Tanggal 31 Januari 2024 Presiden Tsai Ing-wen menerima kunjungan delegasi analis kebijakan dan pakar dari Hudson Institute, sebuah wadah pemikir (think tank) yang berkantor pusat di Washington DC. Delegasi tersebut dipimpin oleh Ketua Dewan Pembina, Sarah May Stern, dan Presiden Hudson Institute, John Walters.
Presiden Tsai mengucapkan terima kasih atas kunjungan delegasi tersebut yang dilakukan tidak lama setelah pemilihan umum Taiwan. Proses pemilu yang terlaksana secara damai dan lancar, menunjukkan komitmen kuat Taiwan terhadap demokrasi.
Dalam kesempatan tersebut Presiden Tsai juga mengucapkan terima kasih kepada pemerintah dan Kongres AS atas bantuan keamanan untuk Taiwan melalui penjualan senjata secara rutin. Dengan diloloskannya Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional untuk Tahun Fiskal 2024 oleh Senat dan Dewan Perwakilan Rakyat AS, hubungan kemitraan keamanan bilateral antara kedua belah pihak terus meningkat secara substansial.
Hudson Institute adalah wadah pemikir kebijakan luar negeri dan keamanan yang sangat berpengaruh dalam pengambilan kebijakan di AS. Selama bertahun-tahun, lembaga tersebut dengan tegas mendukung Taiwan dengan melalui pengiriman delegasi, menyelenggarakan konferensi tentang isu terkait, menerbitkan artikel berisi pembelaan dan dukungan untuk Taiwan, dan berdiri bersama Taiwan dalam menghadapi agresi otoritarianisme.
Presiden Tsai menyampaikan Taiwan telah menjadi "Taiwan milik dunia" berkat dukungan dari lembaga dan mitra sehaluan lainnya. Presiden Tsai berjanji untuk terus memperkuat kerja sama dengan negara demokrasi lainnya dalam menghadapi isu-isu global.
Dalam pidato tanggapannya, Sarah May Stern mengatakan para anggota Hudson Institute percaya bahwa ikatan yang kuat antara Taiwan dan AS bermanfaat bagi seluruh komunitas internasional.
Sarah May Stern memuji kedewasaan sistem demokrasi di Taiwan, sebagaimana terlihat dari pemilihan umum yang baru-baru ini dilaksanakan secara kompetitif, adil, bebas, dan terbuka. Ia kemudian mengucapkan selamat kepada Presiden Tsai atas kemampuannya dalam salah satu posisi politik paling sulit di dunia.
