bersama masyarakat. (Foto oleh Kantor Istana Kepresidenan, ROC)
Presiden Tsai menjelaskan menurut evaluasi Bloomberg Economics (Juli 2020), Taiwan menduduki peringkat pertama dari 75 negara, dan prestasi tersebut merupakan hasil kerja keras pemerintah bersama masyarakat. (Foto oleh Kantor Istana Kepresidenan, ROC)



Pada tanggal 23 Oktober 2020, Presiden Tsai Ing-wen menghadiri Forum Kesehatan Global (Global Health Forum), dan memaparkan pengalaman Taiwan dalam mencegah penyebaran virus Covid-19. Taiwan akan terus berbagi pengalaman di bidang medis dan perawatan kesehatan dengan komunitas internasional. Seberat apa pun tantangan di masa depan, Taiwan akan secara aktif bekerja sama dengan komunitas internasional, dan berkontribusi bagi peningkatan kesehatan masyarakat secara global.   
 
Selama 10 bulan terakhir, ketika berbagai negara sedang kewalahan dengan penanganan wabah, keberhasilan Taiwan dalam mencegah penyebaran wabah telah memperoleh pengakuan dunia. Dengan berbekal pengalaman wabah SARS di tahun 2003, Taiwan telah mengembangkan sebuah mekanisme pencegahan wabah yang sangat baik, sehingga ketika wabah terjadi, pemerintah dapat dengan sigap menerapkan serangkaian kebijakan, termasuk prosedur boarding, dan karantina mandiri, diagnosis dan pendeteksian penyakit secara dini, penerapan jaga jarak sosial (social distancing), dan pemakaian masker, serta penggunaan big data dan teknologi digital untuk mencegah penyebaran wabah.     
 
Presiden Tsai menjelaskan menurut evaluasi Bloomberg Economics (Juli 2020), Taiwan menduduki peringkat pertama dari 75 negara, dan prestasi tersebut merupakan hasil kerja keras pemerintah bersama masyarakat.

Taiwan sudah 25 tahun menerapkan sistem asuransi kesehatan untuk seluruh masyarakat, yang merupakan fondasi teguh bagi penanganan wabah. Data yang tersimpan dalam sistem asuransi kesehatan tersebut dapat membantu melacak dan menelusuri kontak jarak dekat dan riwayat perjalanan yang dimiliki pasien, dan mencegah penyebaran wabah.  
 
Presiden Tsai mengatakan, “Saat ini sudah ada 3 instansi yang sedang mengembangkan vaksin, dan sudah menerima izin untuk melakukan uji coba klinis fase pertama. Sebentar lagi kita akan memasuki musim gugur dan musim dingin, pemerintah akan terus secara aktif memberikan informasi yang diperlukan oleh instansi pengembang vaksin, agar proses uji coba dan penelitian dapat dipercepat.”
 
Sebagai bagian dari komunitas kesehatan publik internasional, Taiwan tengah secara aktif mendorong pembentukan jaringan pencegahan wabah trans-nasional, dan kerja sama di bidang medis dengan negara-negara mitra Kebijakan Baru Arah Selatan (New Southbound Policy, NSP), untuk mewujudkan semangat “Taiwan Can Help, Taiwan is Helping”. Taiwan memiliki kapasitas dan bersedia untuk memberikan kontribusi di bidang pencegahan wabah global.          
 
Pada bulan Februari tahun ini, Taiwan telah menyelenggarakan pertemuan APEC Health Working Group di Malaysia, dan mendirikan Sub-Kelompok Kerja Kesehatan Digital, untuk mendayagunakan keunggulan yang dimiliki Taiwan di bidang industri digital, demi peningkatan kesehatan masyarakat global. Oleh karena itu, partisipasi Taiwan dalam WHO adalah hal yang sangat penting, khususnya dalam bidang pencegahan/penanganan penyakit dan wabah.   
 
Di akhir pidato, Presiden Tsai mengucapkan terima kasih kepada negara-negara sehaluan dan negara-negara sahabat yang telah memberikan dukungan kepada Taiwan untuk berpartisipasi dalam WHO dan organisasi internasional lainnya. Taiwan terletak di tengah jalur lalu lintas penting dalam kawasan Indo-Pasifik, selain memiliki letak geografis yang strategis, Taiwan juga memiliki peran penting dalam sistem pencegahan wabah. Tidak ada oknum negara mana pun yang memiliki hak untuk merusak kerja keras seluruh dunia dalam menanggulangi wabah, hanya karena alasan politik.