Kembali ke konten utama
Petani Muda Taiwan ke Vatikan, Serahkan Beras untuk Paus Fransiskus
2019-08-08

Di masa yang lalu, Taiwan pernah menjadi negara penerima bantuan, tetapi sekarang Taiwan telah mampu memberikan kontribusi kepada dunia. Pemerintah ROC (Taiwan) akan terus bekerja sama dengan Vatikan untuk mendorong pelaksanaan program-program bantuan dan kemanusiaan.

Di masa yang lalu, Taiwan pernah menjadi negara penerima bantuan, tetapi sekarang Taiwan telah mampu memberikan kontribusi kepada dunia. Pemerintah ROC (Taiwan) akan terus bekerja sama dengan Vatikan untuk mendorong pelaksanaan program-program bantuan dan kemanusiaan. (Foto oleh CNA)

 

Petani muda dari Kabupaten Taitung, Wei Rui-ting dan Chong Cheng-jong, secara aktif telah memberikan kontribusi kepada masyarakat dan berbagai lembaga sosial. Mereka juga sering memberikan bantuan berupa sumbangan beras kepada gereja Katolik dan panti asuhan di Kabupaten Taitung.
 
Kemudian mereka berinisiatif untuk mengirimkan beras Chihshang, yang merupakan beras unggulan Taiwan, kepada Paus Fransiskus dan inisiatif tersebut ternyata mendapat sambutan positif dari Vatikan.
 
Chong Cheng-jong akhirnya berangkat ke Vatikan untuk menyerahkan 40 bungkus beras Chihshang secara langsung, dan diterima oleh Kardinal Konrad Krajewski.
 
Setelah tiba di Roma Chong Cheng-jong mengaku merasa sangat gembira dan terharu karena selain menerima piagam penghargaan dari Paus Fransiskus, pada saat upacara penyerahan donasi berlangsung, Kardinal Konrad Krajewski segera memanggil seorang sopir untuk mengirimkan satu bungkus beras ke Casa Santa Marta, agar dapat dinikmati oleh Paus Fransiskus saat makan siang.     
 
Duta Besar Taiwan untuk Vatikan, Matthew Lee, menjelaskan beras yang disampaikan ke Vatikan adalah beras organik kualitas terbaik, kegiatan ini juga merupakan tanggapan atas imbauan Paus Fransiskus untuk melestarikan lingkungan dan menyampaikan kepedulian kepada kaum ekonomi lemah.  Di masa yang lalu, Taiwan pernah menjadi negara penerima bantuan, tetapi sekarang Taiwan telah mampu memberikan kontribusi kepada dunia. Pemerintah ROC (Taiwan) akan terus bekerja sama dengan Vatikan untuk mendorong pelaksanaan program-program bantuan dan kemanusiaan.
 
Chong Chen-jong yang saat ini berusia 38 tahun, sebelumnya pernah menimba ilmu di Australia dan bekerja sebagai wakil koki kepala. Namun, karena tahun lalu sang ayah jatuh sakit, ia memutuskan untuk kembali ke Taiwan dan mulai bergelut dalam bidang pertanian. Walaupun sekarang Chong Cheng-jong telah memetik keberhasilan dari jerih payahnya, ia tetap tidak meninggalkan kegemarannya di bidang kuliner. Ia berharap dapat terus mengembangkan diri, baik di bidang pertanian maupun di bidang tata boga.
 
Wei Rui-ting yang saat ini berusia 37 tahun, sebelumnya sempat merasa segan untuk berkecimpung di bidang pertanian. Di usia belia Wei Rui-ting sudah meninggalkan kampung halaman untuk menimba ilmu dan bekerja di kota. 10 tahun yang lalu, sang ayah memulai usaha pertanian organik, dan ia tidak sampai hati untuk melihat ayah bekerja seorang diri, sehingga ia akhirnya memutuskan untuk membantu.
 
Dengan pengetahuan pertanian yang dimiliki, Wei Rui-ting berhasil memproduksi beras tanpa menggunakan kotoran hewan, serta memperoleh sertifikasi halal dan sertifikasi FDA, sehingga dapat dipasarkan di Dubai, Oman, Hong Kong, Amerika Serikat dan lain-lain.
 
Wei Rui-ting adalah seorang pemeluk agama Katolik. Akan tetapi, karena kesibukannya di persawahan Taitung, ia tidak dapat menghadiri upacara penyerahan beras di Vatikan.  Ia juga mengatakan, “Sebagai seorang petani, menyumbangkan uang mungkin agak sulit bagi kami, tetapi menyumbangkan beras tentu tidak masalah.” Selain menyampaikan 40 bungkus beras untuk dicicipi oleh Paus Fransiskus, Wei Rui-ting juga menitipkan sepucuk surat yang berisi pesan agar beras-beras ini dapat disalurkan ke pihak-pihak yang membutuhkan.