Kembali ke konten utama
Buah-buahan Lezat Taiwan Nanas dan Bidara Madu Eksotis
2022-06-13

(Foto: Jimmy Lin)

 

Taiwan mempunyai jenis nanas terbanyak di seluruh dunia, nanas segar Taiwan tidak hanya terkenal akan tekstur lembut berair dengan rasa masam manis yang pas di lidah, dengan mengandalkan keunggulan varietas dan profesionalitas teknik budi daya pertanian, Taiwan telah membangun landasan ekspor yang kuat, menjadikan nanas sebagai buah komoditas ekspor nomor satu.

 

Menurut statistik Dewan Pertanian (COA), orang Taiwan dapat mengonsumsi 300.000 ton nanas dalam satu tahun, selain itu penjualan ekspor nanas juga menduduki peringkat pertama dari antara semua jenis buah-buahan. Nanas Taiwan menjadi simbol buah berkualitas premium di luar negeri, karena adanya pajak bea cukai ditambah dengan biaya pengiriman, membuat harga nanas Taiwan yang diekspor ke Jepang mencapai ¥598-798 per biji (sekitar NT$150-200, sesuai dengan besar kecilnya buah), harga nanas yang diekspor ke Kanada C$20 per biji (sekitar NT$400), tetapi karena tekstur buah yang sangat manis, segar dan lezat berair, nanas Taiwan tetap habis dibeli konsumen. Menghadapi persaingan harga rendah pengekspor besar nanas dari Kosta Rika dan Filipina, nanas Taiwan terkenal akan rasanya, kunci keberhasilannya adalah menang dari titik awal ── pemilihan bibit. 

 

Varietas Nanas Taiwan No.1 Dunia

Tim redaksi majalah “Taiwan Panorama” mengunjungi Institut Penelitian Pertanian Taiwan (CAES) cabang Chiayi yang bernaung di bawah COA, di sini terdapat markas penelitian pengembangan varietas dan teknik budi daya nanas terbesar di seluruh Taiwan, dengan lahan seluas 3 hektar, mengumpulkan 90 varietas nanas dari dalam dan luar negeri yang dijadikan sebagai induk pembibitan.

Asisten Periset Perkebunan Kuan Ching-san yang telah meneliti nanas selama 26 tahun, menceritakan sejarah migrasi nanas secara global, yang dimulai dari sejarah Columbus, bagaimana nanas dari Amerika Selatan sampai bisa tumbuh berakar di Taiwan. Pada zaman kolonial Jepang, karena ingin mencari jenis nanas yang cocok untuk dijadikan nanas kalengan, pada tahun 1925 Jepang memasukkan nanas “Smooth Cayenne” Hawaii dan “Singapore Spanish” ke Taiwan untuk mengembangkan varietasnya, menggunakan nanas “Smooth Cayenne” yang berukuran besar, berserat kasar dan rasanya masam untuk dijadikan nanas kalengan, sehingga Taiwan berhasil menggantikan Hawaii pada tahun 1970-an, menjadi produsen nanas kalengan no.1 dunia.

Sehubungan dengan menurunnya industri pengalengan nanas, maka sejak tahun 1974, Institut Penelitian Pertanian Taiwan (CAES) cabang Chiayi mengubah sasaran pembibitan utamanya menjadi “makanan segar” agar nanas Taiwan memiliki keunikan tersendiri. Misalnya “Winter Honey” Tainung no.13 yang cocok untuk udara musim dingin; “Sweet Honey” Tainung no.16 bertekstur paling lembut; “Honey Treasure” Tainung no.19 tingkat kemanisan nanas ini menyamai tebu; “Golden Osmanthus” Tainung no.18 beraroma  bunga osmanthus; “Golden” Tainung no.21, rasa nanasnya seperti sedang memakan buah melon Hami; ada lagi no.22, jenis nanas ini beraroma madu bercampur harumnya kelapa. Sedangkan jenis Tainung no.17 nanas “Golden Diamond” dengan cakupan pangsa pasar yang mencapai hampir 90% ini bertekstur sangat lembut, manis berair, dan saat ini menjadi primadona buah ekspor.

 

Demam Nanas Taiwan Bertiup ke Jepang

Menanggapi kebijakan ekspor pemerintah, sasaran terbaru dari pemilihan bibit adalah tahan penyimpanan dan pengiriman, untuk itu lahirlah “Mango Pineapple” Tainung no.23, yang merupakan hasil persilangan keunggulan bibit sang ayah no.21 dan sang ibu no.19, nanas ini mempunyai aroma harum mangga dan dapat bertahan dalam pengiriman selama 21 hari, sehingga dapat diekspor ke pasar Jepang dan Korea kemudian meluas ke Amerika, Kanada dan Australia.

Koperasi Greenland yang berada di Desa Gaoshu, Pingtung adalah salah satu koperasi penting untuk kerja sama pemasaran ekspor nanas Taiwan, terutama penjualan ekspor ke pasar Jepang yang tiap tahun berkembang, mulai dari 1.000 ton pada tahun 2020, menjadi 2.000 ton pada tahun 2021, dan diperkirakan dapat meningkat hingga 2.500 ton untuk tahun 2022 ini.

Daratan Tiongkok mengeluarkan larangan impor nanas Taiwan pada awal Maret 2021. Namun berkat  kerja sama antara pemerintah dan distributor produk pertanian yang mengalihkan ekspor nanas ke Jepang, Hongkong dan Singapura, pertumbuhan ekspor nanas ke Jepang naik 9 kali lipat, dengan jumlah memukau yaitu mencapai 18 ribu ton nanas.

Bertiupnya “demam nanas Taiwan” di Jepang, tidak hanya menggerakkan para pengusaha dan warga Taiwan yang bermukim di sana, bahkan konsumen Jepang sendiri bersedia membeli nanas Taiwan dengan harga ¥800 per biji, mereka ingin berterima kasih kepada Taiwan yang telah mengulurkan bantuan saat mereka mengalami bencana gempa 11 Maret sepuluh tahun silam, hal ini   juga memperlihatkan jalinan persahabatan antara Jepang dan Taiwan.

Tahun lalu Koperasi Greenland juga pertama kali mengekspor nanas Taiwan ke Kanada, sebuah peti kemas hanya bisa memuat 672 kotak nanas, per biji seharga C$20 (sekitar NT$460), begitu tiba di pasar swalayan di Toronto nanas Taiwan langsung diserbu pembeli sampai habis, warga Taiwan yang menetap di sana tidak kebagian dan harus menanti tahun ini.

 

Nanas Bukan Sekedar Nanas Saja

Taiwan menghadapi masalah umum seperti para petani memiliki lahan pertanian yang tidak luas dan usia petani semakin menua. Kuo Chih-wei mendirikan Koperasi Greenland untuk mengatasi masalah pelik tersebut pada 2005. Setelah melakukan penyesuaian dan bekerja keras sekitar 3 musim panen selama 6 tahun, sekarang koperasi tersebut telah berkembang menjadi sekitar 25 orang petani buah dengan luas lahan tanam melebihi 100 hektar sehingga dapat memasok dengan stabil.

Lahan tanam yang cukup luas, memungkinan untuk menegosiasikan akses dan pasar ekspor yang stabil, melalui penerapan manajemen perkebunan berencana, disesuaikan dengan jadwal ekspor, Koperasi dapat membeli hasil para petani dengan harga terjamin, yang tidak terpengaruh dengan ketidakseimbangan pasokan dan penjualan di pasar. Sehingga berhasil menarik para petani muda untuk pulang ke desa, menciptakan lingkaran yang baik.

Bagi petani buah, nanas bukan hanya sebuah industri bermasa depan, yang paling penting adalah mereka dapat menghidupi orang tua di keluarga, tiga generasi dapat hidup bersama dalam satu rumah.

Koperasi juga memberikan penyuluhan teknik penanaman. Di masa lalu, petani buah menggunakan cara memberi topi kepada buah nanas karena perbedaan suhu udara yang semakin lama semakin besar dan semakin kuatnya sinar ultra violet, sekarang penerapan tabir surya dilakukan secara total, saat mulai musim panas pada bulan Mei, petani mengenakan pakaian untuk nanas, yaitu dengan dimasukkan ke dalam kantung, lalu ditambahi dengan penutup jaringan hitam, menjadi tabir surya ganda, pemeliharaan nanas yang telaten ini membuat negara produsen nanas lainnya di Asia Tenggara menjadi tersisihkan, ini juga yang menyebabkan nanas Taiwan selalu menjadi primadona.

Pesatnya kemajuan bioteknologi di Taiwan, telah membuat nanas bukan sekedar nanas saja. Perusahaan Chappion Biotechnology bekerja sama dengan sebuah pabrik farmasi Israel, membuat ekstrak bromelin dari batang nanas, dijadikan enzim penghilang noda bekas luka. Penemuan ini telah mendapatkan izin jual di 17 negara, untuk mengobati para penderita luka bakar. Saat ini, enzim penghilang luka bakar tersebut sedang menunggu pengesahan hak paten di Amerika Serikat, yang mana akan dipakai untuk membersihkan luka borok pasien diabetes dan luka bakar akibat senjata kimia. Eksekutif VP perusahaan Chappion Biotechnology Lin Ifan menyatakan, pihaknya tengah melakukan riset dan pengembangan obat anti peradangan yang diambil dari sel molekul dalam buah dan daun nanas, agar dapat mengoptimalkan fungsi keseluruhan pohon nanas.

Di bawah terik matahari musim panas, cara terbaik untuk menghilangkan panas adalah dengan menyantap nanas dingin yang masam manis. Selain itu, aneka ragam cita rasa dan bentuk penyuguhan produk buah nanas, berbagai jenis buah tangan kue nastar khas Taiwan, dari yang berisi nanas lokal yang masam hingga nanas Golden Diamond yang masam manis, atau kulit kue nanas yang renyah atau empuk, semua ini adalah cita rasa lokal khas Taiwan yang paling otentik.

Bidara India yang masuk ke Taiwan pada 1944, beratnya tidak sampai 10 gram dengan rasa masam dan sepat. Setelah tiba di Taiwan, buah ini berubah menjadi buah bidara madu dengan berat mencapai 200 gram per butir, dengan rasa manis penuh air, semua ini berkat upaya keras para pakar pertanian dan petani menciptakan buah bidara yang gilang-gemilang.

Sinar matahari musim semi menerpa kebun buah bidara madu di ruangan berjaring yang hangat, tim redaksi majalah Taiwan Panorama tiba di distrik Dashe yang telah 6 kali berturut-turut meraih juara pertama dalam “Evaluasi Perkebunan Bidara Nasional” yang diselenggarakan oleh Stasiun Penelitian dan Penyuluhan Pertanian Kaohsiung – Dewan Pertanian. Tim Taiwan Panorama ingin mewawancarai Su Xin-cheng yang sempat memenangkan 2 kali kejuaraan “Raja Bidara”, dan ingin menguak rahasia bagaimana bisa menanam buah bidara madu seberat 200 gram per butir.

 

Teknik Piawai Pakar Bidara Madu

Su Xin-cheng bertinggi badan 181 cm, dengan sigap menyelinap ke dalam pepohonan buah yang pendek dan kecil, ia tidak gentar terhadap duri-duri kecil, sambil tangannya sibuk menjarangkan tunas-tunas buah kecil, ia mengatakan, “Ini sudah ke tiga kalinya saya melakukan penjarangan buah.” Tanah sudah penuh dengan buah-buah bidara kecil yang dipetiknya tadi, meskipun pekerjaan penjarangan melelahkan dengan membuang buah-buah bidara madu kecil, tetapi akan tergantikan dengan bukti panen yang gemilang.

Kulit buah bidara madu bisa tipis dan berdaging buah ranum, ini berkat perbandingan tepat pemakaian pupuk nitrogen dan potasium, demikian Su Xin-cheng membocorkan rahasia. Ia menggunakan protein hewan seperti susu sapi yang kedaluwarsa, cairan telur, dicampur sari rumput laut dan elemen kecil lainnya serta menambahkan protein nabati untuk menciptakan pupuk cair organik yang dipakai pada bagian akar.

Jenis Bidara yang mendapatkan juara pertama bernama “Cherish” Kaohsiung no.12, Su Xin-cheng mengatakan, “Hasil panen Cherish no.12 sedikit, tetapi berat per butir bisa mencapai 200 gram, seperti sebuah apel hijau besarnya, cantik menawan dan cocok sekali sebagai kado saat perayaan tahun baru Imlek.”

Jika dibandingkan dengan sistem pengelolaan zaman senior ayahnya, Su Xin-cheng adalah generasi petani buah bidara madu yang ketiga, lahannya untuk menanam bidara lebih kecil dari masa lalu, tetapi hasil panennya bertambah, semua ini berkat metode budi daya “espalier” yang dibuatnya dengan manajemen yang disempurnakan. Sebagai contoh, penanaman “Honey” Kaohsiung no.11, setiap pohon menghasilkan 240 kg buah bidara madu, lahan 10 are rata-rata menghasilkan 3.600 kg, sama dengan satu kali lipat lebih dari hasil panen petani buah lainnya.

 

Bibit Bidara Madu, Kampiun Dunia

Stasiun Penelitian dan Penyuluhan Pertanian dan Institut Penelitian Pertanian Taiwan (CAES) setidaknya berhasil mengembangbiakan 13 varietas buah bidara madu, ditambah lagi dengan 23 hingga 30 varietas hasil pencangkokan para petani sendiri sejak 1960, jumlah varietas yang begitu banyak telah menduduki peringkat pertama sedunia. Keunggulan varietas telah membuat cita rasa dan ukuran buah bidara madu Taiwan tak tertandingi di dunia ini.

Mantan periset Stasiun Penelitian dan Penyuluhan Pertanian Kaohsiung, Chiou Chu-ying yang meneliti bidara madu selama 31 tahun menuturkan, bidara madu segar yang ada di seluruh dunia saat ini sebagian besar adalah varietas hasil riset Taiwan. Dari 9 varietas yang dikembangbiakannya, yang paling bergengsi adalah Cherish Kaohsiung No.11, karena dijuluki sebagai “bidara madu muncrat” karena sangat berair bagaikan semangka, kerenyahannya melebihi buah pir, tingkat kemanisannya bisa mencapai 17-18.

Begitu banyaknya jenis bidara madu dengan masa panen yang berbeda, membuat kehadiran bidara dalam pasaran seperti estafet, memasok kado untuk tahun baru Imlek dan pasar ekspor. “Treasure” Kaohsiung no.8 mulai panen pada awal Desember, dilanjutkan oleh “Cherish” Kaohsiung no.12 yang akan masuk ke pasaran pada pertengahan Januari, sedangkan “Shirley” Tainung no.13 yang bisa bertahan segar dalam pengiriman dan penyimpanan, direncanakan akan diekspor ke Timur Tengah, Kanada dan Jepang, masa panennya sebelum tahun baru Imlek. Untuk para pencinta “Honey” Kaohsiung No.11 yang ranum dan berair banyak, perlu sabar menunggu sampai tahun baru Imlek.

 

MORE

Buah-buahan Lezat Taiwan Nanas dan Bidara Madu Eksotis