Kembali ke konten utama
Seratusan Tahun Jalur Rel Kereta Api Lintas Hutan Alishan Lanskap Budaya Dunia
2022-12-12

Seratusan Tahun Jalur Rel Kereta Api Lintas Hutan Alishan

 

Sebuah panorama yang kami kira hanya dapat dilihat melalui perjalanan dengan mesin waktu, ternyata muncul kembali pada musim semi tahun 2021 di Alishan (gunung Ali). Kantor Pengelola Aset Kereta Api dan Warisan Budaya Alishan – Biro Kehutanan (disingkat “Kantor Kereta Api Hutan”) bekerja sama dengan Kantor Pengelola Kawasan Perhutanan Chiayi mengembalikan pemandangan ratusan tahun silam yakni hasil pembalakan yang diangkut kereta api uap SL-31 berusia 105 tahun di jalur kereta Shuishan.

 

Hingga sekarang (tahun 2022) kereta api lintas hutan Alishan sudah beroperasi 110 tahun berjalan. Mulai dari pembangunan pada tahun 1906, hingga kereta pertama yang mengangkut kayu turun dari gunung pada tanggal 25 Desember 1912. Jalur rel kereta api lintas hutan Alishan bagaikan seutas tali pusar kehidupan, yang menggerakkan perkembangan kota Chiayi, juga meningkatkan PDB (Pendapatan Domestik Bruto) industri penting dalam negeri. “Pabrik Kayu Chiayi” (sekarang adalah Hinoki Village) selesai dibangun dan beroperasi pada tahun 1914, mengemban tanggung jawab besar untuk pengolahan kayu gelondongan. Berdasarkan data pada tahun 1935, dari setiap 10 orang penduduk kota Chiayi, ada satu orang yang bekerja di bidang yang berkaitan dengan kayu, sehingga tidaklah mengherankan jika kota ini mendapat sebutan “Kota Kayu”.

Pada tahun 2018, Yuan Eksekutif memutuskan Direktorat Jenderal Kehutanan untuk membentuk lembaga khusus “Kantor Pengelola Aset Kereta Api dan Warisan Budaya Alishan” yang bertanggung jawab untuk melestarikan dan menghidupkan budaya jalan kereta lintas hutan Alishan dengan konsep “Lanskap budaya”. Kementerian Kebudayaan pada tahun 2019 mengumumkan “Jalur Kereta Api dan Hutan Alishan” merupakan lanskap budaya nasional penting pertama di Taiwan, kami telah menemukan satu jalan bersama alam, sejarah, dan kenangan rakyat awam untuk hidup secara berkesinambungan.
 

Di dalam pabrik kayu Chiayi dipamerkan bagaimana pohon kayu raksasa ditebang menjadi bahan kayu.

Di dalam pabrik kayu Chiayi dipamerkan bagaimana pohon kayu raksasa ditebang menjadi bahan kayu.
 

Perjalanan Kereta Api Mini

Cuaca cerah pada saat kunjungan, kami naik kereta mini dari stasiun Beimen di Chiayi menuju stasiun Shitzulu di Alishan, pemandu Wu Yu-yoe (akrab dipanggil kakak Xiao Wu) menyertai kami sepanjang perjalanan. Ia beranjak dewasa pada era di mana kereta api uap akan dipensiunkan, lengkingan suara peluit kereta menjadi kenangan masa kecilnya dan mengejar kereta merupakan ingatan yang melekat di masa mudanya.

“Jalur rel kereta lintas hutan Alishan merupakan jalur yang luar biasa” tutur Wu Yu-yoe, pada masa tersebut mendaki dari ketinggian 30 meter di atas permukaan laut hingga ke stasiun Erwanping yang berada 2.000 meter di atas permukaan air laut, sepanjang perjalanan harus melewati zona iklim tropis, iklim subtropis dan iklim sedang. Pemandangan yang tampak di luar jendela mulai dari pohon lengkeng dan pohon pinang yang sering ditemukan di zona iklim tropis hingga melintasi perkebunan teh, hutan bambu kemudian memasuki dunia dengan pepohonan cedar, Chamaecyparis formosensis, dan Chamaecyparis obtuse. Sepanjang jalan dapat terasa perubahan pemandangan pepohonan yang drastis dan penuh dengan kehidupan.

Setelah kereta api melewati stasiun Zhuqi, jalanan mulai menanjak. Dalam perjalanan kami melewati banyak tikungan tajam 180 derajat, Wu Yu-yoe mengingatkan kami untuk bereksplorasi dengan memandang ke luar jendela, ketika badan kereta membentuk huruf U akan terlihat pemandangan yang menarik seakan-akan lokomotif bertegur sapa dengan buntut kereta.

Untuk jalur antara Stasiun Pingzhena hingga Stasiun Chaoping, kebanyakan menggunakan metode zigzag seperti menaiki tangga, juga metode konstruksi yang dirancang untuk mengatasi kekurangan yang ada di daerah pedalaman dan pegunungan serta mengurangi derajat kemiringan tanjakan jalur rel.

Kereta api kecil pada akhirnya berhenti di Stasiun Shitzulu, hingga saat ini jalur kereta api hutan hanya sampai di sini saja, jalan di depan mengarah ke terowongan 42 rusak akibat taifun Dujuan dan sedang direkonstruksi, seluruh jalur rel kereta diperkirakan akan selesai pada tahun 2023.

 

Kembalinya Pabrik Kayu

Turun dari gunung kami menyambangi “Pabrik Kayu Chiayi” yang mendapat sebutan “No.1 di Laut Timur” dan bertetanggaan dengan stasiun Beimen. Dengan penjelasan dari pemandu Lou Cheng-kuo, taman pabrik kayu ini mencakup bengkel kayu, ruang listrik, ruang serbuk gergaji, ruang pengeringan dan bangunan lainnya. Kayu gelondongan dari atas gunung akan dimasukkan ke pabrik ini untuk diolah, dan merupakan fondasi dasar dari industri kayu Chiayi. Lou Cheng-kuo mengatakan, pada masa itu mesin derek jangkung digunakan untuk mengangkut kayu gelondongan setinggi 20 meter, di dalam area pabrik para pekerja memindahkan kayu dan mengangkut kayu ke pabrik produksi kayu untuk diolah.  

Perjalanan mengikuti proses kayu gelondongan, kembali ke jalan pada masa itu, dengan sumber daya manusia dan material yang ada, dibangun jalur rel yang menanjak hingga ketinggian lebih dari 2.000 meter, proyek yang berusia seratusan tahun dan tetap beroperasi hingga sekarang, sangatlah tidak mudah.
 

Su Chao-shu yang seumur hidupnya jatuh cinta pada kereta api Alishan, dengan antusias menjelaskan metode konstruksi “zigzag” dari jalur Kereta Api Alishan melalui sebuah maket.

Su Chao-shu yang seumur hidupnya jatuh cinta pada kereta api Alishan, dengan antusias menjelaskan metode konstruksi “zigzag” dari jalur Kereta Api Alishan melalui sebuah maket.
 

Jalur Rel Gunung Terbaik

Perkembangan industri kayu Chiayi dimulai pada tahun 1899, saat Jepang menemukan sumber kayu yang berlimpah di kawasan Alishan (gunung Ali), dengan mengacu pada saran pembuatan jalur rel gunung dari profesor jurusan perkayuan Kawai Shitaro, mengadopsi jalur sempit 762 mm, digunakan kereta tipe Shay untuk memfasilitasi pendakian dan belokan di daerah pegunungan yang sempit.

Kereta Hutan Alishan merupakan satu-satunya sistem jalur rel kereta yang memadukan teknologi jalur rel hutan dan jalur rel pendakian gunung di Taiwan, selang beberapa tahun dibangunlah kereta gantung Taipingshan dan Baxianshan untuk mengangkut bahan baku. Pakar rel kereta Su Chao-hsu menjelaskan, “Ini berkaitan dengan perkembangan sejarah ilmu pengetahuan dan teknologi.” Munculnya transportasi pesawat udara baru pada tahun 1903, sedangkan jalan raya untuk mobil baru populer setelah tahun 1920, jalur rel dapat dikatakan sebagai urat nadi transportasi darat, Alishan menggunakan teknologi jalur kereta gunung Amerika Serikat, meskipun bukan metode yang paling efektif dan ekonomis jika dilihat dari sudut pandang zaman sekarang, tetapi faktanya merupakan suatu perpaduan yang cerdas dari teknologi dan teknik konstruksi pada masa itu.

Su Chao-hsu mengatakan, “Terdapat 5 metode pembangunan jalur kereta gunung  di dunia, dan Alishan menggunakan 4 metode, pertama metode jalur 180 derajat tapal kuda, kedua metode spiral di jalur Dulishan, ketiga metode zigzag untuk rute jalur arah balik, dan keempat adalah kereta uap Shay.” Agar dapat memanjat gunung, kereta api harus memiliki kemampuan tersendiri. Perusahaan “Lima” dari Amerika Serikat memproduksi kereta uap tipe Shay, didesain khusus untuk jalur rel gunung, dengan posisi silinder tegak untuk menghemat ruang dan kuat mengangkut kayu-kayu raksasa turun gunung dengan mengandalkan kereta Shay.

Walaupun induk perusahaan pembuatan Shay di Amerika Serikat sudah lama gulung tikar, tetapi dengan mengandalkan reparasi dan onderdil dari bengkel Beimen, kereta api tipe Shay Alishan ini dapat terus berjalan hingga dipensiunkan pada tahun 1969. Kereta uap No.26 berhasil direstorasi tahun 2000, kini kereta api No.31 dan No.25 juga telah berhasil direstorasi dan beroperasi kembali. Tidak banyak negara yang memiliki kereta Shay, apalagi memiliki kereta Shay yang dapat beroperasi, sangat langka sekali. Taiwan mampu melestarikan kereta-kereta uap antik ini yang merupakan harta berharga dunia.

Untuk kesimpulannya, “Jalur rel kereta api lintas hutan Alishan merupakan warisan kereta api dunia saat ini dengan memadukan jalur rel kereta api gunung (derajatnya melebihi 50/1.000), jalur rel gunung tinggi (ketinggian di atas 1.000 meter dari permukaan laut), jalur rel hutan (penebangan kayu).” Su Chao-hsu mengatakan, “Bersamaan dengan itu juga merupakan jalur rel sempit kereta api gunung yang tertinggi di Benua Asia, dengan jalur spiral konsentris paling kompleks di dunia, jalur rel kereta ukuran 762 mm, menjadi jalur rel kereta api dengan selisih altitudo terbesar dunia.” Selain itu jalur rel kereta api hutan Alishan telah menjadi sister railways dengan Jepang, India, Inggris, Swiss, Slovakia dan jalur rel kereta di banyak negara lainnya, dan kerap melakukan pertukaran internasional.

 

Milik Taiwan Juga Menjadi Warisan Dunia

Tidak lama setelah Kantor Kereta Api Hutan terbentuk, untuk menyambut kembali kereta uap SL-21 yang telah tinggal di Chiayi selama 44 tahun, dimulailah   tindakan restorasi, targetnya adalah agar kereta dapat kembali menjadi alat transportasi ke Alishan, dan bersamaan dengan itu juga mewariskan teknologi dengan mendokumentasi pekerjaan reparasi dan menyusun buku pedoman perawatan dan reparasi. Upaya keras ini berasal dari pemahaman Huang Miao-hsiu saat kunjungan ke luar negeri. Huang Miao-hsiu pernah melakukan kunjungan ke Benua Eropa. Saat memberikan kartu nama menunjukkan nama Kereta Api Alishan, mata orang-orang langsung berbinar-binar, “Dari mata orang lain saya mengetahui keistimewaan kita”, tutur Huang Miao-hsiu. Sungguh suatu hal yang luar biasa, Taiwan dapat merestorasikan kereta api Shay, “Mereka semua berterima kasih kepada Taiwan yang telah menjaga selama seratusan tahun ini, berharap tetap dapat terus menjaga kereta api Shay. Jika ada kesulitan, mereka juga bersedia membantu dengan sekuat tenaga, karena ini adalah kereta api warisan budaya dunia.” Sama seperti Jepang memberikan “Penghargaan Khusus Perkeretaapian Luar Negeri” kepada Kereta Api Lintas Hutan Alishan pada tahun 2018, menerobos konsep wilayah dan kepemilikan, tanpa perlu diragukan lagi, Kereta Api Lintas Hutan Alishan adalah warisan budaya dunia.
 

Dengan menumpang kereta api kecil kami mendaki Alishan, dari jendela kereta dapat terlihat pemandangan dari zona iklim yang berbeda.

Dengan menumpang kereta api kecil kami mendaki Alishan, dari jendela kereta dapat terlihat pemandangan dari zona iklim yang berbeda.
 

Koeksistensi dengan Hutan

Aset Alishan tidak terbatas hanya pada jalur rel kereta dan kereta api, “Daya tarik Alishan adalah kombinasi dari ekologi hutan, teknologi kereta api, produksi kehutanan, kehidupan industri, humaniora dan seni. Huang Miao-hsiu mengatakan, “Semua yang berwujud dan tidak berwujud, bersama-sama menenun keunikan Alishan.”

Hingga sekarang ini, panorama matahari terbit Alishan menjadi ingatan tentang Taiwan di benak wisatawan manca negeri. Para pelancong sudah menanti matahari terbit di observatori Chusan di tengah pagi buta setiap harinya. Observatori Gunung Ogasawara (Xiaoliyuan) dengan pemandangan 360 derajat tanpa penghalang, Anda dapat menyaksikan puncak gunung Yushan, lapisan-lapisan pegunungan, dan lautan awan, bagaikan lukisan. Pada musim semi saatnya musim bunga sakura, musim gugur di Alishan adalah pentas bagi Ginkgo biloba dan maple merah, panorama malam hari Gunung Ogasawara (Xiaoliyuan) merupakan ruang pembelajaran astronomi, juga ada sekelompok pohon raksasa (Shenmu) yang telah berdiri di sana menghadapi terpaan hujan dan angin selama ribuan tahun.

Beberapa tahun terakhir, Biro Kehutanan mempromosikan “Terapi Hutan”, dan Alishan menjadi salah satu tempat demonstrasi. Wakil Sekjen Taiwan Forest Therapy Society, Paul Lin mengemukakan, penelitian  ilmiah telah membuktikan, mengikuti terapi hutan dengan bimbingan ahli, mengekplorasi alam dengan panca indra dapat meringankan kecemasan, menurunkan ketegangan dan emosi negatif lainnya, dari sisi psikologis juga bermanfaat untuk menurunkan detak jantung, tekanan darah dan lainnya. Paul Lin akan menjadwalkan peserta untuk berjalan lamban di jalan setapak gunung yang sepi, menikmati phytoncide hutan gunung; Berada di Observatori Chushan atau Xiaoliyuan setelah bubarnya kerumunan orang yang menyaksikan matahari terbit, menikmati waktu santai dan keheningan di seluruh gunung; Dengan kaki telanjang menginjak rerumputan, membuka telinga mendengarakan suara aliran sungai dan kicauan burung, merasakan alam dengan panca indra; atau mencari sebatang pohon besar, atau memeluknya, atau bersandar, berdiam menikmati waktu tenang sesaat bersamanya. Alishan memiliki banyak potensi untuk dijadikan lokasi terapi hutan internasional.

Stasiun Liyuanliao yang berada di ketinggian 904 m di atas permukaan laut terkenal dengan kunang-kunangnya, mendapat sebutan “jalur rel sungai kunang-kunang”. Desa Taixing yang terletak di antara Stasiun Liyuanliao dan Stasiun Jiaoliping menjadi tempat puluhan burung kuntul kerbau (Bubulcus coromandus) berimigrasi dari utara ke selatan, yang merupakan pemandangan khusus dan hanya dapat terlihat pada musim gugur.

Dalam kawasan rekreasi hutan Alishan terdapat burung-burung spesies endemic seperti Taiwan Lophura Swinhoii, Taiwan partridge, Mikado pheasant yang terkadang berkeliaran tidak takut dengan manusia, pada jalur Mingyue terdapat cagar alam angrek YiYe, observatori Xiaoliyuan terlihat kijang Reeve jalan berkeliaran bebas. Sebaris pemandangan penuh keharmonisan ini mengingatkan orang pada kebijakan kehutanan yang telah dilakukan selama ini. Dahulu menitikberatkan pada eksploitasi lahan hutan gunung, sekarang didasari dengan konsep “kehutanan berkesinambungan”, manusia sedang mencari arah terbaik menuju koeksistensi hidup bersama gunung dan hutan.

 

MORE

Seratusan Tahun Jalur Rel Kereta Api Lintas Hutan Alishan Lanskap Budaya Dunia