Kembali ke konten utama
Trompet Saku dan Kemoceng Inovasi untuk Menghidupkan Kembali Kerajinan Tradisional
2020-02-24

Desain Jiang Wen-zhong telah mendefinisikan kembali makna kemoceng tradisional.

Desain Jiang Wen-zhong telah mendefinisikan kembali makna kemoceng tradisional.
 

Apakah warisan kristalisasi kearifan dan keterampilan nenek moyang kita dalam bentuk kerajinan tradisional akan menjadi kedaluwarsa sehubungan dengan perubahan zaman? Sedemikian mudah kah mereka tergantikan oleh barang atau hal baru?

Dalam upaya mempromosikan instrumen musik tiup logam di Taiwan, Carol Brass (Hoxon Gakki Corporation) telah menunjukkan kreativitas luar biasa dalam mengembangkan dan memasarkan “Trompet saku mini” dan alat pengeras suara ponsel berbentuk trompet, yang selanjutnya berfungsi untuk memperluas jangkauan musik. Desainer Jiang Wen-zhong, mengecilkan ukuran kemoceng tradisional dan menambahkan inovasi untuk menciptakan produk pembersih, yang juga telah menjadi sarana terapeutik di atas meja tulis para profesional. Melalui kreativitas dan inovasi, keduanya berusaha melindungi nilai kerajinan tradisional, membubuhinya dengan kemodernan, kebaruan dan ketelitian, agar bisa mendapatkan peran baru dalam perkembangan zaman.

 

Dalam film Brassed Off, para anggota orkes tiup amatir di Inggris sedang menghadapi krisis kehidupan ketika pertambangan tempat kerja mereka ditutup. Semangat dan harapan hidup mereka bangkit kembali ketika seorang pemain cornet wanita bergabung dengan grup mereka. Film ini sangat mengharukan, khususnya saat wanita ini meniupkan solo flugelhorn “Concierto de Aranjuez,” menghidupkan kembali harapan para pemain dan mendorong penonton untuk merenungkan misteri instrumen musik tiup logam.
 

Lucky Chickens dalam bentuk pasangan dengan warna berlainan menjadi pilihan top konsumen.

Lucky Chickens dalam bentuk pasangan dengan warna berlainan menjadi pilihan top konsumen.
 

Pengalaman Perdana dengan Instrumen Musik Tiup Logam

Setibanya di Pabrik Pariwisata Carol Brass di Taman Perindustrian Dapumei, Chiayi, telinga seseorang segera dibanjiri oleh derai tawa anak-anak. “Ha ha ha! Menyenangkan sekali!” Ketika anak-anak meniup trompet dan mendengar suara hasil tiupannya untuk pertama kali, mereka pasti tertawa girang. Guru musik Wang Man-chu menginstruksikan, “Bentuk bibir seperti huruf M. Untuk membuat suara, bayangkan ada tulang ikan di ujung lidah, lantas tiuplah tulang ini keluar dari mulut.” Sang guru pun mengalunkan melodi dengan trompet, dan para muridnya terkesima dengan pengalaman dorongan semangat dari instrumen musik tiup logam.
 

Pabrik Pariwisata Carol Brass menawarkan kesempatan kepada masyarakat untuk menyentuh dan meniup instrumen musik tiup logam.

Pabrik Pariwisata Carol Brass menawarkan kesempatan kepada masyarakat untuk menyentuh dan meniup instrumen musik tiup logam.
 

Kustomisasi dan Pemasaran Global

Pabrik Pariwisata Carol Brass dibuka pada tahun 2015 oleh Hoxon Gakki Corporation, sebuah perusahaan mapan dengan pengalaman membuat trompet selama 30 tahun. Bagi pengunjung berusia lima puluhan dan enam puluhan tahun, memegang trompet dan untuk pertama kali membunyikan suaranya, adalah seperti mewujudkan impian musik yang tidak terpenuhi ketika masih kecil.

Pada tahun 1989, Carl K. Lee mendirikan Hoxon sebagai pabrik OEM yang memproduksi instrumen musik tiup logam seperti trompet, trombon, flugelhorn dan cornet, untuk produsen asing. Meskipun kualitas mereka setara dengan produsen besar, keuntungan sebagian besar diambil oleh agen perusahaan dagang. Pada tahun 2002, Lee memutuskan untuk membuat mereknya sendiri - Carol - dan secara langsung mengikuti pameran dagang untuk menerima pesanan. Tahun 2011, Carol Brass resmi didirikan untuk meredefinisi pasar.

Untuk bersaing dengan produsen internasional, Carol Brass mendorong strategi yang menekankan kustomisasi, memungkinkan pelanggan untuk membuat spesifikasi tentang bahan, mouthpiece, badan instrumen dan bahkan ketebalan dindingnya.

Dengan jalur produksi elastis yang memungkinkan produksi jumlah kecil dengan variasi yang besar, Carol Brass adalah salah satu dari beberapa pembuat instrumen musik di Taiwan yang menangani seluruh proses produksi, mulai dari pembuatan suku cadang, perakitan (assembling) hingga pemasaran. Sebuah trompet memiliki lebih dari 100 bagian, dan membutuhkan 240 proses standar. Melalui desain dan sambungan solder yang akurat, desainer dan insinyur dapat membuat instrumen musik dengan keselarasan nada yang stabil dan warna suara yang indah.
 

Dengan menguasai pembuatan bahan, mouthpiece, badan instrumen dan ketebalan dindingnya, seorang tukang baru bisa membuat instrumen musik yang bagus.

Dengan menguasai pembuatan bahan, mouthpiece, badan instrumen dan ketebalan dindingnya, seorang tukang baru bisa membuat instrumen musik yang bagus.
 

Mengecilkan Trompet, Memperkeras Suara

Carol Brass menjual produknya ke lebih dari 30 negara di seluruh dunia, termasuk Pulau Réunion di bawah kekuasaan Prancis di Samudra Hindia, tetapi selalu disesalkan bahwa jumlah pembeli di Taiwan tetap sangat rendah. Oleh karena itu, ia memutuskan untuk membuka pabrik pariwisata, memperkenalkan perusahaannnya kepada lebih banyak orang. Banyak konsumennya, kendati tidak membeli trompet, pulang dengan cenderamata yang terkait dengan instrumen musik.

Untuk meningkatkan jumlah pelajar instrumen musik tiup logam di Taiwan, Lee berpikir keras dan memutuskan untuk berusaha menurunkan usia pelajar alat musik ini. Pada tahun 1998, Carol Brass merilis trompet saku khusus untuk pemain profesional yang berukuran separuh dari trompet biasa, sehingga mudah bagi musisi untuk membawa instrumen musik untuk latihan bersama ketika bepergian, juga sangat cocok untuk pelajaran. Carol Brass kemudian memutuskan untuk memperkecil trompet lebih jauh menjadi “trompet saku mini”.

“Kendala utama adalah bagaimana mengubah jalan lingkaran tabung setem, dan kami berhasil meringankan beratnya menjadi 800 gram dan memperkecilnya menjadi hanya sekitar sepertiga dari ukuran terompet.” Lee menerangkan, mereka mulai dengan pemodelan 3D pada komputer, kemudian melakukan uji coba dan penyesuaian secara berulang-ulang. Kini, trompet saku mini telah dipatenkan di empat negara, termasuk Amerika Serikat dan Uni Eropa. Berkat pengecilan ukuran ini, anak-anak yang rata-rata mulai belajar trompet saat duduk di sekolah dasar kelas tiga atau empat, kini bisa mulai belajar di taman kanak-kanak tahun kedua.

Ukuran bukan kendala bagi pencapaian luar biasa. Trompet saku mini, cornet mini dan pengeras suara dari Carol Brass telah memenangkan penghargaan desain produk OTOP dari Kementerian Perekonomian (MOEA) selama tiga tahun berturut-turut, suatu prestasi yang menakjubkan.
 

Ponsel tua yang tergeletak di sekitar rumah dapat berfungsi sebagai pemutar MP3 dengan menggunakan pengeras suara berbentuk trompet ini.

Ponsel tua yang tergeletak di sekitar rumah dapat berfungsi sebagai pemutar MP3 dengan menggunakan pengeras suara berbentuk trompet ini.
 

Kembali Lahirnya Kerajinan Tua melalui Desain

Yang juga secara kreatif mencurahkan vitalitas baru pada kerajinan tradisional adalah Jiang Wen-zhong dengan kemoceng bulu ayamnya. Pendiri studio kerajinan Hands, Jiang mengambil alat pembersih rumah tangga yang sebagian besar terlupakan itu dan menghembuskan napas baru ke dalamnya dengan cara memperkecil ukuran dan mengubahnya menjadi alat untuk membersihkan keyboard di meja tulis serta perabotan kayu. Alat mini berbulu tebal ini bahkan menjadi benda terapeutik bagi banyak pegawai kantor.

Bertahun-tahun lalu, Jiang menghadiri suatu pameran fotografi dan terkesan oleh foto Chen Zhong-lu, pembuat kemoceng veteran di Desa Puyan, Changhua, bersama kemoceng produksinya. Pemandangan pembersih rumah tangga yang hampir punah ini membawa kembali kenangan masa kanak-kanak, ketika neneknya akan memukulinya dengan kemoceng. Kemudian, ketika Jiang mulai merencanakan untuk membuat produk budaya dan kreatif, kemoceng sekali lagi melayang ke pikirannya.

Jiang pertama-tama mencari kayu dengan pola dan tekstur yang sesuai. Ia akhirnya memilih kayu beech dan jati untuk mendesain ulang gagang kemoceng sehingga lebih nyaman digenggam. Kemudian ia mengecilkan ukurannya dan memilih unggas yang cocok dari bagian perut ayam untuk membuat “ayam” kecil. Cocok untuk membersihkan layar komputer dan keyboard, burung-burung kecil yang lembut ini telah memberikan kehidupan baru bagi produk kerajinan tua.

Untuk memudahkan penyimpanannya, Jiang mencocokkan “Lucky Chickens” ini dengan dudukan yang dibuat oleh pengrajin keramik di Yingge. Kemoceng yang dipadukan dengan dudukan yang menampilkan paruh berwarna emas dikenal sebagai “Gold Beaked Lucky Chickens.” Tahun 2018, produk kreatif Lucky Chickens dari Hands memenangkan Golden Pin Design Award.

Jiang membujuk Chen Zhong-lu untuk membuat kemoceng yang dirancangnya. Sekarang, belum genap dua tahun, Chen telah menerima pesanan untuk lebih dari 4.000 item, dijual di Songshan Cultural and Creative Park di Taipei dan di cabang Maji Food & Deli.

Berbicara tentang aplikasi desain untuk membawa kerajinan tradisional kembali ke kehidupan sehari-hari, Jiang berkata: “Impian jangka panjang saya adalah menyatukan kerajinan dan sumber daya tradisional Taiwan, dengan cara yang mirip dengan pengecer Jepang Muji, tetapi menampilkan produk yang mencerminkan gaya hidup unik Taiwan. ”

Memberikan hidup baru untuk kerajinan tradisional melalui desain, inilah makna dari arah baru yang diberikan oleh trompet saku mini dan kemoceng mini “Lucky Chickens”.