Kembali ke konten utama
Vitalitas Tak Terhingga Perjalanan Wang Chi-lin dan Lee Yang Memenangkan Medali Emas Olimpiade
2022-02-21

Penampilan brilian Lee Yang dan Wang Chi-lin adalah manifestasi dari semangat Taiwan.

Penampilan brilian Lee Yang dan Wang Chi-lin adalah manifestasi dari semangat Taiwan.
 

Ketika bendera Olimpiade Taiwan perlahan-lahan dinaikan di lokasi perhelatan Olimpiade Tokyo, dan lagu bendera nasional mulai berkumandang, orang yang menyaksikan di depan layar pun menjadi tersentuh. Atlet bulu tangkis pria, Wang Chi-lin dan Lee Yang berhasil memenangkan medali emas dan tidak mampu menutupi ekspresi kegembiraan mereka. Penampilan keduanya sangat brilian, membuat dunia melihat potensi bulu tangkis Taiwan yang tak terbatas.

 

Tim atlet ganda pria Wang Chi-lin dan Lee Yang berhadapan dengan tim RRT, untuk merebut medali emas dalam pertandingan final bulu tangkis Olimpiade Tokyo. Pada set kedua, skor penentuan berada di 20:12, tim Lee-Yang membalas dengan pukulan backhand, dan kok pun jatuh mengenai garis, membuat pihak lawan mengajukan challenge. Dengan tenang, seluruh penonton menunggu hasil dari kamera hawkeye yang dipasang di arena pertandingan. Begitu wasit berkata “Masuk!” Sorakan di dalam arena langsung terdengar. Wang Chi-lin dan Lee Yang berhasil mengalahkan tim RRT dalam dua set pertandingan. Ini adalah rekor terbaru bagi tim bulu tangkis ganda pria Taiwan untuk masuk dalam delapan besar dan sekaligus memenangkan medali emas Olimpiade.

Kemenangan yang berhasil ditoreh bukanlah suatu kebetulan, melainkan hasil kerja keras tanpa kenal lelah dari kedua atlet tersebut. Ini adalah buah manis yang dihasilkan dari kesediaan orang tua masing-masing untuk mendukung hobi anak-anak mereka, yakni pembudidayaan bakat bulu tangkis Taiwan dalam jangka panjang yang membuahkan prestasi gemilang.

 

Pertemuan di Jalan Menuju Impian

Bagi Wang Chi-lin, bulu tangkis adalah gen yang terpahat di dalam tulangnya. Kedua orang tuanya juga adalah pencinta olahraga bulu tangkis, yang akhirnya bertemu dan jatuh cinta di arena pertandingan. Saat mengandung Wang Chi-lin, orang tuanya tetap bermain bulu tangkis. Ayahnya, yakni Wang Wei-chien selalu berkata sembari tertawa bahwa dirinya melatih Wang Chi-lin bulu tangkis sejak masih dalam kandungan. Meski baru berusia 26 tahun, tetapi kemampuan bulu tangkis Wang Chi-lin telah berumur 27 tahun.

Setelah bisa berjalan, Wang Chi-lin kecil selalu mengikuti orang tuanya ke lapangan. Ia pun bermain serta mencoba mengayunkan raket di pinggir arena, dan akhirnya jatuh hati pada olahraga bulu tangkis. Semenjak kecil, Wang Chi-lin bertekad untuk menjadi atlet nasional. Melihat minat yang begitu besar pada diri Wang Chi-lin, membuat Wang Wei-chien memindahkannya ke tim bulu tangkis SD Minquan yang memiliki potensi besar dalam bidang olahraga tersebut. Bahkan ia sampai menyewa seorang pelatih Olimpiade untuk khusus melatih Wang Chi-lin selama akhir pekan, demi mendukung impian besar putranya.

Lee Yang juga memiliki sosok ayah pencinta bulu tangkis, awalnya hanya bisa tertawa, karena dirinya terlalu gemuk saat kecil. Karena alasan itulah, sang ayah akhirnya memaksa dirinya untuk rajin olahraga. Bulu tangkis adalah olahraga yang memerlukan ritme cepat, serta ayunan dan sprint yang konstan. Hal tersebut membuat Lee Yang enggan bermain, dikarenakan kondisi fisik yang gemuk sehingga mempersulit langkahnya saat berlari di lapangan. Setelah duduk di bangku SMP, Lee Yang secara bertahap menyadari kecintaannya terhadap bulu tangkis, dan tidak perlu lagi dipaksa sang ayah untuk bermain di lapangan.

Untuk mendukung minat sang anak, ayahnya, yakni Lee Chun-yu pun memindahkan Lee Yang yang di kala itu duduk di SMP kelas 2, ke SMP Zhongshan untuk bergelut di kelas pendidikan jasmani. Ini adalah pertemuan pertama antara Wang Chi-lin dengan Lee Yang. Mengingat kembali kesannya terhadap Lee Yang di kala itu, Wang Chi-lin mengujar bahwa ini adalah sosok anak yang gemuk dan imut-imut. Namun siapa yang menyangka, jika kemampuan bermain Lee Yang sangat dinamis, dengan jalur bola yang tidak mudah ditangkis. “Saat itu, saya merasa permainan bolanya sangat istimewa, pasti akan mencetak prestasi.”

Wang Chi-lin yang memulai langkahnya lebih awal tersebut, telah tampil prima saat berada di jenjang Sekolah Dasar. Ketika duduk di jenjang SMP, ia sudah menjadi bagian dari pasangan ganda putra pertama di tim sekolahnya. Tidak terhitung berapa banyak jumlah pertandingan yang telah diikuti Wang Chi-lin. Bagi Lee Yang yang di kala tersebut belum begitu maksimal, melihat permainan Wang Chi-lin yang sulit tertandingi, hanya bisa mengejar dengan susah payah dari belakang.

 

Semangat di Pertandingan Masing-Masing

Setelah lulus dari SMA, bakat dari Wang Chi-lin pun terlihat oleh Land Bank of Taiwan. Saat melanjutkan studinya di Neng Ren Home Economic And Commercial Vocational High School (NRVS), Wang Chi-lin juga mulai bergabung dengan tim bulu tangkis Land Bank of Taiwan. Pada tahun 2012, Wang Chi-lin yang di kala itu duduk di SMA kelas 2 dipromosikan untuk bergabung dengan Grup A dalam Turnamen Peringkat Nasional. Pada tahun yang sama, ia juga memenangkan peringkat runner-up untuk ganda putra di Kejuaraan Bulu Tangkis Junior Asia. Setahun berselang, Wang Chi-lin berturut-turut mencetak prestasi optimal dalam Kejuaraan Bulu Tangkis Internasional Maldives dan Kejuaraan Dunia Junior BWF. Dari sini, Wang Chi-lin mulai menggebrak ajang kejuaraan dunia.

Di lain pihak, Lee Yang melanjutkan studinya di sekolah yang memiliki tim bulu tangkis andal, yakni National Keelung Senior High School. Meski sering kalah, tetapi Lee Yang yang memiliki hasrat mendalam terhadap bulu tangkis tetap bersikukuh untuk berjalan di jalur ini. Grup A adalah titik balik untuk menjadi pemain profesional. Meski telah bersikeras untuk terus berlatih, tetapi prestasi Lee Yang belum begitu maksimal. Ia pun sempat tidak dapat melewati ambang batas dalam waktu yang cukup lama. Karena alasan itulah, Lee Yang sempat bimbang, bahkan memutuskan untuk berganti haluan, yakni pindah ke Jurusan Manajemen Bisnis di National Taipei University of Business. Melihat kebimbangan pada diri Lee Yang, ayahnya pun berkata, “Kamu tidak berpotensi di sana.” Lee Yang yang tidak mudah menyerah pun kian terpacu semangatnya. Pada perhelatan Turnamen Bulu Tangkis Nasional tahun 2013, ia berhasil masuk ke Grup A, setelah berhasil memenangkan peringkat pertama di Grup B.

Setelah bergabung dengan Land Bank of Taiwan, meski Wang Chi-lin memiliki prestasi prima, tetapi ia tidak memiliki pasangan bermain tetap. Satu persatu rekan di tim bulu tangkis pun mengundurkan diri, hal ini membuatnya kian menjadi risau. Di saat inilah, pelatih Lee Sung-yuan memperkenalkan Chen Hung-ling kepada Wang Chi-lin. Dengan pengalaman bermain yang mumpuni, Chen Hung-ling pernah menduduki peringkat delapan dunia untuk ganda putra dan lima dunia untuk ganda campuran. Tanpa pamrih, Chen Hung-ling membagikan pengalamannya saat bertarung di arena dunia kepada Wang Chi-lin. Semenjak menjadi pasangan ganda di tahun 2014, keduanya telah memenangkan medali emas dalam Turnamen Nasional dan 3 kejuaraan bergengsi lainnya.

Di saat Wang Chi-lin tengah berjuang di arena pertandingan bersama dengan mitranya Chen Hung-ling, Lee Yang di lain pihak juga mulai bergabung dengan tim bulu tangkis Taiwan Cooperative Bank (selanjutnya disebut Bank TCB). Pada tahun 2015, ia mulai berpasangan dengan seniornya saat duduk di jenjang SD hingga SMA, yakni Lee Jhe-huei. Keduanya pun berhasil menyabet medali emas di beberapa kejuaraan, seperti Turnamen Nasional, Macau Open Badminton Grand Prix Gold dan Kejuaraan Prancis Terbuka.
 

Wang Chi-lin dan Lee Yang berupaya semaksimal mungkin untuk satu tujuan, dengan rasa saling percaya yang erat antara satu dengan yang lain. Terus bergandengan tangan memperjuangkan lebih banyak prestasi gemilang pada masa mendatang.

Wang Chi-lin dan Lee Yang berupaya semaksimal mungkin untuk satu tujuan, dengan rasa saling percaya yang erat antara satu dengan yang lain. Terus bergandengan tangan memperjuangkan lebih banyak prestasi gemilang pada masa mendatang.
 

Memperjuangkan Impian

Berkat kerja keras, Wang Chi-lin dan Chen Hung-ling berhasil meraih medali perunggu pada Kejuaraan Dunia 2018, membuat peringkat dunia untuk ganda putra melonjak naik ke urutan 4. Sementara, Lee Yang bersama dengan Lee Jhe-huei juga berhasil menyabet perunggu di Asian Games, membuat peringkat dunia keduanya berhasil mencapai rekor terbaik, yakni urutan tujuh. Di tahun inilah, prestasi dari kedua pasangan ganda putra mencapai titik tertinggi. Namun, siapa yang menyangka jika di tahun yang sama juga terjadi titik balik yang dramatis.

Pada penghujung tahun 2018, seluruh atlet terbaik bulu tangkis tengah bersiap-siap untuk mengumpulkan poin Olimpiade. Di saat inilah, Chen Hung-ling yang telah berusia 32 tahun tersebut, menyadari kekuatan fisiknya yang dicemaskan tidak mampu lagi berlaga di ajang Olimpiade, karena sebelumnya ia pernah mengalami cedera pada bagian leher dan bahu dalam jangka waktu yang panjang. Setelah berdiskusi dengan Lee Sung-yuan, pilihan berikutnya jatuh ke anggota tim Bank TCB, yakni Lee Yang. Chen Hung-ling menganalisis, Wang Chi-lin memiliki teknik yang bagus untuk menyerang saat berada di area belakang (backcourt), sedangkan Lee Yang mempunyai kemampuan mengontrol di area depan (frontcourt). Permainan bola keduanya menjadi pelengkap antara satu dengan yang lain. Meski jumlah bonus dan pendapatan di kala pensiun akan menurun tajam, tetapi Chen Hung-ling berpikir, “Jika perpaduan keduanya akan memberikan hasil yang lebih maksimal, mengapa tidak?” Chen Hung-ling akhirnya menyerahkan harapan Olimpiade yang dirindu-rindukan oleh setiap atlet kepada mereka berdua. Walau harus memasuki masa pensiun, tetapi tidak ada sedikitpun rasa menyesal terlintas dalam benaknya.

Dengan restu dari Chen Hung-ling, tim bulu tangkis akhirnya memanggil Lee Yang. Ini bukan keputusan mudah bagi Lee Yang, sama artinya ia harus meninggalkan tim dan mitra yang telah membesarkan dirinya, dengan peringkat dunia yang juga harus kembali turun ke posisi awal. Belum lagi ia harus mengundurkan diri sebagai pemain tetap dari tim Bank TCB dan harus kembali mengikuti ujian untuk bergabung dengan tim Land Bank of Taiwan. Siapa pun tidak dapat menjamin bahwa teknik permainan mereka akan kian bersinar, jika Lee Yang dipasangkan dengan Wang Chi-lin. Lee Yang menuturkan, dirinya harus menanggung segala risiko yang tidak pasti dan ada kemungkinan akan diremehkan. Dengan sikap hati-hati dan konservatif, dalam kurun 2 bulan, Lee Yang akhirnya membuat terobosan besar, yakni memutuskan untuk meninggalkan zona amannya dan memulai kembali.

 

Kelahiran Kombinasi Emas Olimpiade

Salah satu kunci kesuksesan dari Lin-Yang adalah mereka dilatih oleh Chen Hung-ling, yang notabene sudah akrab dengan permainan pasangan ganda tersebut. Lee Sung-yuan menyampaikan, Chen Hung-ling yang baru saja menyelesaikan tur Kejuaraan Dunia adalah seorang intelijen terbaik, yang mana ia dapat menganalisis kondisi atlet dunia. Dengan pengalaman  yang dimiliki, ia pun mampu membimbing Lin-Yang. Apalagi Chen Hung-ling masih aktif di arena pertandingan dan merupakan seorang pelatih pendamping terbaik. Yang terpenting adalah ia juga merupakan pemain Taiwan pertama yang pernah menduduki peringkat 10 besar dunia untuk kategori ganda putra dan ganda campuran. Hal tersebut tentu sangat dihormati oleh Lin-Yang. Saat berada di lapangan, Chen Hung-ling mampu menelaah serta mengarahkan strategi praktis dengan sangat akurat dan tenang, yang mana hal tersebut menjadi potensi besar bagi stabilitas permainan pasangan Lin-Yang selama pertandingan berlangsung.

Tim ganda yang mumpuni harus senantiasa mengikuti kondisi pasangannya untuk menyesuaikan permainan yang saling melengkapi. Keduanya juga memiliki sifat blak-blakan apa adanya. “Ketika ada masalah, maka harus dibicarakan. Gesekan dan perselisihan adalah proses yang harus dilewati, karena kita sama-sama berpikir untuk menjadi lebih baik,” tutur Wang Chi-lin.

Tujuan yang sama serta rasa saling percaya bahwa satu sama lain akan berjuang hingga pukulan terakhir, menjadi kekompakan yang tidak perlu lagi diuraikan dengan kata-kata oleh Wang Chi-lin dan Lee Yang. Pada Februari 2019, keduanya melakukan debut di arena internasional dan berhasil memenangkan Kejuaraan Bulu Tangkis Spain Masters. Di samping itu, pasangan Lin-Yang juga berhasil masuk babak final dalam kejuaraan terbuka Super Series BWF lainnya di Swiss, India, Amerika Serikat dan Korea Selatan.

Awal tahun 2020, setelah mengikuti beberapa pertandingan Tur Dunia BWF, turnamen internasional terpaksa ditangguhkan karena pandemi. Wang Chi-lin dengan terus terang menuturkan bahwa situasi ini malah memberikan mereka waktu untuk berlatih, serta lebih mendalami teknik dan metode permainan masing-masing. “Pada awal tahun ini (2021), setelah kami bermain di 3 turnamen dan memenangkan 15 pertandingan berturut-turut, barulah kami sadari bahwa kami telah berada di satu jalur dengan kekompakan maksimal,” ujar Lee Yang.

Namun yang tidak disangka, pasangan Lin-Yang yang memiliki potensi bagus ini ternyata harus kalah dalam babak pertama penyisihan grup di pertandingan Olimpiade.

 

Saksikan Aksi Taiwan

Lee Yang mengatakan, “Pada tahun 2017, ada 3 pasangan ganda putra Taiwan yang sekaligus menduduki peringkat sepuluh besar dunia. Prestasi membanggakan seperti demikian, tidak ada satu orang Taiwan yang mengetahuinya”. Tanggung jawab untuk membuat ganda Taiwan kian bersinar pun dipikul oleh pasangan Lin-Yang. Hal tersebut serta-merta memberikan mereka tekanan untuk tidak boleh kalah, apalagi ditambah dengan ketegangan saat mengikuti pertandingan Olimpiade untuk pertama kalinya, membuat pasangan Lin-Yang kalah dari tim India dalam babak pertama penyisihan grup.

Atlet dengan kemampuan prima biasanya juga disertai dengan kualitas psikologis yang baik. Dengan cepat, keduanya dapat menyesuaikan perasaan masing-masing, “Meski harapannya tipis, yang bisa kami lakukan hanya menjaga emosi kami sebaik mungkin dan jangan mudah menyerah,” tutur Lee Yang.

Pada akhirnya, bagai terlahir kembali, keduanya memutuskan untuk semaksimal mungkin menikmati pertandingan yang tersisa, dengan mempertahankan setiap bola yang ada. Lin-Yang pun berhasil melewati tantangan tersebut, dan akhirnya bertemu dengan tim RRT Lin Junhui dan Liu Yuchen di babak final. Kedua tim yang belum pernah dipertemukan dalam satu pertandingan itu, bermain dengan sangat maksimal. Tanpa gentar, tim Lin-Yang pun berhasil memimpin pada set pembuka. Kekompakan maksimal yang dimiliki mereka tanpa diduga mampu mengatasi serangan dan bertahan dari tekanan musuh dengan sangat luar biasa. Lin-Yang akhirnya berhasil memenangkan 5 babak berturut-turut dalam Olimpiade Tokyo, serta membawa pulang medali emas pertama untuk tim ganda putra bulu tangkis Taiwan.

Bagi Lee Yang, Wang Chi-lin dan Chen Hung-ling, Olimpiade hanyalah sebuah pertandingan. Setelah usai, mereka akan kembali berlatih untuk tetap menjadi atlet terbaik. Mereka akan selalu mempertahankan kecintaan terhadap bulu tangkis seperti pada masa-masa awal. Selain membuat bulu tangkis Taiwan kian dilihat dunia, mereka juga akan terus berjuang semaksimal mungkin hingga bola kok belum menyentuh tanah, sebagai manifestasi terbaik akan semangat yang dimiliki oleh Taiwan.

 

MORE

Vitalitas Tak Terhingga Perjalanan Wang Chi-lin dan Lee Yang Memenangkan Medali Emas Olimpiade