Kembali ke konten utama
MOFA Protes Keras Tindakan WHO Mencantumkan Taiwan Sebagai Bagian dari Tiongkok
2021-01-28
New Southbound Policy。MOFA menyerukan kepada WHO bahwa sebagai organisasi yang memimpin komunitas internasional untuk bekerja sama dalam bidang kesehatan dan pencegahan wabah, WHO seharusnya bertindak profesional, menolak tekanan politik yang tidak pantas, dan tidak tunduk pada khayalan    ”Prinsip Satu Tiongkok”. (Foto oleh Kementerian Luar Negeri)
MOFA menyerukan kepada WHO bahwa sebagai organisasi yang memimpin komunitas internasional untuk bekerja sama dalam bidang kesehatan dan pencegahan wabah, WHO seharusnya bertindak profesional, menolak tekanan politik yang tidak pantas, dan tidak tunduk pada khayalan ”Prinsip Satu Tiongkok”. (Foto oleh Kementerian Luar Negeri)



Dalam beberapa hari terakhir, WHO dan Kantor WHO untuk Kawasan Pasifik Barat (WHO Western Pacific Region Office) telah melakukan pelaporan jumlah pasien yang tertular virus korona Wuhan (Covid-19), tetapi mencantumkan Taiwan sebagai “Taiwan, China”. Menindaklanjuti laporan tersebut, juru bicara Kementerian Luar Negeri (MOFA), Joanne Ou, menjelaskan MOFA telah menyatakan protes keras, dan menginstruksikan kantor perwakilan di Jenewa dan Filipina untuk mengajukan pernyataan protes, serta meminta WHO dan WPRO untuk memperbaiki kesalahan tersebut.

MOFA menyerukan kepada WHO bahwa sebagai organisasi yang memimpin komunitas internasional untuk bekerja sama dalam bidang kesehatan dan pencegahan wabah, WHO seharusnya bertindak profesional, menolak tekanan politik yang tidak pantas, dan tidak tunduk pada khayalan    ”Prinsip Satu Tiongkok”. Tindakan WHO mencantumkan data Taiwan di bawah Tiongkok adalah tindakan yang bertentangan dengan kenyataan bahwa pihak-pihak dalam lintas selat tidak berada di bawah yurisdiksi satu sama lain.  
 
Joanne Ou menegaskan Taiwan bukanlah bagian dari Republik Rakyat Tiongkok. Hanya pemerintahan yang dipilih oleh masyarakat Taiwanlah yang memiliki mandat untuk mewakili aspirasi masyarakat Taiwan dalam komunitas internasional. Tindakan WHO yang lebih memilih untuk tunduk pada kepentingan politik pihak tertentu, dan mengacuhkan prinsip untuk bertindak profesional, telah merampas hak hidup sehat 23 juta masyarakat Taiwan, dan sama sekali tidak bermanfaat bagi kerja sama internasional dalam mengatasi wabah virus korona Wuhan secara global. Oleh karena itu, WHO harus meralat kesalahan fatal yang telah dilakukan.

Joanne Ou menyatakan bahwa MOFA akan terus meminta kepada WHO dan WPRO untuk melakukan perbaikan terhadap kesalahan tersebut, dan menyerukan kepada WHO untuk bertindak profesional, serta mengundang pakar kesehatan Taiwan untuk hadir dalam semua pertemuan dan mekanisme penanganan wabah virus korona Wuhan.    
 
Walikota Keelung, Lin Yu-chang, dan Direktur Departemen Internasional New Power Party, Liu Shih-chieh, juga telah menyuarakan dukungan terhadap protes yang diajukan pemerintah dengan menuliskan pesan pada halaman Facebook WPRO, yang menegaskan bahwa Taiwan bukan bagian dari Tiongkok.