Kembali ke konten utama
Menlu Joseph Wu Terima Wawancara Eksklusif dengan Jurnalis Stasiun TV Sky News
New Southbound Policy。Taiwan adalah mercusuar demokrasi yang menarik banyak orang untuk mendambakan kehidupan bebas dan demokratis, dan hal tersebut menimbulkan ancaman bagi rezim otoritarianisme Partai Komunis Tiongkok. (Foto oleh Kementerian Luar Negeri)
Taiwan adalah mercusuar demokrasi yang menarik banyak orang untuk mendambakan kehidupan bebas dan demokratis, dan hal tersebut menimbulkan ancaman bagi rezim otoritarianisme Partai Komunis Tiongkok. (Foto oleh Kementerian Luar Negeri)



Pada tanggal 28 April 2021, Menteri Luar Negeri Joseph Wu menerima wawancara eksklusif dengan Tom Cheshire, jurnalis dari stasiun televisi Inggris “Sky News”. Dalam wawancara tersebut, Menlu Joseph Wu memberikan penjelasan tentang beberapa isu penting, seperti ancaman militer Tiongkok, situasi lintas selat, dan hubungan Taiwan-Inggris. Isi wawancara telah disiarkan pada tanggal 28 April pukul 19.00 dalam acara “Sky News Tonight”.   
 
Menanggapi pertanyaan tentang bagaimana Taiwan mengimbangi dan menangani tindakan militer yang dilakukan Tiongkok terus-menerus di sekitar Selat Taiwan, Menlu Joseph Wu menegaskan, “Taiwan adalah negara kami, kebebasan dan demokrasi adalah cara hidup yang dipilih oleh 23,5 juta masyarakat. Masyarakat Taiwan akan dengan teguh melindungi tanah air, dan mekanisme demokrasi yang diperoleh dengan tidak mudah.”
 
Taiwan adalah negara demokrasi yang maju, khususnya di bidang teknologi mutakhir, dan Taiwan berada di garis terdepan dalam menghadapi ekspansi otoritarianisme Tiongkok. Apabila Pemerintah Tiongkok mengambil langkah militer untuk menyerang Taiwan, hal tersebut akan menyebabkan gangguan yang berdampak global, kami berharap komunitas internasional akan terus mendukung Taiwan yang bebas dan demokratis.        
 
Mengenai hubungan lintas selat, Menlu Josep Wu menjelaskan, Tiongkok terus menyebarkan kebohongan dengan mengatakan bahwa Taiwan adalah bagian dari Republik Rakyat Tiongkok (PRC), tetapi pada kenyataannya, PRC tidak pernah satu hari pun memiliki kekuasaan atas Taiwan. Hal tersebut adalah fakta, dan merupakan keadaan yang sebenarnya.       
 
Taiwan adalah mercusuar demokrasi yang menarik banyak orang untuk mendambakan kehidupan bebas dan demokratis, dan hal tersebut menimbulkan ancaman bagi rezim otoritarianisme Partai Komunis Tiongkok. Oleh karena itu, Tiongkok terus melancarkan intimidasi politik dan ancaman militer, seperti mengirim pesawat militer untuk menimbulkan gangguan dan ancaman, serta menekan posisi internasional Taiwan dengan “Prinsip Satu Tiongkok”.
 
Tiongkok juga menggunakan strategi berita palsu (hoaks), Hybrid Warfare, dan Gray-Zone untuk menyerang tingkat kepercayaan masyarakat Taiwan terhadap pemerintah, dan melakukan persiapan untuk melakukan serangan militer. Untuk menangkal perilaku agresif Pemerintah Tiongkok, Taiwan akan terus memperkuat kemampuan pertahanan nasional, dan meningkatkan kerja sama dan pertukaran dengan negara-negara sehaluan, seperti Amerika Serikat, Inggris, Jepang dan Uni Eropa, demi menjaga tatanan internasional yang didasari oleh hukum.      
 
Menanggapi pertanyaan mengenai kegiatan kapal induk (aircraft carrier) Inggris yang melintas di kawasan Indo-Pasifik, Menlu Joseph Wu menjelaskan baik Taiwan maupun Inggris sama-sama menjunjung nilai-nilai kebebasan, hak asasi manusia, dan demokrasi. Taiwan menyambut baik perhatian yang diberikan Inggris terhadap situasi di Selat Taiwan dan kawasan Indo-Pasifik, dan akan terus memperdalam hubungan bilateral dengan Inggris.    
 
Stasiun televisi Sky News didirikan pada tahun 1989, dan dapat disaksikan oleh masyarakat di 127 negara, dengan tingkat kepemirsaan (rating acara) mencapai 200 juta orang. Acara Sky News Tonight dibawakan oleh penyiar senior, Dermot Murnaghan, dan membahas isu-isu penting domestik dan internasional.