Kembali ke konten utama
PM Su Tseng-chang: Kerja Sama Pemerintah dan Masyarakat Berhasil Mengubah Krisis Akibat Wabah Menjadi Peluang
2021-02-08
New Southbound Policy。Tahun lalu ketika kebijakan penjualan masker dengan kartu NHI dijalankan, masyarakat hanya dapat membeli 3 lembar masker dengan harga NT$ 8 per lembar. Kini, masyarakat dapat membeli 10 lembar masker untuk 10 hari, dengan harga NT$ 4 per lembar. (Foto oleh Yuan Eksekutif)
Tahun lalu ketika kebijakan penjualan masker dengan kartu NHI dijalankan, masyarakat hanya dapat membeli 3 lembar masker dengan harga NT$ 8 per lembar. Kini, masyarakat dapat membeli 10 lembar masker untuk 10 hari, dengan harga NT$ 4 per lembar. (Foto oleh Yuan Eksekutif)



Pada tanggal 6 Februari 2021, pelaksanaan kebijakan penjualan masker dengan kartu NHI (National Health Insurance) genap berusia satu tahun. Untuk merayakan hal tersebut, Perdana Menteri Su Tseng-chang secara khusus mengunjungi pabrik masker “Sumeasy” di Kota Keelung, untuk mengucapkan terima kasih kepada para pengusaha pembuat masker dan seluruh masyarakat, yang telah bekerja sama mencegah penyebaran wabah.

“Kerja keras kita telah berhasil mengubah krisis menjadi peluang, dan membawa Taiwan semakin dikenal oleh dunia. Namun, kita tidak boleh lupa bahwa wabah masih belum selesai. Kita tidak boleh lengah, dan harus terus melakukan pencegahan wabah secara maksimal, demi masa depan Taiwan yang lebih baik,” PM Su Tseng Chang menjelaskan.

Ketika wabah virus korona Wuhan (Covid-19) mulai merebak pada awal tahun 2020, banyak kalangan yang berpendapat Taiwan akan menjadi negara dengan kondisi paling parah nomor dua di dunia, karena letaknya yang sangat berdekatan dengan Tiongkok. Namun berkat kerja keras seluruh masyarakat, Taiwan berhasil menempati urutan pertama di dunia dalam hal pencegahan wabah, dan pertumbuhan GDP Taiwan tahun lalu mencapai 2,98%, yang merupakan pertumbuhan tertinggi di antara negara-negara maju, dan urutan pertama di antara empat macan Asia. PM Su Tseng-chang menjelaskan semua pencapaian tersebut dapat diraih berkat pelaksanaan pencegahan wabah yang baik.    

Untuk melaksanakan pencegahan wabah dengan baik, hal pertama yang harus dilakukan adalah menjamin ketersediaan masker bagi masyarakat. Di masa lalu, Taiwan harus mengimpor 400 juta lembar masker setiap tahun, dan tahun lalu ketika wabah mulai merebak, Taiwan hanya dapat memproduksi 1,88 juta lembar masker per hari. Pemerintah menyadari situasi darurat tersebut, dan mengambil alih seluruh produksi masker nasional, serta melarang ekspor. Berkat kerja sama dari seluruh masyarakat, termasuk para pengusaha pembuat masker. Dalam situasi genting tersebut, para pengusaha mengaktifkan kembali rantai produksi, meskipun sedang dalam masa libur Tahun Baru Imlek.     

PM Su Tseng-chang menjelaskan, “Sejak bulan April tahun lalu, Taiwan telah memberikan bantuan masker kepada petugas kesehatan di negara-negara sahabat diplomatik, dan sekarang ruang lingkup pemberian bantuan tersebut telah diperluas. Sekiranya ada negara yang membutuhkan, Taiwan siap untuk membantu. Saat ini dunia telah dapat melihat keunggulan Taiwan, dan memiliki kesan yang semakin baik terhadap Taiwan. Kerja keras kita telah membuahkan hasil.”     

Tahun lalu ketika kebijakan penjualan masker dengan kartu NHI dijalankan, masyarakat hanya dapat membeli 3 lembar masker dengan harga NT$ 8 per lembar. Kini, masyarakat dapat membeli 10 lembar masker untuk 10 hari, dengan harga NT$ 4 per lembar. Sebelumnya, pengepakan masker harus dibantu oleh tentara nasional, tetapi sekarang produksi masker sudah bisa dilakukan oleh mesin secara otomatis, maupun semi-otomatis.

PM Su Tseng-chang juga mengucapkan terima kasih kepada para pengusaha apotek, petugas apotek, dan petugas pos, yang telah memberikan berjasa mendistribusikan dan mengemas masker. Dengan adanya peralihan tenaga manusia dengan tenaga mesin (otomatisasi), pemerintah dan para pengusaha telah berhasil meningkatkan kapasitas produksi, membuka lapangan pekerjaan, serta meningkatkan nilai industri dan daya saing. Semua hal tersebut telah turut mengharumkan nama bangsa secara internasional.