Kembali ke konten utama
Taiwan Luncurkan Proyek Konservasi Spesies Tumbuhan yang Terancam Punah
2019-01-19

Walaupun spesies tumbuhan konservasi bukanlah tumbuhan yang memiliki nilai ekonomi, seperti tanaman hias, tanaman obat, atau tanaman pangan, tumbuhan ini tetap memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem.

Walaupun spesies tumbuhan konservasi bukanlah tumbuhan yang memiliki nilai ekonomi, seperti tanaman hias, tanaman obat, atau tanaman pangan, tumbuhan ini tetap memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem. (Foto oleh CNA)

 

Dr. Cecilia Koo Botanic Conservation Center (KBCC) dan Pemerintah Kabupaten Pingtung menandatangani perjanjian kerja sama (letter of intent) di bidang perlindungan spesies langka dan terancam punah pada tanggal 18 Januari 2019. Direktur pelaksana KBCC, Li Chia-wei, mengatakan proyek kerja sama perlindungan spesies tumbuhan ini akan akan dimulai dari Kabupaten Pingtung dan akan dilaksanakan hingga ke berbagai daerah.

Perjanjian kerja sama ini adalah kelanjutan dari kesepakatan di bidang konservasi daun teh Wuwei camellia (Pyrenaria buisanensis), yang ditandatangani oleh kedua belah pihak pada tahun 2017. Melalui kerja sama tersebut, sebanyak 20 pohon Wuwei camellia ditanam di pekarangan gedung administrasi Pemerintah Kabupaten Pingtung.

Dr. Cecilia Koo Botanic Conservation Center memiliki koleksi berbagai jenis spesies langka dan unik dari berbagai negara. Dari sekitar 5.300 spesies tumbuhan yang dimiliki Taiwan, 1.000 di antaranya adalah spesies yang terancam punah akibat perusakan habitat alami, faktor kelalaian dan lain-lain.

Li Chia-wei menjelaskan, "Upaya perlindungan terhadap tumbuhan yang terancam punah tidak dapat dilakukan hanya dengan mengandalkan KBCC. Kami hanya dapat membantu meletakkan sebuah fondasi, dan mencari jenis spesies yang berada di ambang kepunahan. Namun dalam pelaksanaannya, kami mengundang pemerintah daerah dari berbagai kabupaten untuk turut membantu dan bekerja sama. Walaupun spesies tumbuhan konservasi bukanlah tumbuhan yang memiliki nilai ekonomi, seperti tanaman hias, tanaman obat, atau tanaman pangan, tumbuhan ini tetap memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem."

Kabupaten Pingtung adalah daerah yang sangat baik untuk mengawali pelaksanaan proyek ini. Proyek ini dimulai dengan konservasi Wuwei camellia, yang merupakan tumbuhan asli Pingtung, kemudian dilanjutkan dengan anggrek Cirrhopetalum dan tumbuhan tropis Pingtung lainnya, dengan melibatkan masyarakat, sekolah-sekolah dan berbagai lembaga.

Dengan dukungan CEO perusahaan semen Taiwan, Leslie Koo, proyek perlindungan spesies tumbuhan yang diprakarsai oleh Li Chia-wei ini telah membangun Pusat Konservasi Tanaman Tropis yang sampai hari ini telah beroperasi selama 11 tahun.

Saat ini KBCC memiliki 35 orang staff ahli yang bertanggung jawab untuk mengelola 17 rumah kaca dan 2 ruang thermostat (ruangan dengan suhu konstan), serta koleksi 33.000 tumbuhan dari seluruh dunia. Koleksi tanaman tropis dan subtropis yang dimiliki KBCC merupakan koleksi yang terlengkap di dunia.

KBCC juga secara aktif berpartisipasi dalam usaha konservasi spesies tumbuhan global, di antaranya proyek survei sumber daya di Kepulauan Solomon, proyek pendirian taman botani dengan Tiongkok Daratan, serta pendirian Pusat Penelitian dan Konservasi Tanaman Taiwan-Vietnam.